Rabu, 23 Mei 2018

HADITS KE 08: MENGUAP ADALAH DARI SETAN


عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رضي الله عنه أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ: (( التَّثَاؤُبُ مِنَ الشَّيْطَانِ، فَإِذَا تَثَاءَبَ أَحَدُكُمْ فَلْيَرُدَّهُ مَا اسْتَطَاعَ ))
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Menguap adalah dari setan, oleh karena itu apabila kalian menguap maka tolaklah semampunya.” (HR. Bukhari 3289 dan Muslim 2994)
Pernahkah anda melihat atau membayangkan seseorang yang sedang berbicara di hadapan orang-orang, tapi tiba-tiba ia membuka mulutnya selebar-lebarnya tanpa menutupnya, sehingga seolah-olah ia akan menyedot semua yang ada di hadapannya?! Belum lagi jika ditambah suara khas orang menguap yang keluar dari mulutnya: “Haaah”. Tentunya ini bukanlah pemandangan yang indah bukan?! Justru sebaliknya, kita pasti merasa risih dan tidak enak jika melihatnya.

Tentu kita berharap seandainya orang tersebut memperbaiki adabnya di hadapan orang lain. Di sinilah letak salah satu keindahan Islam, yaitu bahwa Islam telah mengatur bagaimana adab-adab muslim dalam kesehariannya, sampai ketika seseorang itu menguap pun telah ada ajarannya, bahkan ketika adab ini dijalankan maka pelakunya akan mendapatkan pahala.
Maksud Menguap dari Setan
Tentang hadits di atas, Imam Ibnu Hajar al-Asqalani rahimahullah menukil perkataan ulama dalam penjelasannya: Imam Ibnu Baththal rahimahullah berkata: “Penyandaran menguap kepada setan maknanya adalah penyandaran kepada keridhaannya dan keinginannya. Maksudnya bahwa setan senang ketika melihat manusia menguap, karena saat itu adalah keadaan dimana manusia berubah rupanya, sehingga setan tertawa karenanya.” Imam Ibnul Arabi rahimahullah berkata: “Kami telah menjelaskan bahwa setiap perbuatan yang dibenci (dalam agama), maka syari’at menyandarkannya kepada setan; karena dialah yang menjadi perantaranya. Adapun setiap perbuatan baik, syari’at menyandarkannya kepada malaikat; karena dialah yang menjadi perantaranya.” (Fathul Bari Syarh Shahihil Bukhari 10/627)
Imam an-Nawawi rahimahullah berkata: Para ulama berkata: “Karena menguap itu kebanyakan disertai rasa berat di badan, rasa penat, malas, dan condong pada kemalasan, dan penyandarannya kepada setan adalah karena setanlah yang mengundang kepada syahwat.” (Al-Minhaj Syarh Shahih Muslim 4/322)
Allah Tidak Suka dengan Perbuatan Menguap
Dari penjelasan para ulama inilah kita mengetahui hikmah bahwasanya Allah tidak suka dengan perbuatan menguap, sehingga kita disuruh untuk menahan diri ketika akan menguap. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengabarkan hal ini melalui sabdanya:
إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْعُطَاسَ وَيَكْرَهُ التَّثَاؤُبَ فَإِذَا عَطَسَ فَحَمِدَ اللَّهَ فَحَقٌّ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ سَمِعَهُ أَنْ يُشَمِّتَهُ وَأَمَّا التَّثَاوُبُ فَإِنَّمَا هُوَ مِنَ الشَّيْطَانِ فَلْيَرُدَّهُ مَا اسْتَطَاعَ فَإِذَا قَالَ هَا ضَحِكَ مِنْهُ الشَّيْطَانُ.
“Sesungguhnya Allah menyukai bersin dan membenci menguap, maka ada seseorang bersin dan mengucapkan ‘alhamdulillah’, maka menjadi hak atas setiap muslim yang mendengarnya untuk mendoakannya (mengucapkan ‘yarhamukallah’). Adapun menguap, maka sesungguhnya ia berasal dari setan, maka hendaknya orang yang menguap menolaknya semampunya, jika ia berkata ‘Haa’, maka setan akan tertawa karenanya.” (HR. Bukhari 6223)
Dalam hadits ini juga terdapat adab ketika bersin, yaitu agar orang yang bersin ia mengucapkan “alhamdulillah”, dan bagi orang yang mendengarnya untuk mendoakannya dengan mengucapkan “yarhamukallah”.
Adab Saat Menguap
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam beliau bersabda:
إِذَا تَثَاوَبَ أَحَدُكُمْ فَلْيُمْسِكْ بِيَدِهِ عَلَى فِيهِ فَإِنَّ الشَّيْطَانَ يَدْخُلُ
“Jika salah seorang di antara kalian menguap, hendaknya ia menahan dengan tangannya di mulutnya, karena sesungguhnya setan masuk.” (HR. Muslim 2995)
Hadits ini mengandung petunjuk dari Nabi kita shallallahu 'alaihi wa sallam agar kita menutup mulut kita dengan tangan jika menguap, bahkan Imam Bukhari membuat bab tersendiri di dalam kitab shahihnya ketika meriwayatkan hadits tentang menguap nomor 6226 dengan judul:
بَابُ إِذَا تَثَاوَبَ فَلْيَضَعْ يَدَهُ عَلَى فِيهِ
“Bab: Jika seseorang bersin agar meletakkan tangannya di mulutnya.”
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam juga mengajari kita untuk menahan diri semampunya agar tidak jadi menguap:
إِذَا تَثَاوَبَ أَحَدُكُمْ فِى الصَّلاَةِ فَلْيَكْظِمْ مَا اسْتَطَاعَ فَإِنَّ الشَّيْطَانَ يَدْخُلُ
“Jika salah seorang di antara kalian menguap hendaknya ia menahan semampunya, karena sesungguhnya setan masuk.” (HR. Muslim 2995)
Imam an-Nawawi rahimahullah berkata: “Makna menahan adalah menahan (agar tidak menguap). Para ulama mengatakan: ‘Perintah menahan menguap dan menolaknya, serta menaruh tangan di mulut, adalah agar setan tidak sampai pada keinginannya; dengan berubahnya rupa orang yang menguap, setan masuk ke dalam mulutnya, dan ia tertawa karenanya.’ Allahu a’lam.” (Al-Minhaj Syarh Shahih Muslim 8/323)
Ibnul Arabi rahimahullah mengatakan: “Hendaknya menahan diri dari menguap dilakukan pada setiap keadaan. Sesungguhnya dikhususkannya shalat adalah karena shalat merupakan keadaan yang paling pantas untuk menahan diri dari menguap, karena menguap menyebabkan seseorang keluar dari rupanya yang bagus dan menyebabkan kebengkokan pada penampilannya.” (Fathul Bari Syarh Shahihil Bukhari 10/628)
Kesimpulan
Hendaknya orang yang menguap melaksanakan adab-adab yang diajarkan Islam agar ia berada di atas adab dan akhlak yang baik dan mendapatkan pahala dari amalannya itu. Maka beberapa hal yang bisa kita simpulkan dari pembahasan adab-adab menguap ini adalah:
1.      Allah 'azza wa jalla mencintai bersin dan membenci menguap.
2.      Setan suka jika ada seseorang menguap dan ia bisa masuk ke dalam mulut orang yang menguap.
3.      Orang yang menguap hendaknya menahannya agar tidak menguap.
4.      Tidak mengucapkan “Haa” jika menguap, karena hal itu membuat setan tertawa.
5.      Kita dianjurkan menutup mulut dengan tangan saat menguap.
6.      Islam telah mengajarkan adab-adab mulia kepada pemeluknya dengan begitu baik dan detail.
7.      Termasuk bentuk cinta kita kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam adalah dengan kita mengamalkan petunjuk beliau.
8.      Besarnya perhatian para ulama pada kaum muslimin, dengan menjelaskan adab-adab dalam Islam yang membuahkan kebaikan di kehidupan dunia dan akhirat.
9.      Mengamalkan adab-adab sesuai petunjuk Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam ketika menguap termasuk ibadah yang berpahala.
10.  Adab-adab menguap ini begitu mudah dilakukan dan memiliki hikmah yang baik, sehingga hendaknya kita pun bersemangat untuk selalu mengamalkannya, juga mengajarkannya kepada anak-anak kita dan saudara-saudara kita.
Demikian, semoga Allah memudahkan kita untuk beradab dengan adab-adab Islam yang telah diajarkan dengan begitu baik dalam agama kita, yang apabila kita mau mengamalkannya maka kita akan menjadi orang yang mulia. Sesungguhnya kemuliaan itu hanya didapat dengan kita mengamalkan ajaran Islam.
--------
Abu Ibrohim Ari bin Salimin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.