عَنْ
أَبِيْ هُرَيْرَةَ رضي الله عنه أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ:
(( التَّثَاؤُبُ مِنَ الشَّيْطَانِ،
فَإِذَا تَثَاءَبَ أَحَدُكُمْ فَلْيَرُدَّهُ مَا اسْتَطَاعَ
))
Dari Abu Hurairah radhiyallahu
‘anhu, bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Menguap adalah dari setan, oleh karena itu apabila kalian menguap maka
tolaklah semampunya.” (HR. Bukhari 3289 dan Muslim 2994)
Pernahkah anda
melihat atau membayangkan seseorang yang sedang berbicara di hadapan orang-orang,
tapi tiba-tiba ia membuka mulutnya selebar-lebarnya tanpa menutupnya, sehingga
seolah-olah ia akan menyedot semua yang ada di hadapannya?! Belum lagi jika
ditambah suara khas orang menguap yang keluar dari mulutnya: “Haaah”. Tentunya
ini bukanlah pemandangan yang indah bukan?! Justru sebaliknya, kita pasti
merasa risih dan tidak enak jika melihatnya.
Tentu kita berharap
seandainya orang tersebut memperbaiki adabnya di hadapan orang lain. Di sinilah
letak salah satu keindahan Islam, yaitu bahwa Islam telah mengatur bagaimana
adab-adab muslim dalam kesehariannya, sampai ketika seseorang itu menguap pun
telah ada ajarannya, bahkan ketika adab ini dijalankan maka pelakunya akan
mendapatkan pahala.
Maksud Menguap dari Setan
Tentang hadits di
atas, Imam Ibnu Hajar al-Asqalani rahimahullah menukil perkataan ulama
dalam penjelasannya: Imam Ibnu Baththal rahimahullah berkata:
“Penyandaran menguap kepada setan maknanya adalah penyandaran kepada
keridhaannya dan keinginannya. Maksudnya bahwa setan senang ketika melihat
manusia menguap, karena saat itu adalah keadaan dimana manusia berubah rupanya,
sehingga setan tertawa karenanya.” Imam Ibnul Arabi rahimahullah
berkata: “Kami telah menjelaskan bahwa setiap perbuatan yang dibenci (dalam
agama), maka syari’at menyandarkannya kepada setan; karena dialah yang menjadi
perantaranya. Adapun setiap perbuatan baik, syari’at menyandarkannya kepada
malaikat; karena dialah yang menjadi perantaranya.” (Fathul Bari Syarh
Shahihil Bukhari 10/627)
Imam an-Nawawi rahimahullah
berkata: Para ulama berkata: “Karena menguap itu kebanyakan disertai rasa berat
di badan, rasa penat, malas, dan condong pada kemalasan, dan penyandarannya
kepada setan adalah karena setanlah yang mengundang kepada syahwat.” (Al-Minhaj
Syarh Shahih Muslim 4/322)
Allah Tidak Suka dengan Perbuatan
Menguap
Dari penjelasan
para ulama inilah kita mengetahui hikmah bahwasanya Allah tidak suka dengan
perbuatan menguap, sehingga kita disuruh untuk menahan diri ketika akan
menguap. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengabarkan hal ini
melalui sabdanya:
إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْعُطَاسَ وَيَكْرَهُ التَّثَاؤُبَ فَإِذَا
عَطَسَ فَحَمِدَ اللَّهَ فَحَقٌّ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ سَمِعَهُ أَنْ يُشَمِّتَهُ
وَأَمَّا التَّثَاوُبُ فَإِنَّمَا هُوَ مِنَ الشَّيْطَانِ فَلْيَرُدَّهُ مَا
اسْتَطَاعَ فَإِذَا قَالَ هَا ضَحِكَ مِنْهُ الشَّيْطَانُ.
“Sesungguhnya Allah menyukai bersin dan membenci menguap,
maka ada seseorang bersin dan mengucapkan ‘alhamdulillah’, maka menjadi hak
atas setiap muslim yang mendengarnya untuk mendoakannya (mengucapkan
‘yarhamukallah’). Adapun menguap, maka sesungguhnya ia berasal dari setan, maka
hendaknya orang yang menguap menolaknya semampunya, jika ia berkata ‘Haa’, maka
setan akan tertawa karenanya.” (HR. Bukhari 6223)
Dalam hadits ini
juga terdapat adab ketika bersin, yaitu agar orang yang bersin ia mengucapkan
“alhamdulillah”, dan bagi orang yang mendengarnya untuk mendoakannya dengan
mengucapkan “yarhamukallah”.
Adab Saat Menguap
Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam beliau bersabda:
إِذَا تَثَاوَبَ أَحَدُكُمْ فَلْيُمْسِكْ بِيَدِهِ عَلَى فِيهِ
فَإِنَّ الشَّيْطَانَ يَدْخُلُ
“Jika salah seorang di antara kalian menguap, hendaknya
ia menahan dengan tangannya di mulutnya, karena sesungguhnya setan masuk.” (HR.
Muslim 2995)
Hadits ini
mengandung petunjuk dari Nabi kita shallallahu 'alaihi wa sallam agar
kita menutup mulut kita dengan tangan jika menguap, bahkan Imam Bukhari membuat
bab tersendiri di dalam kitab shahihnya ketika meriwayatkan hadits tentang
menguap nomor 6226 dengan judul:
بَابُ إِذَا تَثَاوَبَ فَلْيَضَعْ يَدَهُ عَلَى فِيهِ
“Bab: Jika seseorang bersin agar meletakkan tangannya di
mulutnya.”
Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam juga mengajari kita untuk menahan diri semampunya agar
tidak jadi menguap:
إِذَا تَثَاوَبَ أَحَدُكُمْ فِى الصَّلاَةِ فَلْيَكْظِمْ مَا
اسْتَطَاعَ فَإِنَّ الشَّيْطَانَ يَدْخُلُ
“Jika salah seorang di antara kalian menguap hendaknya ia
menahan semampunya, karena sesungguhnya setan masuk.” (HR. Muslim 2995)
Imam an-Nawawi rahimahullah
berkata: “Makna menahan adalah menahan (agar tidak menguap). Para ulama
mengatakan: ‘Perintah menahan menguap dan menolaknya, serta menaruh tangan di
mulut, adalah agar setan tidak sampai pada keinginannya; dengan berubahnya rupa
orang yang menguap, setan masuk ke dalam mulutnya, dan ia tertawa karenanya.’ Allahu
a’lam.” (Al-Minhaj Syarh Shahih Muslim 8/323)
Ibnul Arabi rahimahullah
mengatakan: “Hendaknya menahan diri dari menguap dilakukan pada setiap keadaan.
Sesungguhnya dikhususkannya shalat adalah karena shalat merupakan keadaan yang
paling pantas untuk menahan diri dari menguap, karena menguap menyebabkan
seseorang keluar dari rupanya yang bagus dan menyebabkan kebengkokan pada
penampilannya.” (Fathul Bari Syarh Shahihil Bukhari 10/628)
Kesimpulan
Hendaknya orang
yang menguap melaksanakan adab-adab yang diajarkan Islam agar ia berada di atas
adab dan akhlak yang baik dan mendapatkan pahala dari amalannya itu. Maka
beberapa hal yang bisa kita simpulkan dari pembahasan adab-adab menguap ini
adalah:
1.
Allah 'azza
wa jalla mencintai bersin dan membenci menguap.
2.
Setan suka
jika ada seseorang menguap dan ia bisa masuk ke dalam mulut orang yang menguap.
3.
Orang yang
menguap hendaknya menahannya agar tidak menguap.
4.
Tidak
mengucapkan “Haa” jika menguap, karena hal itu membuat setan tertawa.
5.
Kita
dianjurkan menutup mulut dengan tangan saat menguap.
6.
Islam telah
mengajarkan adab-adab mulia kepada pemeluknya dengan begitu baik dan detail.
7.
Termasuk
bentuk cinta kita kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam adalah
dengan kita mengamalkan petunjuk beliau.
8.
Besarnya
perhatian para ulama pada kaum muslimin, dengan menjelaskan adab-adab dalam
Islam yang membuahkan kebaikan di kehidupan dunia dan akhirat.
9.
Mengamalkan
adab-adab sesuai petunjuk Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam ketika
menguap termasuk ibadah yang berpahala.
10. Adab-adab menguap ini begitu mudah dilakukan dan memiliki
hikmah yang baik, sehingga hendaknya kita pun bersemangat untuk selalu
mengamalkannya, juga mengajarkannya kepada anak-anak kita dan saudara-saudara
kita.
Demikian, semoga
Allah memudahkan kita untuk beradab dengan adab-adab Islam yang telah diajarkan
dengan begitu baik dalam agama kita, yang apabila kita mau mengamalkannya maka
kita akan menjadi orang yang mulia. Sesungguhnya kemuliaan itu hanya didapat
dengan kita mengamalkan ajaran Islam.
--------Abu Ibrohim Ari bin Salimin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.