Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
مَثَلُ الْجَلِيسِ
الصَّالِحِ وَالسَّوْءِ كَحَامِلِ الْمِسْكِ وَنَافِخِ الْكِيرِ، فَحَامِلُ الْمِسْكِ
إِمَّا أَنْ يُحْذِيَكَ وَإِمَّا أَنْ تَبْتَاعَ مِنْهُ وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ مِنْهُ
رِيحًا طَيِّبَةً، وَنَافِخُ الْكِيرِ إِمَّا أَنْ يُحْرِقَ ثِيَابَكَ وَإِمَّا أَنْ
تَجِدَ رِيحًا خَبِيثَةً
“Permisalan teman yang baik dan teman yang buruk adalah seperti
penjual minyak wangi dan pandai besi. Penjual minyak wangi bisa jadi ia akan
memberimu minyak wangi, atau engkau bisa membeli darinya, atau setidaknya
engkau mendapatkan bau harum darinya. Sedangkan pandai besi, bisa jadi
menyebabkan terbakarnya pakaianmu, atau engkau akan mendapatkan darinya bau tak
sedap.” (HR. Bukhari 5534 dan Muslim 2628)
Mutharrif bin Abdillah rahimahullah berkata:
جَلِيْسُ الصَّالِحِ
خَيْرٌ مِن الوَحْدَةِ، وَالوَحْدَةُ خَيْرٌ مِنْ جَلِيْسِ السَّوْءِ
“Teman duduk yang shalih lebih baik daripada sendirian, dan
sendirian itu lebih baik daripada teman duduk yang jelek.” (Az-Zuhud
Imam Ahmad 195, Lihat Mawa'idhush Shalihina Washshalihat karya Syaikh
Hani al-Hajj hafidzahullah hal. 423)
Teman yang baik akan selalu mengajakmu kepada kebaikan.
Jika engkau mau memenuhi ajakannya, engkau akan terbiasa bersamanya untuk
selalu berada di atas kebaikan. Bahkan ia akan selalu mendoakan kebaikan
untukmu dan doa agar engkau bisa istiqamah selalu, sehingga hidupmu benar-benar
menjadi penuh dengan kebaikan.
Jika engkau tak mau diajak pada kebaikan, maka ia tetap
akan mendoakanmu secara diam-diam, agar kamu mendapat hidayah dan terjaga dari
keburukan.
Sedangkan teman yang buruk, maka ia akan selalu mengajak
kepada keburukan. Jika engkau mau memenuhi ajakan mereka, maka mereka akan
mendukungmu, memujimu, dan menyoraki keberhasilanmu dalam mengerjakan keburukan
itu. Hingga engkau pun terbiasa menjadi manusia-manusia buruk seperti mereka
atau bahkan lebih buruk lagi.
Jika engkau tak mau mengikuti mereka, maka dengan serta
merta mereka akan membencimu, mengejekmu dan mencelamu, serta memasang muka
masam di hadapanmu, bahkan bisa jadi mereka tak segan-segan untuk menyakitimu
atau mencelakakanmu.
Kemudian pahamilah bahwa teman yang baik itu langka, namun
jika engkau benar-benar mencari dan ingin mendapatkan teman-teman yang baik,
maka insyaallah Allah akan mendekatkan mereka kepadamu. Jika mereka telah
engkau temukan, maka janganlah kau jauhi, tapi dekatilah dan akrablah bersama
mereka.
Sedangkan teman yang buruk itu terlalu banyak, begitu
mudah menemukannya, dan juga mudah untuk sejalan dengan mereka. Karena
keburukan itu sejalan dengan hawa nafsu yang selalu menyuruh pada keburukan,
yang bahkan pada dirimu sendiri pun kerap kali hawa nafsu itu mengajakmu pada
keburukan.
Maka hati-hati lah dalam memilih teman, khususnya teman
akrab, apalagi pasangan hidup. Nabi kita yang mulia 'alaihish shalatu wassalam
telah bersabda:
الرَّجُلُ عَلَى
دِينِ خَلِيلِهِ، فَلْيَنْظُرْ أَحَدُكُمْ مَنْ يُخَالِلُ
“Seseorang itu sesuai dengan agama teman dekatnya, maka hendaklah
salah seorang di antara kalian melihat siapakah yang dia jadikan teman dekat.”
(HR. at-Tirmidzi 2378, dishahihkan oleh Syaikh al-Albani dalam Shahihut
Tirmidzi 2378)
Semoga Allah mengaruniakan kepada kita teman-teman dekat
yang shalih/shalihah.
--------
Abu Ibrohim Ari bin Salimin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.