Selasa, 25 September 2018

DI ANTARA KETELADANAN ULAMA


Syaikh Sulaiman ar-Ruhaily hafidzahullah, seorang guru besar untuk fatwa di Universitas Islam Madinah dan pengajar di Masjid Nabawi membaca sebuah lembar pertanyaan. Penanya memulai pertanyaannya dengan sapaan kepada beliau:
“Wahai Samahatusy Syaikh…”
Maka sambil tersenyum Syaikh Sulaiman mengucapkan:
“Aku bukan Samahatu, tapi aku Sulaiman ar-Ruhaily.”
Demikianlah di antara ketawadhuan ulama, beliau enggan digelari dengan pujian, padahal beliau layak dipuji. Betapa ahli ilmu selalu berusaha menjaga hatinya agar selalu ikhlas dan menjauhi hal-hal yang bisa mengurangi keikhlasannya.

Senin, 24 September 2018

SYARAT-SYARAT KALIMAT LAA ILAAHA ILLALLAAH


Kalimat laa ilaaha illallaah memiliki syarat-syarat yang harus dilaksanakan oleh orang yang mengucapkannya agar bisa mendapatkan keutamaan yang begitu agung, yaitu masuk ke dalam surga dan dijauhkan dari neraka. Barangsiapa yang hilang darinya satu atau lebih dari syarat-syarat yang ada, maka kalimat tauhid ini tidak memberi manfaat baginya. Berdasarkan al-Qur’an dan hadits, para ulama menjelaskan bahwa syarat-syarat kalimat laa ilaaha illallaah ada tujuh, yaitu: ilmu, yakin, ikhlas, jujur, cinta, tunduk patuh, dan menerima. Sebagaimana hal ini diungkapkan dalam sebuah sya`ir oleh ulama yang bernama Hafidz bin Ahmad al-Hakami rahimahullah dalam Mandzumah Sullamul Wushul di bait yang ke 92-95:

Kamis, 20 September 2018

KEUTAMAAN DUA KALIMAT SYAHADAT


Asyhadu allaa ilaaha illallaah wa`ashadu anna muhammadan rasuulullaah (saya bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak diibadahi dengan benar kecuali Allah dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah).” Ini adalah dua kalimat syahadat (persaksian) yang merupakan inti ajaran Islam dan selalu kita baca dalam shalat-shalat kita. Dua kalimat syahadat ini memiliki banyak keutamaan yang akan didapatkan oleh orang-orang yang meyakininya, mengucapkannya, dan mengamalkan kandungannya. Keutamaan inti dan yang paling besar adalah bahwa dua kalimat syahadat ini menjadi penyebab mutlak keselamatan seseorang dari siksa api neraka dan dimasukkan ke dalam surga. Karena kalimat syahadat adalah kalimat tauhid, barangsiapa tidak bertauhid maka ia adalah orang musyrik atau kafir dan tidak akan pernah bisa masuk ke dalam surga selama-lamanya.

Selasa, 18 September 2018

MAKNA DUA KALIMAT SYAHADAT (Bagian 02 -terakhir-)


Makna Syahadat Muhammad Rasulullah
Syahadat yang kedua adalah syahadat Muhammad Rasulullah (persaksian bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah). Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam adalah seorang hamba dan rasul (utusan) Allah yang mendapat wahyu dari-Nya. Allah mengutus beliau untuk menyampaikan wahyu tersebut kepada seluruh umat manusia, dan beliau adalah utusan Allah yang terakhir, beliau adalah penutup para Nabi dan Rasul 'alaihimussalam.
Allah subhanahu wa ta'ala berfirman:
مَا كَانَ مُحَمَّدٌ أَبَا أَحَدٍ مِنْ رِجَالِكُمْ وَلَكِنْ رَسُولَ اللَّهِ وَخَاتَمَ النَّبِيِّينَ
Muhammad itu bukanlah bapak dari seseorang di antara kalian, tetapi dia adalah utusan Allah dan penutup para Nabi.” (QS. al-ahzab [33]: 40)

Senin, 17 September 2018

MAKNA DUA KALIMAT SYAHADAT (Bagian 01)


Sebagai seorang muslim atau sebagai orang yang mengucapkan dua kalimat syahadat, kita haruslah mengetahui maknanya agar bisa mengamalkannya, sehingga kita menjadi muslim sejati yang akan mendapatkan keutamaan dua kalimat syahadat yang telah kita ucapkan. Yang mana dua kalimat syahadat ini adalah syarat mutlak seseorang bisa meraih kebahagiaan di akhirat berupa surga.
Makna Syahadat Laa Ilaaha Illallaah
Sesungguhnya kalimat laa ilaaha illallaah adalah kalimat tauhid, maksudnya bahwa kalimat ini mengandung makna yang agung berupa keharusan mengesakan Allah subhanahu wa ta'ala, yaitu menjadikan Allah sebagai satu-satunya sesembahan dengan memurnikan ibadah hanya kepada-Nya saja dan meninggalkan perbuatan menjadikan tandingan bagi Allah (kesyirikan) dengan segala macam bentuknya. Kalimat laa ilaaha illallaah mengandung makna لَا مَعْبُوْدَ بِحَقٍّ إِلَّا اللهُ (tidak ada sesembahan yang berhak diibadahi dengan benar selain Allah).