عَنْ
أَبِيْ هُرَيْرَةَ رضي الله عنه أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ:
(( السَّاعِيْ عَلَى الأَرْمَلَةِ
وَالْمِسْكِيْنِ كَالْمُجَاهِدِ فِيْ سَبِيْلِ اللهِ، - وَأَحْسِبُهُ قَالَ - وَكَالْقَائِمِ
الَّذِيْ لَا يَفْتُرُ وَكَالصَّائِمِ لَا يُفْطِرُ
))
Dari Abu Hurairah radhiyallahu
‘anhu, bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Orang yang mengurusi para janda dan orang-orang miskin adalah seperti orang
yang berjihad di jalan Allah -dan aku (perawi) mengira beliau pun bersabda-
seperti orang yang shalat malam terus menerus, dan seperti orang yang berpuasa tanpa
berbuka.” (HR. Bukhari 5353 dan Muslim 2982)
Hadits ini dengan
begitu jelas menunjukkan akan besarnya keutamaan mengurusi janda dan
orang-orang miskin, dengan memenuhi kebutuhan mereka atau membantu meringankan
beban mereka. Sesungguhnya para janda dan orang-orang miskin perlu mendapat
perhatian di dalam sebuah masyarakat. Mereka adalah orang-orang yang lemah, dan
Allah menolong umat ini dikarenakan orang-orang lemah di antara kita.
Rasulullah
shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
إِنَّمَا يَنْصُرُ اللهُ هَذِهِ الْأُمَّةَ بِضَعِيْفِهَا: بِدَعْوَتِهِمْ
وَصَلَاتِهِمْ وَإِخْلَاصِهِمْ
“Sesungguhnya Allah menolong umat ini adalah karena orang-orang
lemah di antara mereka, dengan sebab doa mereka, shalat mereka, dan keikhlasan
mereka.” (HR. an-Nasa`i 3178, dishahihkan oleh Syaikh al-Albani dalam Shahihut
Targhib wat Tarhib 6)
Beban Para Janda dan Orang-orang
Miskin
Seorang wanita yang
menjanda, ia menanggung beban yang berat. Betapa tidak, seorang perempuan yang
memiliki sifat kelemahan dibanding laki-laki harus menempati posisi sebagai
kepala rumah tangga, ia harus mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan
anak-anaknya sepeninggal suaminya, ia juga dituntut untuk menjadi pengganti
sosok seorang ayah sebagai pemimpin bagi anak-anaknya, sedangkan seorang wanita
disifati kurang akal dan agamanya. Di sisi lain ia juga harus lebih ekstra menjaga
kehormatannya disamping keinginannya memenuhi tuntutan biologisnya sebagai
seorang manusia. Belum lagi terkadang ada orang-orang di sekitarnya yang menaruh
rasa curiga dan buruk sangka terhadapnya karena keadaannya sebagai janda. Sementara
dengan berbagai masalah yang ia hadapi, tidak ada sandaran seorang suami yang
mengayominya dan menjadi tempat untuknya meluapkan perasaan-perasaannya.
Demikian pula
orang-orang yang miskin, mereka selalu hidup dalam kesusahan dan kesedihan
memikirkan kebutuhan yang bisa mencukupi dirinya dan keluarganya. Belum lagi
terkadang orang-orang miskin harus berat memikirkan dirinya atau keluarganya
ketika sakit parah. Tak jarang ketika sakit keras, mereka pun harus benar-benar
menahan penderitaan sakitnya karena mereka tak memiliki uang untuk berobat.
Tidak jarang mereka
para janda dan orang-orang miskin tak tahu apa yang bisa diberikan untuk makan
anak-anak dan keluarga yang menjadi tanggungan mereka. Bisa jadi ketika orang
lain tertidur nyenyak, justru mereka melewati malam-malam mereka dalam kondisi
kelaparan, mereka menangis sambil menatap wajah anak-anak mereka yang masih
kecil-kecil dan polos, sambil berpikir apa yang bisa mengisi perut mereka besok
pagi.
Ketika para janda
dicukupi kebutuhannya, maka mereka akan lebih bisa menjaga diri mereka dan
kehormatan mereka dengan tetap berada di rumah mengurus anak-anak mereka.
Demikian pula orang-orang miskin, mereka akan sangat terbantu dan tercukupi,
sehingga membuat mereka bisa keluar dari kemiskinannya atau bisa sedikit keluar
dari kesulitannya.
Maka dari itulah
Islam memotivasi pemeluknya untuk mengurusi janda dan orang-orang miskin dengan
keutamaan yang besar. Seberapa besarkah keutamaan tersebut? Dalam hadits di
atas, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menerangkan bahwa
keutamaan mengurusi janda dan orang-orang miskin adalah seperti orang yang
berjihad di jalan Allah, seperti orang yang shalat malam terus menerus, dan
seperti orang yang berpuasa tanpa berbuka. Kini mari kita simak masing-masing
dari keutamaannya!
Keutamaan Berjihad di Jalan Allah
Allah subhanahu
wa ta'ala berfirman menjelaskan keutamaan berjihad di jalan-Nya:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا هَلْ أَدُلُّكُمْ عَلَى تِجَارَةٍ
تُنْجِيكُمْ مِنْ عَذَابٍ أَلِيمٍ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ
وَتُجَاهِدُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ بِأَمْوَالِكُمْ وَأَنْفُسِكُمْ ذَلِكُمْ
خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ يَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ
وَيُدْخِلْكُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ وَمَسَاكِنَ
طَيِّبَةً فِي جَنَّاتِ عَدْنٍ ذَلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ
“Hai orang-orang yang beriman, maukah
kalian Aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkanmu dari azab yang
pedih? (Yaitu) kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan berjihad di jalan
Allah dengan harta dan jiwa kalian. Itulah yang lebih baik bagimu jika kamu
mengetahui. Niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosamu dan memasukkanmu ke dalam
surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; dan (memasukkan kamu) ke tempat
tinggal yang baik di dalam Surga ‘Adn. Itulah keberuntungan yang besar.” (QS.
ash-Shaf [61]: 10-12)
Keutamaan Shalat Malam
Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda:
يَا أَيُّهَا اَلنَّاسُ! أَفْشُوا السَّلَامَ وَصِلُوا الأَرْحَامَ، وَأَطْعِمُوْا
اَلطَّعَامَ، وَصَلُّوْا بِاللَّيْلِ وَالنَّاسُ نِيَامٌ، تَدْخُلُوا الجَنَّةَ بِسَلَامٍ
“Wahai manusia! Sebarkanlah salam, sambunglah
silaturahim, berilah makan, shalatlah di waktu malam di saat manusia yang lain tidur,
kalian akan masuk ke dalam surga dengan penuh keselamatan.” (HR. Ibnu Majah
1334, dishahihkan Syaikh al-Albani dalam Shahihut Targhib wat Tarhib
616)
Keutamaan Berpuasa
Dari Abu Sa’id radhiyallahu
‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ صَامَ يَوْمًا فِيْ سَبِيلِ اللَّهِ بَعَّدَ اللَّهُ وَجْهَهُ عَنِ
النَّارِ سَبْعِينَ خَرِيفًا
“Barangsiapa berpuasa satu hari di jalan Allah, maka
Allah akan menjauhkan wajahnya dari neraka sejauh perjalanan 70 tahun.” (HR.
Bukhari 2840 dan Muslim 1153)
Itulah di antara
keutamaan berjihad, shalat malam, dan berpuasa. Sampai di sini kita mengetahui begitu
besarnya keutamaan yang terkandung dalam perbuatan mengurusi janda dan
orang-orang miskin. Sudah sepantasnya hal ini menjadi motivasi bagi orang-orang
yang diberi kelebihan harta, ini adalah ladang pahala sangat yang besar bagi
mereka. Harta manusia yang sesungguhnya adalah apa yang ia infakkan untuk
kebaikan. Harta itulah yang kelak akan bermanfaat baginya setelah kematian. Maka
pada hadits tentang mengurusi janda di atas juga terdapat keutamaan bagi
orang-orang yang menikahi janda, karena dengan menikahinya seseorang bisa menafkahinya
dengan nafkah lahir dan batin sekaligus. Semoga Allah meringankan beban
saudara-saudari kita yang sedang mengalami kesulitan dimanapun mereka berada,
dan semoga Allah memudahkan kita untuk bisa selalu berinfak di jalan-Nya.
--------
Abu Ibrohim Ari bin Salimin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.