Minggu, 01 Desember 2019

ANTARA TEMAN YANG BAIK DAN TEMAN YANG BURUK


Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
مَثَلُ الْجَلِيسِ الصَّالِحِ وَالسَّوْءِ كَحَامِلِ الْمِسْكِ وَنَافِخِ الْكِيرِ، فَحَامِلُ الْمِسْكِ إِمَّا أَنْ يُحْذِيَكَ وَإِمَّا أَنْ تَبْتَاعَ مِنْهُ وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ مِنْهُ رِيحًا طَيِّبَةً، وَنَافِخُ الْكِيرِ إِمَّا أَنْ يُحْرِقَ ثِيَابَكَ وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ رِيحًا خَبِيثَةً
“Permisalan teman yang baik dan teman yang buruk adalah seperti penjual minyak wangi dan pandai besi. Penjual minyak wangi bisa jadi ia akan memberimu minyak wangi, atau engkau bisa membeli darinya, atau setidaknya engkau mendapatkan bau harum darinya. Sedangkan pandai besi, bisa jadi menyebabkan terbakarnya pakaianmu, atau engkau akan mendapatkan darinya bau tak sedap.” (HR. Bukhari 5534 dan Muslim 2628)

Jumat, 01 November 2019

KABAR GEMBIRA BAGI PARA PENGHAFAL HADITS DAN YANG MENYEBARKANNYA

Sesungguhnya mempelajari dan menghafalkan hadits-hadits yang shahih merupakan upaya yang sangat baik sekali dalam mengenal agama Islam dengan kemurniannya. Tentunya juga dalam memahaminya, yaitu dengan mengikuti pemahaman para ulama salaf dalam pengamalannya. Maka sesungguhnya menghafalkan hadits-hadits Nabi, mempelajarinya dan menyebarkannya adalah merupakan bentuk kita mengikuti jejak para ulama dalam menjaga agama Islam yang mulia ini dari berbagai macam penyimpangan. Dan hal ini memiliki keutamaan yang banyak, berikut ini di antaranya:

Selasa, 01 Oktober 2019

KEMULIAAN PARA ULAMA

Sudah menjadi ketetapan Allah bahwa orang yang berdakwah mengajak kepada kebenaran pasti akan mendapatkan ujian dalam dakwahnya, baik itu dari diri sendiri maupun orang lain. Mereka pun mendapatkan permusuhan dari orang-orang yang bodoh ataupun para pengikut dan penyeru kebatilan. Sehingga banyak di antara manusia yang kemudian melemparkan tuduhan palsu, mencela, dan memusuhi, bahkan memerangi para penyeru kebaikan, terutama kepada para ulama. Hal ini terjadi ketika para ulama dan para penyeru kebaikan menjelaskan tentang hakikat kesyirikan dan kebid’ahan serta bahayanya bagi umat.

Minggu, 01 September 2019

PESAN UNTUK PARA PEROKOK


Melihat para perokok di zaman ini persis seperti sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam tentang permisalan teman yang buruk; jika ia tidak membuatmu terbakar maka minimalnya engkau mencium bau tidak sedap dari asapnya. Persis: jika engkau tak mendapat contoh dan perlakuan akhlak buruk darinya, maka minimalnya engkau mencium bau rokok dan bau mulutnya.
Mestinya para perokok khawatir kalau-kalau betapa banyak orang yang menuntutnya kelak di hari kiamat, lantaran banyak orang yang terganggu dan terdzalimi dengan bau rokoknya. Sehingga betapa banyak pahala yang akan hilang darinya kelak.

Sabtu, 17 Agustus 2019

PELAJARILAH BAHASA ARAB


Betapa banyak ilmu yang luput dari kita ketika kita tak paham bahasa Arab, belum lagi kenikmatan dalam merenungi bacaan al-Qur’an, termasuk juga ketenangan dalam menghayati bacaan shalat, serta rasa penuh harap dan tunduk kepada Allah ketika kita berdoa menggunakan doa-doa berbahasa Arab.
Bahasa Arab adalah bahasa al-Qur’an Firman Rabb kita, bahasa Nabi kita shallallahu 'alaihi wa sallam dan para sahabat beliau radhiyallahu 'anhum, juga bahasa para ulama Islam. Bahasa Arab adalah bahasa kita kaum muslimin.
Kalau para ulama saja, yang mereka sehari-harinya berbicara bahasa Arab, mau mempelajari dan memperdalam ilmu bahasa Arab, apalagi kita… Tentulah kita lebih pantas dan lebih butuh untuk mempelajari bahasa Arab.

Senin, 15 Juli 2019

MENCATATLAH


Nikmatilah mencatat materi yang disampaikan guru atau ustadz saat pengajian. Sesungguhnya ada kenikmatan saat kita mencatat ilmu. Hal ini tentunya tidak dirasakan oleh orang yang tidak mencatat, apalagi oleh mereka yang tidak datang ke pengajian.
Di antara faedah utama mencatat saat pengajian adalah:
-          Lebih fokus dalam menyimak
-          Mengurangi rasa kantuk
-          Membantu memahami materi
-          Meraih inti kajian
-          Kapan saja mudah dimurajaah (dipelajari ulang), terutama saat lupa

Sabtu, 22 Juni 2019

PAHAMILAH KADAR DIRIMU


Al-Fudhail bin Iyadh rahimahullah berkata:
رَأْسُ الْأَدَبِ مَعْرِفَةُ الرَّجُلِ قَدْرَهُ
Pokok adab yang baik adalah pengenalan seseorang terhadap kadar dirinya.” (Al-Iqdul Farid 2/244, lihat Mawa'idhush Shalihina wash Shalihat hal. 144 karya Syaikh Hani al-Hajj hafidzahullah)
Ini adalah ucapan yang sedikit, namun sangat berfaedah, yang merupakan keistimewaan dari ucapan para ulama salaf. Orang yang tahu dan sadar akan kapasitas dirinya, dia akan berbuat sesuai apa yang ia miliki saja. Maka orang yang tahu bahwa dirinya tidak tahu, ia akan diam dan menuntut ilmu, bukan malah sok tahu. Dan ini adalah adab yang baik.

Sabtu, 11 Mei 2019

KETIKA KITA MENULIS


Di antara adab dalam berbicara dalam bermedia sosial, khususnya di grup WA yang disitu semua anggota bisa berkirim pesan, adalah hendaknya kita memperhatikan dan menimbang-nimbang ketika kita hendak menulis.
Ketika kita menulis; entah itu opini, tanggapan, komentar, kritikan, candaan, dan tulisan lainnya, lalu tulisan kita itu dibaca orang, maka itu berarti kita menyita waktu orang lain yang membaca tulisan kita. Belum lagi akibat yang dihasilkan dari tulisan tersebut, apakah baik ataukah buruk.
Oleh karena itu tulislah yang berfaedah, tulislah sesuatu yang memang perlu, atau mengandung manfaat, apalagi kalau tulisannya panjang. Jangan kita menghabiskan waktu orang lain untuk membaca tulisan kita yang tidak bermanfaat, apalagi mengandung syubhat atau keburukan.

Senin, 29 April 2019

LEBIH BAIK DARI DUNIA DAN SEISINYA, MAU?


Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
رَكْعَتَا الْفَجْرِ خَيْرٌ مِنَ الدُّنْيَا وَمَا فِيْهَا
“Dua raka'at fajar (shalat sunnah qabliyah shubuh) lebih baik daripada dunia dan seisinya.” (HR Muslim 725)
Ini baru keutamaan shalat qabliyah shubuh, apalagi shalat shubuhnya...
Namun betapa banyak kaum muslimin yang merasa sangat berat melaksanakannya, apalagi melangkahkan kakinya menuju masjid untuk shalat shubuh berjamaah.
Padahal, kalau bangun pagi sebelum shubuh untuk kegiatan lainnya begitu bersemangat. Contoh: bertani di sawah dan ladang, berdagang di pasar, berangkat ke pabrik atau kantor, dan... semisalnya... Termasuk nonton sepak bola.

Minggu, 31 Maret 2019

BERDZIKIR MENGINGAT ALLAH


Al-Fudhail bin Iyadh rahimahullah berkata:
ذِكْرُ النَّاسِ دَاءٌ وَذِكْرُ اللهِ دَوَاءٌ
Mengingat manusia adalah penyakit, sedangkan mengingat Allah adalah obat.” (Mawa’idhush Shalihina wash Shalihat karya Syaikh Hani al-Hajj hafidzahullah hal. 135)
--------
Abu Hatim rahimahullah berkata:
أَرْبَحُ التَّجَارَةِ ذِكْرُ اللهِ وَأَخْسَرُ التِّجَارَةِ ذِكْرُ النَّاسِ
Perdagangan yang paling menguntungkan adalah mengingat Allah, sedangkan perdagangan yang paling merugikan adalah mengingat manusia.” (Mawa’idhush Shalihina wash Shalihat karya Syaikh Hani al-Hajj hafidzahullah hal. 394)

Jumat, 08 Februari 2019

BAHAYA BID’AH

      Bid’ah atau yang didefinisikan oleh para ulama dengan perkara baru dalam agama yang tidak ada tuntunannya dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan para sahabat beliau radhiyallahu 'anhum, memiliki bahaya yang banyak bagi seorang hamba, sehingga kita harus waspada terhadapnya. Di antara bahaya-bahaya itu adalah sebagai berikut:
1.      Sebab perpecahan
Allah 'azza wa jalla berfirman:
وَلَا تَتَّبِعُوا السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَنْ سَبِيلِهِ
Janganlah kalian ikuti jalan-jalan yang lain (selain jalan Allah), karena itu akan mencerai beraikan kalian dari jalan-Nya.(QS. al-An’am [6]: 153).

Rabu, 06 Februari 2019

CONTOH-CONTOH BID’AH


Sebagaimana penjelasan para ulama, bahwa bid’ah adalah setiap amalan yang diada-adakan dalam agama Islam yang tidak pernah ada tuntunannya dari Nabi kita Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam dan para Sahabat beliau radhiyallahu 'anhum, maka kita bisa mengetahui bahwa contoh-contoh amalan bid’ah ada banyak sekali, baik menyangkut keyakinan, ucapan, ataupun perbuatan. Amalan-amalan bid’ah harus ditinggalkan dan dijauhi, karena ia adalah perbuatan dosa dan terlarang, meskipun nampak seperti ibadah, bahkan meskipun dianggap baik dan diamalkan oleh banyak orang. Abdullah bin Umar radhiyallahu 'anhuma berkata:
كُلُّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ وَإِنْ رَآهَا النَّاسُ حَسَنَةً
“Setiap bid’ah adalah sesat, meski manusia melihatnya sebagai sesuatu yang baik.” (Syarh Ushul I’tiqad Ahlis Sunnah wal Jamaah 1/126 karya Imam al-Lalika’i rahimahullah - Maktabah Syamilah)

Senin, 04 Februari 2019

MAKNA BID'AH


Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
أُوصِيكُمْ بِتَقْوَى اللَّهِ وَالسَّمْعِ وَالطَّاعَةِ وَإِنْ عَبْدًا حَبَشِيًّا، فَإِنَّهُ مَنْ يَعِشْ مِنْكُمْ بَعْدِيْ فَسَيَرَى اخْتِلَافًا كَثِيرًا، فَعَلَيْكُمْ بِسُنَّتِيْ وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الْمَهْدِيِّيْنَ الرَّاشِدِيْنَ تَمَسَّكُوْا بِهَا وَعَضُّوْا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ، وَإِيَّاكُمْ وَمُحْدَثَاتِ الأُمُوْرِ فَإِنَّ كُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ
“Aku wasiatkan kepada kalian agar selalu bertakwa kepada Allah, dan selalu mendengar dan taat (kepada pemimpin kalian) meskipun ia adalah seorang budak dari negeri Habasyah, sesungguhnya siapa di antara kalian yang masih hidup setelahku, maka ia akan melihat perpecahan yang banyak, maka berpegang teguhlah dengan sunnah (ajaran)ku dan sunnahnya al-Khulafa`ur Rasyidin yang mendapat petunjuk, penganglah ia erat-erat dan gigitlah ia dengan gigi geraham. Dan jauhilah oleh kalian perkara yang diada-adakan (dalam agama), karena setiap yang diada-adakan itu adalah bid’ah, dan setiap bid’ah adalah kesesatan.” (HR. Abu Dawud 4609, Ahmad 17144, Ibnu Majah 42, dishahihkan oleh Syaikh al-Albani dalam Shahihul Jami’is Shaghir 2549)

Selasa, 29 Januari 2019

SIBUKLAH MEMBICARAKAN TAUHID, JANGAN SIBUK MEMBICARAKAN POLITIK!


Di saat orang-orang banyak berbicara politik negeri ini. Mari kita sibukkan membicarakan dan mempelajari tauhid dan sunnah agar bisa kita amalkan, serta memahami syirik dan bid'ah agar bisa kita jauhi dan kita tinggalkan.
Karena itulah yang kita butuhkan. Kita butuh paham akan agama kita, kita butuh tambahan dan pemupuk keimanan, kita butuh berjalan dengan benar di atas jalannya orang-orang yang telah mendapat hidayah dari Allah ar-Rahman, mereka adalah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan para sahabat beliau radhiyallahu 'anhum, serta orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik.
Tidak ada perdebatan, tidak ada tukaran caci makian, tidak ada kedustaan. Semuanya jelas di atas wahyu al-Qur'an dan Sunnah sesuai pemahaman Salaful ummah.

Selasa, 08 Januari 2019

AHLUS SUNNAH WAL JAMA’AH Bukan Sekedar Pengakuan


Ahlus Sunnah wal Jama’ah adalah sebutan yang masyhur di tengah-tengah kaum muslimin. Tak heran, karena memang Ahlus Sunnah wal Jama’ah adalah sebuah nama yang disematkan kepada orang-orang atau kelompok yang berada di atas jalan yang lurus dan selamat. Ia selamat dari perpecahan dan kesesatan umat, bahkan ia selamat dari ancaman siksa api neraka yang menyala-nyala. Ahlus Sunnah wal Jama’ah akan terus ada dan senantiasa ditolong oleh Allah hingga akhir zaman. Namun mereka adalah orang-orang yang langka, karena mereka benar-benar berpegang teguh dengan al-Qur’an dan Sunnah, di saat yang lainnya terjatuh ke dalam kubangan hawa nafsu dan kesesatan, sehingga mereka pun menjadi orang-orang yang terasing.
Makna Ahlus Sunnah wal Jama’ah
Kata Ahlus Sunnah wal Jama’ah mengacu pada istilah Sunnah dan al-Jama’ah.
Al-Hafidz Ibnu Rajab al-Hambali rahimahullah mengatakan: “Sunnah adalah jalan yang ditempuh, yang mencakup berpegang teguh dengan apa yang dijalani oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan al-Khulafa’ur Rasyidin yang berupa keyakinan, amalan, dan ucapan. Inilah sunnah yang sempurna. Oleh karena itulah para ulama salaf terdahulu tidaklah memutlakkan nama sunnah kecuali apa yang mencakup hal tersebut seluruhnya.” (Jami’ul Ulum wal Hikam II/120)