Senin, 12 Februari 2018

SAYANGILAH ISTRIMU

Saudara-saudaraku para suami,
Sayangilah istrimu, sungguh dia telah berlelah dan berletih dalam menjalani kehidupannya bersamamu untuk mendampingimu.
Lihatlah kesetiaannya di saat-saat yang telah engkau lalui bersamanya selama ini.
Pelayanannya saat kau sehat, perhatiannya saat kau sakit, kasih sayangnya saat kau dekat, dan kekhawatirannya saat kau jauh.
Ingatlah keteguhannya saat-saat melewati masa-masa yang sulit bersamamu.
Sungguh ia telah meninggalkan orang tua dan keluarganya yang ia sayangi untuk berharap bisa hidup bahagia bersamamu.
Ia rela mengurus tempat tinggalmu, membersihkan dan mengepel lantainya, menyapu halamannya, merapihkan isinya, dan memperindah kamarmu untukmu.
Dialah juga yang mencucikan pakaianmu, menyetrika bajumu, memasak dan menyiapkan makanan untukmu, serta selalu mengupayakan kebahagiaan bagimu.

Ia pun bersusah payah menjadi ibu dengan mengandung, melahirkan dan mengurusi anak-anakmu.
Bahkan ia pun rela begadang dengan sedikit tidur di malam hari untuk merawat bayi kecilmu.
Dengan sabar ia menimang-nimang saat anakmu menangis dengan penuh rasa sayang.
Ia mencebokinya saat anakmu buang air besar ataupun kecil berulang-ulang.
Ia pun selalu siap bangun menyusuinya meskipun rasa kantuk yang sangat dari segala penjuru datang.
Ya, ia selalu teguh dengan sifat bawaannya sebagai seorang perempuan yang lemah dan kurang.
Di saat yang sama, tak jarang engkau justru tertidur pulas tanpa sedikitpun tahu apa yang ia lakukan.
Saudaraku, sayangilah ia
Semua itu ia lakukan karena ia yakin benar ada kebagiaan yang besar dengan menjalani hidup bersamamu.
Ia percaya engkau bisa membimbingnya menjadi hamba yang taat sepanjang waktu.
Istri shalihah menjadi predikat yang ia usahakan di setiap hari-harinya yang telah berlalu.
Ia yakin bisa saling bantu-membantu meraih ketakwaan bersamamu.
Meraih keridhaan Allah ar-Rahman hingga bisa masuk surga bersamamu.
Saudaraku, cintailah istrimu
Ia memang bukan wanita sempurna yang tak pernah berbuat salah.
Ia juga memiliki kekurangan-kekurangan yang mungkin semakin banyak saja kau temukan.
Namun sadarilah bahwa semua itu karena memang ia adalah seorang perempuan.
Ingatlah bahwa ia tercipta dari tulang rusuk yang bengkok.
Apabila engkau memaksanya maka engkau akan mematahkannya.
Namun apabila engkau membiarkannya maka ia akan tetap bengkok.
Maka pergaulilah ia dengan penuh kelembutan dan rasa kasih sayang.
Bukan dengan kekerasan, gertakan, celaan dan caci makian.
Perbaikilah dan bimbinglah ia dengan disertai ilmu agama dan lantunan doa di siang malam.
Bahkan itu adalah tugas dan amanah yang besar yang harus engkau emban.
Iringilah perjalanan rumah tanggamu dengan kesabaran dan harapan pahala pada Allah ar-Rahman.
Ingatlah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam yang telah menuturkan:
أَكْمَلُ الْمُؤْمِنِيْنَ إِيْمَانًا أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا، وَخِيَارُكُمْ خِيَارُكُمْ لِنِسَائِهِمْ
“Mukmin yang paling baik keimanannya adalah yang paling baik akhlaknya, dan sebaik-baik kalian adalah yang paling baik kepada istrinya.” (HR. at-Tirmidzi 1162, dishahihkan oleh Syaikh al-Albani dalam Shahihut Targhib wat Tarhib 2660)
Ingatlah, ia butuh cintamu, kasih sayangmu, tanggung jawabmu, bimbinganmu, keteladananmu, kesabaranmu, pengertianmu, kelembutanmu, pujianmu, senyumanmu, kemesraanmu dan kebaikan-kebaikanmu yang lain.
Semoga Allah menjadikan rumah tangga kalian rumah tangga yang sakinah (penuh ketenangan) mawaddah (penuh cinta) warahmah (penuh kasih sayang) dan penuh berkah.
-------

Abu Ibrohim Ari bin Salimin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.