Sebagai seorang muslim
atau sebagai orang yang mengucapkan dua kalimat syahadat, kita haruslah
mengetahui maknanya agar bisa mengamalkannya, sehingga kita menjadi muslim
sejati yang akan mendapatkan keutamaan dua kalimat syahadat yang telah kita
ucapkan. Yang mana dua kalimat syahadat ini adalah syarat mutlak seseorang bisa
meraih kebahagiaan di akhirat berupa surga.
Makna Syahadat Laa Ilaaha
Illallaah
Sesungguhnya kalimat laa
ilaaha illallaah adalah kalimat tauhid, maksudnya bahwa kalimat ini
mengandung makna yang agung berupa keharusan mengesakan Allah subhanahu wa
ta'ala, yaitu menjadikan Allah sebagai satu-satunya sesembahan dengan
memurnikan ibadah hanya kepada-Nya saja dan meninggalkan perbuatan menjadikan
tandingan bagi Allah (kesyirikan) dengan segala macam bentuknya. Kalimat laa
ilaaha illallaah mengandung makna لَا مَعْبُوْدَ بِحَقٍّ إِلَّا اللهُ (tidak ada sesembahan yang berhak diibadahi dengan benar selain
Allah).
Para ulama telah
menjelaskan bahwa kalimat laa ilaaha illallah memiliki dua rukun, yaitu an-Nafyu
(peniadaan) dan al-Itsbat (penetapan).
Rukun pertama ada pada
kalimat “laa ilaaha” (tidak ada sesembahan), yang mengandung makna
peniadaan sesembahan selain Allah. Artinya ketika kita telah mengucapkan laa
ilaaha illallaah, maka kita harus meyakini dengan seyakin-yakinnya bahwa
semua yang diibadahi dan dianggap tuhan selain Allah adalah bukan tuhan, semuanya
adalah tuhan yang palsu. Sehingga kita harus meniadakan dan berlepas diri dari
seluruh peribadahan kepada selain Allah, karena itu adalah kesyirikan. Sehingga
kita pun harus membencinya, meninggalkannya, dan menjauhinya sejauh-jauhnya. Allah
subhanahu wa ta'ala berfirman:
ذَلِكَ بِأَنَّ
اللَّهَ هُوَ الْحَقُّ وَأَنَّ مَا يَدْعُونَ مِنْ دُونِهِ هُوَ الْبَاطِلُ
“Demikianlah (kebesaran
Allah), karena Allah Dialah (Tuhan) Yang Haq (benar). Dan apa saja yang mereka
seru selain Allah adalah tuhan yang batil (palsu).” (QS. al-Hajj [22]: 62)
Allah ta'ala
juga telah berfirman:
فَمَنْ يَكْفُرْ
بِالطَّاغُوتِ وَيُؤْمِنْ بِاللَّهِ فَقَدِ اسْتَمْسَكَ بِالْعُرْوَةِ الْوُثْقَى
لَا انْفِصَامَ لَهَا
“Barangsiapa yang kufur
(ingkar) kepada thaghut (berhala) dan beriman kepada Allah, maka sungguh ia
telah berpegang teguh kepada buhul tali yang sangat kokoh dan tidak akan putus.”
(QS. al-Baqarah [2]: 256)
Rukun
yang kedua ada pada kalimat “illallaah” (kecuali Allah), yang mengandung
makna penetapan bahwasanya satu-satunya Tuhan yang berhak diibadahi hanyalah
Allah subhanahu wa ta'ala saja, sehingga kita harus menujukan ibadah
kita hanya untuk Allah ta'ala saja, tidak kepada yang lain-Nya. Allah 'azza
wa jalla telah berfirman:
وَقَضَى
رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا إِيَّاهُ
“Dan Rabbmu telah
memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia.” (QS. al-Isra’ [17]:
23)
Allah ta'ala
juga telah berfirman:
قُلْ يَا
أَهْلَ الْكِتَابِ تَعَالَوْا إِلَى كَلِمَةٍ سَوَاءٍ بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمْ
أَلَّا نَعْبُدَ إِلَّا اللَّهَ وَلَا نُشْرِكَ بِهِ شَيْئًا وَلَا يَتَّخِذَ
بَعْضُنَا بَعْضًا أَرْبَابًا مِنْ دُونِ اللَّهِ
“Katakanlah (wahai Nabi Muhammad):
‘Wahai Ahli Kitab! Marilah kita menuju kepada satu kalimat (pegangan) yang sama
antara kami dan kalian, bahwa kita tidak menyembah selain Allah dan ktia tidak
mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun, dan bahwa kita tidak menjadikan satu
sama lain tuhan-tuhan selain Allah.” (QS. Ali Imran [3]: 64)
Jadi
makna syahadat laa ilaaha illallaah (persaksian bahwa tidak ada sesembahan
yang berhak diibadahi dengan benar selain Allah) adalah seseorang mengucapkan
dengan lisannya dan meyakini dengan hatinya bahwa tidak ada yang berhak
diibadahi selain Allah, mengingkari seluruh peribadahan kepada selain Allah dan
menetapkan bahwa peribadahan hanyalah hak Allah semata, kemudian ia berpegang
teguh dengan kalimat ini beserta kandungannya hingga ajal menjemputnya.
Maksud berpegang teguh
yaitu tetap meyakini bahwa tidak ada yang berhak diibadahi selain Allah dengan
seyakin-yakinnya, meskipun mendapat sesuatu yang tidak disukai, baik berupa musibah,
dicela, disiksa, bahkan dibunuh sekalipun, maka selamanya keyakinannya tidak
akan pernah berubah, sebagaimana hal ini diamalkan oleh para sahabat Nabi
terdahulu terutama di awal-awal kemunculan agama Islam yang dibawa oleh
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam.
Allah subhanahu wa
ta'ala telah berfirman tentang seorang Nabi teladan yang sangat berpegang
teguh dengan kalimat laa ilaaha illallaah ini, beliau adalah Nabi Ibrahim
'alaihissalam:
وَإِذْ
قَالَ إِبْرَاهِيمُ لِأَبِيهِ وَقَوْمِهِ إِنَّنِي بَرَاءٌ مِمَّا تَعْبُدُونَ
إِلَّا الَّذِي فَطَرَنِي فَإِنَّهُ سَيَهْدِينِ وَجَعَلَهَا كَلِمَةً بَاقِيَةً
فِي عَقِبِهِ لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ
“Dan (ingatlah) ketika
Ibrahim berkata kepada bapaknya dan kaumnya, ‘Sesungguhnya aku berlepas diri
dari apa yang kalian sembah, kecuali (kalian menyembah) Allah yang
menciptakanku; karena sungguh Dia akan memberiku petunjuk.’ Dan (Ibrahim)
menjadikan (kalimat tauhid) itu kalimat yang kekal pada keturunannya agar
mereka kembali kepada (kalimat tauhid itu).” (QS. az-Zukhruf [43]: 26-28)
Catatan:
Ada yang memaknai
kalimat laa ilaaha illallaah dengan tidak ada tuhan selain Allah, yaitu tidak
ada yang menciptakan, memberi rizki, mengatur alam semesta kecuali Allah. Maka
makna ini tidaklah tepat, karena seandainya maknanya demikian, tentulah
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tidak akan memerangi
orang-orang Quraisy yang menyembah berhala, karena mereka juga mengakui hal
tersebut, sebagaimana Firman Allah:
وَلَئِنْ
سَأَلْتَهُمْ مَنْ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ وَسَخَّرَ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ
لَيَقُولُنَّ اللَّهُ
“Dan
sesungguhnya jika kamu tanyakan kepada mereka: ‘Siapakah yang menjadikan langit
dan bumi dan menundukkan matahari dan bulan?’ Tentu mereka akan menjawab:
‘Allah’.” (QS. al-Ankabut [29]: 61)
Namun ternyata
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam memerangi mereka, kenapa?
karena mereka masih beribadah kepada selain Allah. Hal ini menunjukkan bahwa
orang-orang yang meyakini tidak ada yang menciptakan, memberi rikzi, mengatur
alam semesta selain Allah, tapi masih beribadah kepada selain Allah, belumlah
cukup menjadikannya sebagai seorang muslim. Oleh karena itulah, makna yang
benar dari kalimat laa ilaaha illallaah adalah tidak ada sesembahan yang
berhak diibadahi dengan benar kecuali Allah.
Bersambung…
--------
Abu Ibrohim Ari bin Salimin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.