Mungkin
terkadang kita merasa risih, ketika sering mendapat nasehat dari orang yang
paham agama atau orang yang peduli dengan agamanya, agar kita selalu bertakwa,
selalu mentaati Allah dan menjauhi larangan-Nya. Entah itu orang tua, saudara,
kerabat, ustadz, teman atau bahkan dari orang yang belum begitu kita kenal.
Bahkan mungkin kita tak malu-malu memprotes dan mendebatnya.
Disuruh inilah, diajak itulah...
Gak boleh ini lah, gak boleh itu lah...
Sehingga kita pun bermuka masam.
Namun
ingatlah, di sisi lain kita mesti sadar, bahwa mereka melakukan hal itu adalah
karena mereka peduli dengan kita, peduli dengan keselamatan kita, di dunia
maupun di akhirat.
Karena
sebagai manusia kita harus paham, bahwa hawa nafsu ini selalu menyuruh pada
keburukan, bahkan menyenanginya. Bahkan kita dituntut untuk mengendalikan diri
kita agar tunduk kepada aturan Allah yang telah menciptakan kita.
Karena di
dunia ini kita sedang diuji. Allah pun telah menyediakan Surga sebagai motivasi
bagi yang mentaati-Nya serta bersabar di atasnya, dan menyediakan Neraka
sebagai ancaman bagi yang mendurhakai-Nya.
Kita tahu
hal itu, namun seolah-olah kita sering mengabaikannya. Kita pun beralasan guna
menghibur diri dan menghiasi kesalahan kita sendiri, padahal kita tahu
perbuatan kita itu keliru.
"Ah, ini kan cuma sedikit, ini kan
cuma begini, cuma begitu."
"Kan cuma sekali, besok kan nggak
lagi, nanti kan saya taubat."
"Wah, nggak gitu juga gak papa,
nggak melaksanakan ini juga gak papa."
Saudaraku,
saudariku...
Memang
hidup ini adalah perjuangan. Perjuangan untuk meraih ketakwaan, untuk menjadi
hamba Allah yang sebenar-benarnya.
Ketika kita
merasa bahwa perbuatan kita itu melanggar syari'at Allah, maka itulah pertanda
bahwa ada keimanan dalam diri kita. Itu adalah kode dari keimanan kita agar
kita meninggalkannya, meskipun jiwa kita dan juga setan berbisik bahwa itu
tidak apa-apa.
Maka
hendaknya kita lebih condong kepada keimanan kita, sebelum ia terkalahkan, atau
bahkan tertutupi oleh maksiat yang dilakukan dan dibela oleh diri kita sendiri.
Inilah
peperangan, inilah petempuran, inilah jihad. Jihad melawan hawa nafsu, agar ia
mau selalu tunduk kepada aturan Allah 'azza wajalla.
Di sinilah
hendaknya kita merasa terbantu dengan saudara saudari kita yang peduli pada
diri kita, dengan nasehat-nasehat yang mereka sampaikan.
Justru
mereka sedang berbuat baik kepada kita, meskipun sepertinya mereka
menghalang-halangi kita dari keinginan kita. Namun sadarilah, bahwa justru
mereka sedang menghalangi kita dari api Neraka yang menyala-nyala.
Semoga Allah mengampuni dosa-dosa kita
dan mereka.
وَذَكِّر فَإِنَّ
الذِّكرَى تَنفَعُ الْمُؤمِنِينَ
“Dan tetaplah memberi peringatan,
karena sesungguhnya peringatan itu bermanfaat bagi orang-orang yang beriman.”
(QS. adz-Dzariyat [51]: 55)
Mari
berjuang meraih ketakwaan! Semoga Allah mudahkan.
--------
Abu Ibrohim Ari bin
Salimin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.