Alhamdulillah, washshalaatu
wassalaamu ‘ala rasulillah wa ‘ala alihi washahbihi waman walah
Kaum muslimin rahimani
warahimakumullah
Sesungguhnya sebagai manusia, kita
adalah hamba Allah yang lemah yang sangat butuh kepada-Nya. Betapa tidak, jika
tak makan kitapun lapar, jika tak minum kitapun haus, jika tak bisa buang air
kitapun sakit, bahkan jika tak bisa bernafas kitapun mati. Ya, kita adalah
hamba Allah yang lemah…
Lalu sadarkah kita, bahwa tak
henti-hentinya Allah melimpahkan riziki-Nya kepada kita? Siang dan malam,
setiap hari, bahkan setiap saat. Berbagai nikmat yang kini telah kita rasakan,
yang sedang kita rasakan dan yang akan kita rasakan, semuanya adalah berasal
dari Allah subhanahu wa ta'ala.
Akan tetapi kita sebagai manusia justru
membalas limpahan rizki ini dengan berbagai macam perbuatan dosa yang terus
menerus.
Kita disuruh taat, justru kita
bermaksiat…
Kita disuruh beribadah, justru kita
meninggalkannya…
Kita disuruh menjauhi perbuatan dosa,
justru kita malah mendatanginya…
Makhluk apakah kita??!
Kaum muslimin rahimani
warahimakumullah
Maka sadarilah, bahwa kita sebagai hamba
Allah harus selalu bersyukur kepada-Nya.
Bersyukur dalam arti yang sebenarnya.
Yaitu dengan mengungkapkan rasa syukur kita dengan kecintaan kepada Allah sang
Pemberi nikmat. Yang kita wujudkan dengan amalan ketaatan lisan dan anggota
badan.
Karena sesungguhnya orang yang bersyukur
akan selalu taat kepada yang disyukuri. Orang yang mencintai akan selalu taat
kepada yang dia cintai. Maka Allah subhanahu
wa ta'ala telah berfirman dalam surat Ali Imran ayat 31:
قُلْ إِنْ
كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ
لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ
“Katakanlah (wahai
Nabi Muhammad): "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku,
niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun
lagi Maha Penyayang.”
Dari ayat ini kita mengetahui bahwa rasa
syukur kita kepada Allah, rasa cinta kita kepada Allah, adalah dengan kita
mentaati Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Karena ketika kita
taat kepada Rasulullah berarti kita telah taat kepada Allah.
Kaum muslimin rahimani
warahimakumullah
Mari kita renungkan…!
Allah dan Rasu-lNya menyuruh kita
shalat, kita malah bermalas-malasan! Apakah kita hamba yang bersyukur??!
Allah dan Rasul-Nya menyuruh kita puasa
Ramadhan, kita malah enggan dan banyak alasan! Apakah kita hamba yang bersyukur??!
Allah dan Rasul-Nya menyuruh kita
membaca al-Qur’an, kita malah lebih memilih mendengarkan musik, sibuk dengan
dunia maya dan membaca koran! Apakah kita hamba yang bersyukur??!
Allah dan Rasul-Nya menyuruh kita
berbuat jujur, kita malah sering berbohong dan tidak jujur! Apakah kita hamba
yang bersyukur??!
Kemanakah semua nikmat Allah yang telah
kita terima dan telah kita rasakan??!
Allah subhanahu wa ta'ala telah mengulang-ulangi
sebuah ayat dalam surat ar-Rahman:
فَبِأَيِّ
آلَاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ
“Maka
nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?”
Maka tidak diragukan lagi, bahwa rasa
syukur yang sejati adalah dengan mentaati Allah ta'ala Yang Maha
Pemberi, dan mentaati Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam seorang
nabi yang ummiy.
Kaum muslimin rahimani
warahimakumullah
Berarti bersyukur itu butuh kepada ilmu,
karena dengan ilmu kita akan mengetahui dan bisa membedakan mana yang taat dan
mana yang maksiat. Sehingga dengan ilmu kita akan menjadi hamba Allah yang
selalu mensyukuri nikmat-Nya dengan melaksanakan ketaatan terhadap perintah
Allah dan perintah Rasul-Nya.
Maka marilah kita menuntut ilmu agama,
agar kita menjadi hamba-hambaNya yang bersyukur. Setiap muslim wajib menuntut
ilmu agamanya.
Semoga Allah subhanahu wa ta'ala
menjadikan kita termasuk ke dalam golongan hamba-hambaNya yang selalu bersyukur
atas segala nikmat-Nya.
Washallallahu wasallama ‘ala
nabiyyina Muhammadin wa ‘ala aalihi, washahbihi ajma’iin.
Wassalamu ‘alaikum warahmatullahi
wabarakatuh.
-------------
Abu Ibrohim Ari bin Salimin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.