Senin, 17 September 2018

MAKNA DUA KALIMAT SYAHADAT (Bagian 01)


Sebagai seorang muslim atau sebagai orang yang mengucapkan dua kalimat syahadat, kita haruslah mengetahui maknanya agar bisa mengamalkannya, sehingga kita menjadi muslim sejati yang akan mendapatkan keutamaan dua kalimat syahadat yang telah kita ucapkan. Yang mana dua kalimat syahadat ini adalah syarat mutlak seseorang bisa meraih kebahagiaan di akhirat berupa surga.
Makna Syahadat Laa Ilaaha Illallaah
Sesungguhnya kalimat laa ilaaha illallaah adalah kalimat tauhid, maksudnya bahwa kalimat ini mengandung makna yang agung berupa keharusan mengesakan Allah subhanahu wa ta'ala, yaitu menjadikan Allah sebagai satu-satunya sesembahan dengan memurnikan ibadah hanya kepada-Nya saja dan meninggalkan perbuatan menjadikan tandingan bagi Allah (kesyirikan) dengan segala macam bentuknya. Kalimat laa ilaaha illallaah mengandung makna لَا مَعْبُوْدَ بِحَقٍّ إِلَّا اللهُ (tidak ada sesembahan yang berhak diibadahi dengan benar selain Allah).

Para ulama telah menjelaskan bahwa kalimat laa ilaaha illallah memiliki dua rukun, yaitu an-Nafyu (peniadaan) dan al-Itsbat (penetapan).
Rukun pertama ada pada kalimat “laa ilaaha” (tidak ada sesembahan), yang mengandung makna peniadaan sesembahan selain Allah. Artinya ketika kita telah mengucapkan laa ilaaha illallaah, maka kita harus meyakini dengan seyakin-yakinnya bahwa semua yang diibadahi dan dianggap tuhan selain Allah adalah bukan tuhan, semuanya adalah tuhan yang palsu. Sehingga kita harus meniadakan dan berlepas diri dari seluruh peribadahan kepada selain Allah, karena itu adalah kesyirikan. Sehingga kita pun harus membencinya, meninggalkannya, dan menjauhinya sejauh-jauhnya. Allah subhanahu wa ta'ala berfirman:
ذَلِكَ بِأَنَّ اللَّهَ هُوَ الْحَقُّ وَأَنَّ مَا يَدْعُونَ مِنْ دُونِهِ هُوَ الْبَاطِلُ
Demikianlah (kebesaran Allah), karena Allah Dialah (Tuhan) Yang Haq (benar). Dan apa saja yang mereka seru selain Allah adalah tuhan yang batil (palsu).” (QS. al-Hajj [22]: 62)
Allah ta'ala juga telah berfirman:
فَمَنْ يَكْفُرْ بِالطَّاغُوتِ وَيُؤْمِنْ بِاللَّهِ فَقَدِ اسْتَمْسَكَ بِالْعُرْوَةِ الْوُثْقَى لَا انْفِصَامَ لَهَا
Barangsiapa yang kufur (ingkar) kepada thaghut (berhala) dan beriman kepada Allah, maka sungguh ia telah berpegang teguh kepada buhul tali yang sangat kokoh dan tidak akan putus.” (QS. al-Baqarah [2]: 256)
            Rukun yang kedua ada pada kalimat “illallaah” (kecuali Allah), yang mengandung makna penetapan bahwasanya satu-satunya Tuhan yang berhak diibadahi hanyalah Allah subhanahu wa ta'ala saja, sehingga kita harus menujukan ibadah kita hanya untuk Allah ta'ala saja, tidak kepada yang lain-Nya. Allah 'azza wa jalla telah berfirman:
وَقَضَى رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا إِيَّاهُ
Dan Rabbmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia.” (QS. al-Isra’ [17]: 23)
Allah ta'ala juga telah berfirman:
قُلْ يَا أَهْلَ الْكِتَابِ تَعَالَوْا إِلَى كَلِمَةٍ سَوَاءٍ بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمْ أَلَّا نَعْبُدَ إِلَّا اللَّهَ وَلَا نُشْرِكَ بِهِ شَيْئًا وَلَا يَتَّخِذَ بَعْضُنَا بَعْضًا أَرْبَابًا مِنْ دُونِ اللَّهِ
Katakanlah (wahai Nabi Muhammad): ‘Wahai Ahli Kitab! Marilah kita menuju kepada satu kalimat (pegangan) yang sama antara kami dan kalian, bahwa kita tidak menyembah selain Allah dan ktia tidak mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun, dan bahwa kita tidak menjadikan satu sama lain tuhan-tuhan selain Allah.” (QS. Ali Imran [3]: 64)
            Jadi makna syahadat laa ilaaha illallaah (persaksian bahwa tidak ada sesembahan yang berhak diibadahi dengan benar selain Allah) adalah seseorang mengucapkan dengan lisannya dan meyakini dengan hatinya bahwa tidak ada yang berhak diibadahi selain Allah, mengingkari seluruh peribadahan kepada selain Allah dan menetapkan bahwa peribadahan hanyalah hak Allah semata, kemudian ia berpegang teguh dengan kalimat ini beserta kandungannya hingga ajal menjemputnya.
Maksud berpegang teguh yaitu tetap meyakini bahwa tidak ada yang berhak diibadahi selain Allah dengan seyakin-yakinnya, meskipun mendapat sesuatu yang tidak disukai, baik berupa musibah, dicela, disiksa, bahkan dibunuh sekalipun, maka selamanya keyakinannya tidak akan pernah berubah, sebagaimana hal ini diamalkan oleh para sahabat Nabi terdahulu terutama di awal-awal kemunculan agama Islam yang dibawa oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam.
Allah subhanahu wa ta'ala telah berfirman tentang seorang Nabi teladan yang sangat berpegang teguh dengan kalimat laa ilaaha illallaah ini, beliau adalah Nabi Ibrahim 'alaihissalam:
وَإِذْ قَالَ إِبْرَاهِيمُ لِأَبِيهِ وَقَوْمِهِ إِنَّنِي بَرَاءٌ مِمَّا تَعْبُدُونَ إِلَّا الَّذِي فَطَرَنِي فَإِنَّهُ سَيَهْدِينِ وَجَعَلَهَا كَلِمَةً بَاقِيَةً فِي عَقِبِهِ لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ
Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata kepada bapaknya dan kaumnya, ‘Sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kalian sembah, kecuali (kalian menyembah) Allah yang menciptakanku; karena sungguh Dia akan memberiku petunjuk.’ Dan (Ibrahim) menjadikan (kalimat tauhid) itu kalimat yang kekal pada keturunannya agar mereka kembali kepada (kalimat tauhid itu).” (QS. az-Zukhruf [43]: 26-28)
Catatan:
Ada yang memaknai kalimat laa ilaaha illallaah dengan tidak ada tuhan selain Allah, yaitu tidak ada yang menciptakan, memberi rizki, mengatur alam semesta kecuali Allah. Maka makna ini tidaklah tepat, karena seandainya maknanya demikian, tentulah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tidak akan memerangi orang-orang Quraisy yang menyembah berhala, karena mereka juga mengakui hal tersebut, sebagaimana Firman Allah:
وَلَئِنْ سَأَلْتَهُمْ مَنْ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ وَسَخَّرَ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ لَيَقُولُنَّ اللَّهُ
Dan sesungguhnya jika kamu tanyakan kepada mereka: ‘Siapakah yang menjadikan langit dan bumi dan menundukkan matahari dan bulan?’ Tentu mereka akan menjawab: ‘Allah’. (QS. al-Ankabut [29]: 61)
Namun ternyata Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam memerangi mereka, kenapa? karena mereka masih beribadah kepada selain Allah. Hal ini menunjukkan bahwa orang-orang yang meyakini tidak ada yang menciptakan, memberi rikzi, mengatur alam semesta selain Allah, tapi masih beribadah kepada selain Allah, belumlah cukup menjadikannya sebagai seorang muslim. Oleh karena itulah, makna yang benar dari kalimat laa ilaaha illallaah adalah tidak ada sesembahan yang berhak diibadahi dengan benar kecuali Allah.
Bersambung…

--------
Abu Ibrohim Ari bin Salimin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.