Minggu, 28 Januari 2018

ANUGRAH DAN UJIAN DALAM PENGAJARAN

Guru memiliki peran yang sangat besar dalam penyebaran ilmu dan dalam penjagaan manusia di atas kemuliaan beribadah hanya kepada Allah ta'ala saja.
Maka benar saja ketika ada yang mengatakan bahwa tanpa guru, maka manusia akan sama seperti binatang.
Seorang guru -dengan karunia Allah- bisa merubah sebuah umat yang hina menjadi mulia, mengangkat kedudukan sebuah masyarakat yang tertinggal menjadi maju terhormat dan bermartabat.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam Sebagai Teladan
Cukuplah bagi kita sebuah contoh dari Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam yang menjadi guru bagi  manusia. Lihatlah bagaimana para sahabat beliau radhiyallahu 'anhum menjadi umat yang mulia dan mampu menguasai dunia dari Timur hingga baratnya. Mereka adalah murid-murid didikan langsung Rasullullah shallallahu 'alaihi wa sallam.

Jumat, 26 Januari 2018

SIAP BERTANGGUNG JAWAB

Bismillah,
Cukuplah bagi kita sebagai pengingat, bahwa kita akan ditanya tentang semua yang kita ucapkan, kita tulis, kita sebarkan, dan yang kita lakukan.
Pertimbangkanlah resiko yang akan kita dapatkan di akhirat kelak, sebelum kita berkomentar, menjawab pertanyaan, menyebarkan tulisan, dan berbuat sesuatu.
Terlebih, ini adalah media sosial.
Allah subhanahu wa ta'ala telah berfirman:
إِذْ يَتَلَقَّى الْمُتَلَقِّيَانِ عَنِ الْيَمِينِ وَعَنِ الشِّمَالِ قَعِيدٌ مَا يَلْفِظُ مِنْ قَوْلٍ إِلَّا لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ
(Ingatlah) ketika dua malaikat mencatat (perbuatannya), yang satu duduk di sebelah kanan dan yang lain duduk di sebelah kiri. Tidak ada satu ucapanpun yang dikatakannya kecuali di sisinya ada malaikat pengawas yang selalu siap (mencatat).” (QS. Qaaf [50]: 17-18)
Ketika saya menulis ini, bukanlah berarti saya adalah orang yang terbaik, namun ini adalah sebagai bentuk saling mengingatkan.
Semoga Allah memudahkan urusan kita di dunia dan di akhirat. Allahumma aamiin.
Barakallahufikum.
--------
Abu Ibrohim Ari bin Salimin

Selasa, 23 Januari 2018

UCAPKANLAH “INSYAALLOH”

Biasakanlah mengucapkan “insyaalloh”, karena kita tidak tahu apa yang akan terjadi di masa yang akan datang meskipun hanya beberapa saat saja.
Ketika kita mengucapkan “insyaalloh”, maka itu termasuk bentuk ungkapan kita yang menunjukkan bahwa kita menyerahkan utusan kita kepada Allah dan meminta pertolongan kepada-Nya agar terlaksana dengan baik.
Karena kehendak kita itu mengikuti kehendaknya Allah, sebagaimana Firman-Nya:
وَمَا تَشَاءُونَ إِلَّا أَنْ يَشَاءَ اللَّهُ رَبُّ الْعَالَمِينَ
Dan kamu tidak dapat menghendaki (menempuh jalan itu) kecuali apabila dikehendaki Allah.” (QS. at-Takwir [81]: 29)

Sabtu, 20 Januari 2018

MENGAPA MASIH MENINGGALKAN SHALAT?

Saudaraku yang masih meninggalkan shalat…
Apakah yang membuatmu merasa berat untuk melakukan shalat?
Beratkah engkau melangkahkan kakimu menuju rumah Allah?
Bukankah engkau mendengar adzan dan iqamah lima kali setiap hari?
Tidak cukupkah itu sebagai pengingat bagimu bahwa kewajibanmu telah tiba?
Bukankah engkau tahu siapa yang telah menyuruhmu mengerjakan shalat?
Dialah Allah ta'ala yang amat kuasa mencabut segala kenikmatan yang ada padamu dalam sekejap.
Bukankah Allah yang telah membuatmu bisa mendengar? membuatmu bisa melihat? membuat kakimu bisa berjalan? Mengapa engkau tidak menggunakannya untuk mengerjakan shalat menyambut seruan-Nya?

Rabu, 17 Januari 2018

DOAKANLAH KEBAIKAN UNTUK PEMIMPIN KITA

Kepemimpinan adalah tugas dan tanggungjawab yang berat, resikonya dunia akhirat. Namun begitu banyak orang dengan mudahnya mencela dan mengkritik pemimpinnya di berbagai pembicaraan dan tempat-tempat umum.
Padahal yang namanya celaan itu biasanya tidak memperbaiki suatu keadaan, bahkan justru bisa memperkeruh dan menambah buruk suatu permasalahan.
Kalau saja celaan itu diganti dengan doa kebaikan untuk sang pemimpin, maka tentulah insyaallah akan berbuah kebaikan.
Salah seorang ulama yang bernama al-Fudhail bin Iyadh rahimahullah berkata:

Minggu, 14 Januari 2018

ORANG TERBAIK YANG KITA MILIKI


Perpisahan mengajari kita manisnya pertemuan.
Pertemuan mengajari kita indahnya kebersamaan.
Maka manfaatkanlah kebersamaan kita dengan orang-orang yang kita cintai dengan baik.
Sedangkan manfaat yang paling bermanfaat adalah saling mengingatkan tentang masalah akhirat, tentang betapa singkatnya dunia ini, tentang betapa panjangnya perjalanan yang akan dilalui setelah kematian.
Maka pengingat yang paling bermanfaat adalah pengingat tentang betapa pentingnya bekal menuju akhirat, sedangkan bekal yang paling baik dan terbaik menuju akhirat adalah bekal takwa.
Allah subhanahu wa ta'ala telah berfirman:
وَتَزَوَّدُوْا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى
Dan berbekallah, dan sebaik-baik bekal adalah takwa.” (QS. al-Baqarah [2]: 197)