Minggu, 28 Januari 2018

ANUGRAH DAN UJIAN DALAM PENGAJARAN

Guru memiliki peran yang sangat besar dalam penyebaran ilmu dan dalam penjagaan manusia di atas kemuliaan beribadah hanya kepada Allah ta'ala saja.
Maka benar saja ketika ada yang mengatakan bahwa tanpa guru, maka manusia akan sama seperti binatang.
Seorang guru -dengan karunia Allah- bisa merubah sebuah umat yang hina menjadi mulia, mengangkat kedudukan sebuah masyarakat yang tertinggal menjadi maju terhormat dan bermartabat.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam Sebagai Teladan
Cukuplah bagi kita sebuah contoh dari Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam yang menjadi guru bagi  manusia. Lihatlah bagaimana para sahabat beliau radhiyallahu 'anhum menjadi umat yang mulia dan mampu menguasai dunia dari Timur hingga baratnya. Mereka adalah murid-murid didikan langsung Rasullullah shallallahu 'alaihi wa sallam.

Namun di sisi lain, ada juga manusia-manusia yang tak bisa mendapatkan manfaat dari seorang guru, betapapun hebatnya seseorang yang menjadi gurunya itu. Sebagaimana orang-orang munafik dan orang-orang kafir di zaman Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam.
Untukmu Para Guru
Maka teruntuk saudaraku para guru, para pendidik generasi muda kaum muslimin di berbagai lembaga pendidikan:
Ketahuilah bahwa termasuk anugrah terindah dalam pengajaran adalah ketika engkau memiliki murid yang sopan, penurut, dan selalu siap menerima dan memuliakan ilmu.
Jika engkau memiliki murid-murid sepertinya, maka bersyukurlah, bersemangatlah  menyampaikan  ilmu kepadanya, ia adalah ladang pahala yang subur  bagimu.
Sebaliknya, merupakan ujian atau bahkan musibah yang menimpamu dalam pengajaran, adalah ketika engkau memiliki murid yang jelek akhlaknya, selalu menentangmu dan tak memuliakan ilmu, bahkan menjadi pengacau di kelasmu.
Ketika engkau memiliki murid-murid seperti ini, tetaplah berusaha untuk bersabar membimbingnya, dia masih saudara seimanmu, maka mantapkanlah keikhlasan niatmu, harapkanlah pahala dari kesabaranmu, semoga hal itu meninggalkan bekas yang baik pada murid-muridmu. Setidaknya mereka mendapatkan keteladanan yang baik darimu.
Atau jika memang perlu diambil keputusan atasnya, maka putuskanlah dengan cara yang hikmah. Dan doakanlah mereka selalu dengan kebaikan. Mungkin saja hari ini belum terlihat hasilnya, namun siapa tahu justru kelak ia menjadi orang shalih yang terinspirasi dengan keteladananmu. Sehingga ia menjadi aliran pahala bagimu. Ya, semoga...
Sungguh betapa sabarnya seorang Nabi yang dikisahkan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam saat dakwahnya ditolak, bahkan ditentang dan diperangi, hingga pernah ia sampai berdarah-darah, namun justru Nabi tersebut malah mendoakan ampunan.
قَالَ عَبْدُ اللهِ رضي الله عنه: كَأَنِّي أَنْظُرُ إِلَى النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم يَحْكِي نَبِيًّا مِنَ الأَنْبِيَاءِ ضَرَبَهُ قَوْمُهُ فَأَدْمَوْهُ وَهُوَ يَمْسَحُ الدَّمَ عَنْ وَجْهِهِ وَيَقُولُ اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِقَوْمِي فَإِنَّهُمْ لاَ يَعْلَمُونَ
Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu 'anhu mengatakan: “Seakan-akan aku melihat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bercerita tentang seorang Nabi yang dipukul oleh kaumnya hingga membuat darahnya bercucuran, dan ia mengusap darah tersebut dari wajahnya, namun ia justru mengucapkan: “Ya Allah, ampunilah kaumku, sesungguhnya mereka itu tidak tahu.” (HR. Bukhari 3477 dan Muslim 1792)
Teruntuk para guru, para pendidik generasi Islam, yang telah membimbing kaum muslimin dengan al-Qur'an dan Sunnah di atas pemahaman Salaful ummah,
Kami ucapkan jazakumullahu khairan, semoga Allah menjagamu dan membalas setiap kebaikanmu dengan surga-Nya. Allahumma aamiin.
-------
Abu Ibrohim Ari bin Salimin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.