Saudari-saudariku… maafkanlah suamimu, bila dia seringkali tak mengerti
keadaan perasaan hatimu dan bahasa isyaratmu, karena mereka bukanlah
orang-orang yang perasa sebagaimana dirimu.
Tak jarang, mereka membutuhkan ungkapan kata-katamu untuk bisa
memahamimu…
Membutuhkan ucapan lisanmu untuk bisa mengerti isi hatimu…
Tapi ketahuilah wahai saudariku, bahwa dibalik itu -insyaallah- mereka
meyimpan perasaan simpati dan perhatian yang lebih besar yang mungkin
sebelumnya tak kau duga.
Berbaik sangkalah kepadanya, dia adalah suamimu.