Saudaraku yang masih
meninggalkan shalat…
Apakah yang membuatmu merasa
berat untuk melakukan shalat?
Beratkah engkau melangkahkan
kakimu menuju rumah Allah?
Bukankah engkau mendengar
adzan dan iqamah lima kali setiap hari?
Tidak cukupkah itu sebagai
pengingat bagimu bahwa kewajibanmu telah tiba?
Bukankah engkau tahu siapa
yang telah menyuruhmu mengerjakan shalat?
Dialah Allah ta'ala
yang amat kuasa mencabut segala kenikmatan yang ada padamu dalam sekejap.
Bukankah Allah yang telah
membuatmu bisa mendengar? membuatmu bisa melihat? membuat kakimu bisa berjalan?
Mengapa engkau tidak menggunakannya untuk mengerjakan shalat menyambut
seruan-Nya?
Bukankah Allah yang telah
memberimu kesehatan dan kehidupan? Mengapa engkau tidak menggunakannya untuk
memenuhi perintah-Nya sebelum datang rasa sakit dan kematian?
Bukankah Allah yang telah
memberi dan menjamin rizkimu? Mengapa engkau tidak menyempatkan sejenak saja
untuk bersyukur pada-Nya dengan mentaati-Nya?
Saudaraku, sampai kapankah
engkau meninggalkan shalat?
Apakah engkau baru akan
teringat ketika Malaikat Maut mencabut nyawamu? Sehingga engkau pun berkata:
رَبِّ لَوْلَا
أَخَّرْتَنِي إِلَى أَجَلٍ قَرِيبٍ فَأَصَّدَّقَ وَأَكُنْ مِنَ الصَّالِحِينَ
“Ya
Rabb-ku, sekiranya Engkau berkenan menunda (kematian)ku sedikit waktu lagi,
agar aku bisa bersedekah dan aku akan termasuk orang-orang yang shalih.”
(QS. al-Munafiqun [63]: 10)
Jika begitu, maka
ingatlah bahwasanya Allah subhanahu wa ta'ala telah berfirman:
وَلَنْ
يُؤَخِّرَ اللَّهُ نَفْسًا إِذَا جَاءَ أَجَلُهَا
“Dan Allah tidak akan
menunda (kematian) seseorang apabila waktu kematiannya telah datang.” (QS.
al-Munafiqun [63]: 11)
Ataukah engkau baru
akan teringat ketika engkau telah terbujur kaku menjadi mayat? Dan engkau pun berkata:
رَبِّ ارْجِعُونِ لَعَلِّي
أَعْمَلُ صَالِحًا فِيمَا تَرَكْتُ
“Ya Tuhanku, kembalikanlah aku (ke dunia) agar aku bisa berbuat amal shalih yang dulu telah aku
tinggalkan.” (QS. al-Mu’minun [23]: 99-100)
Jika begitu, maka
ingatlah bahwasanya Allah 'azza wa jalla telah berfirman:
كَلَّا إِنَّهَا كَلِمَةٌ
هُوَ قَائِلُهَا وَمِنْ وَرَائِهِمْ بَرْزَخٌ إِلَى يَوْمِ يُبْعَثُونَ
“Sekali-kali tidak.
Sesungguhnya itu hanyalah perkataan yang diucapkannya saja. Dan di hadapan
mereka ada dinding (penghalang) sampai hari mereka dibangkitkan.” (QS. al-Mu’minun [23]: 100)
Maka sadarlah wahai
saudaraku, hidup ini adalah hidup yang singkat. Apapun yang kita lakukan di
dunia ini pasti ada pertanggungjawabannya di hadapan Allah Sang Pemberi nikmat.
Alasan apakah yang akan
engkau utarakan kepada Allah kelak di hari Kiamat jika engkau meninggalkan
shalat?!
Kasihanilah dirimu, takutlah
kepada Allah atas neraka yang menyala-nyala yang telah dipersiapkan untuk
orang-orang yang meninggalkan shalat.
Allah subhanahu wa
ta'ala telah berfirman:
مَا سَلَكَكُمْ فِي سَقَرَ
قَالُوا لَمْ نَكُ مِنَ الْمُصَلِّينَ
“‘Apakah yang memasukkan kalian ke dalam neraka saqar?’ Mereka
menjawab: ‘Kami dahulu tidak termasuk orang-orang yang mengerjakan shalat.’”
(QS. al-Muddatstsir [74]: 42-43)
Dan sesungguhnya Nabi kita yang
tercinta shallallahu 'alaihi wa sallam telah bersabda:
إِنَّ أَوَّلَ مَا يُحَاسَبُ بِهِ العَبْدُ
يَوْمَ القِيَامَةِ مِنْ عَمَلِهِ صَلاَتُهُ، فَإِنْ صَلُحَتْ فَقَدْ أَفْلَحَ
وَأَنْجَح، وَإِنْ فَسَدَتْ فَقَدْ خَابَ وَخَسِرَ
“Amalan seorang hamba
yang pertama kali dihisab di hari kiamat adalah shalatnya, jika shalatnya baik
maka ia beruntung dan selamat, jika shalatnya jelek maka ia celaka dan merugi.”
(HR. at-Tirmidzi dan an-Nasa’i, dishahihkan oleh Syaikh al-Albani
dalam Silsilah al-Ahadits ash-Shahihah)
Maka mulai sekarang
bertaubatlah, dirikanlah shalat serta perbaikilah, dan jangan pernah lagi
meninggalkannya. Semoga Allah memudahkan urusanmu, mengampuni dosa-dosamu, dan
memanjangkan umurmu dalam ketaatan kepada-Nya.
--------
Abu Ibrohim Ari bin Salimin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.