Selasa, 30 Mei 2017

TERUNTUK PARA SUAMI DAN ISTRI

Bisa jadi, engkau mungkin lebih pandai dari pasanganmu, lebih berilmu, lebih kaya, lebih mulia nasabmu, lebih banyak gajimu, lebih banyak ketrampilanmu...
Tapi...
Belum tentu engkau lebih bertakwa kepada Allah, lebih takut kepada Allah lebih mulia di sisi-Nya. Belum tentu...!!
Maka janganlah engkau tertipu dengan kelebihanmu, sehingga engkau merendahkan pasanganmu.
Ingatlah bahwa segala nikmat dan kelebihan yang ada padamu adalah berasal dari Allah. Kalaulah Allah tidak mengaruniakannya kepadamu maka kau tidak memiliki apa-apa.
عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رضي الله عنه أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ: إِنَّ اللهَ لَا يَنْظُرُ إِلَى صُوَرِكُمْ وَأَمْوَالِكُمْ وَلَكِنْ يَنْظُرُ إِلَى قُلُوْبِكُمْ وَأَعْمَالِكُمْ
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada rupa dan harta kalian, tetapi yang Dia lihat adalah hati dan perbuatan kalian.” (HR. Muslim 2564)

Minggu, 21 Mei 2017

MARHABAN YA RAMADHAN

Ramadhan adalah bulan yang ditunggu-tunggu kedatangannya oleh orang-orang yang beriman. Betapa tidak, di dalamnya terdapat berbagai keutamaan yang tidak terdapat di waktu-waktu yang lainnya. Oleh karena itulah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan para ulama salaf sama sekali tak menyia-nyiakan bulan mulia ini. Semoga tulisan singkat ini dapat memotivasi kita untuk meningkatkan amal ibadah di bulan Ramadhan yang begitu sangat mulia dan istimewa.
Indahnya Ramadhan
Bulan Ramadhan adalah bulan yang mendatangkan kebahagiaan, hal ini akan dirasakan oleh orang-orang yang menghayatinya. Bagaimana mungkin seorang mukmin tidak berbahagia, sedangkan pada waktu itu pintu-pintu surga sedang dibuka. Bagaimana seorang muslim tidak bersuka cita, sedang pada waktu itu adalah momen yang sangat tepat untuk mendekatkan diri kepada Allah dengan sedekat-dekatnya. Bagaimana pula orang yang bertaubat tidak merasa gembira, sedangkan saat itu adalah lahan untuk memperoleh ampunan dari dosa-dosa. Sesungguhnya bulan Ramadhan adalah bulan al-Qur’an, bulan Ramadhan adalah bulan ampunan, bulan Ramadhan adalah bulan semangat beramal.

Jumat, 12 Mei 2017

MENGENAL TAUHID DAN SYIRIK (Bagian ke 02 -terakhir-)

Mengesakan Allah dalam Peribadahan kepada-Nya
Poin kedua yaitu mengesakan Allah dalam peribadahan kepada-Nya, yang disebut oleh para ulama dengan “Tauhid Uluhiyah”. Maksudnya yaitu kita harus mengikhlaskan seluruh ibadah kita hanya untuk Allah subhanahu wa ta'ala saja. Apabila seseorang meniatkan atau menujukan ibadahnya untuk selain Allah, berarti dia telah berbuat kesyirikan. Baik itu untuk malaikat, nabi, orang-orang shalih, ataupun jin, berhala, patung-patung, pohon besar, dan selainnya.
Allah subhanahu wa ta'ala telah berfirman:
وَأَنَّ الْمَسَاجِدَ لِلَّهِ فَلَا تَدْعُوا مَعَ اللَّهِ أَحَدًا
Dan sesungguhnya masjid-masjid itu adalah kepunyaan Allah. Maka janganlah kamu menyembah seorangpun di dalamnya di samping (menyembah) Allah.” (QS. al-Jin [72]: 18)
وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاءَ
Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus.” (QS. al-Bayyinah [98]: 5)

Kamis, 11 Mei 2017

MENGENAL TAUHID DAN SYIRIK (Bagian 01)

Sesungguhnya Allah subhanahu wa ta'ala telah mewajibkan melalui banyak ayat al-Qur’an agar kita selalu bertakwa. Di antaranya adalah Firman-Nya:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. al-Hasyr [59]: 18)
Maka ketahuilah bahwa ketakwaan yang paling takwa dan perintah Allah yang paling agung adalah mentauhidkan-Nya, sedangkan larangan Allah yang paling besar dan paling berbahaya adalah kesyirikan. Bahkan masalah inilah yang menjadi tugas seluruh Nabi dan Rasul, yaitu mengajak manusia agar bertauhid dan meninggalkan kesyirikan.

Kamis, 04 Mei 2017

HADITS KE 04: BAHAYA BERKATA TANPA ILMU

عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رضي الله عنه أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ: ((إِنَّ الْعَبْدَ لَيَتَكَلَّمُ بِالْكَلِمَةِ مَا يَتَبَيَّنُ فِيْهَا يَزِلُّ بِهَا فِيْ النَّارِ أَبْعَدَ مَا بَيْنَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ )) [متفق عليه: ب 6477، م 2988]
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya ada seorang hamba yang berbicara dengan suatu perkataan yang belum jelas (apakah itu baik atau buruk), sehingga membuatnya dilempar ke neraka dengan jarak yang lebih jauh daripada jarak antara timur dan barat.” (HR. Bukhari 6477 dan Muslim 2988)
Lisan merupakan salah satu anggota badan yang memiliki banyak bahaya jika tidak dikontrol dengan baik. Hadits ini menjelaskan salah satu bahaya besar lisan yang harus kita waspadai, yaitu ketika seseorang berucap tanpa ilmu, tidak jelas baginya apakah ucapannya itu baik ataukah buruk. Sebuah ucapan yang mudah saja diucapkan oleh lisan, namun ternyata berakibat sangat fatal dan mendapat hukuman yang sangat berat.