Assalamu’alaikum warahmatullahi
wabarakatuh
Alhamdulillah,
segala puji bagi Allah, semoga shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada
Nabi kita Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam, kepada keluarganya,
para sahabatnya, dan orang-orang yang mengikuti beliau hingga akhir zaman.
Kaum muslimin dan Muslimah
yang semoga senantiasa dirahmati oleh Allah ta'ala.
Pada
hari ini, kita telah berada di bulan Syawwal, satu Syawwal. Hari ini adalah hari
raya kita. Ya, hari raya Idul Fitri. Kaum muslimin pun bergembira di hari ini.
Bergembira karena apa? Karena kita telah mendapat kesempatan dan karunia yang
besar bisa bertemu dengan bulan Ramadhan hingga selesai. Bulan Ramadhan adalah
bulan yang mulia, bulan penuh berkah, banyak keutamaan lagi ampunan dan pahala
ada di sana.
Betapa tidak,
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam telah bersabda:
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا
غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
“Barangsiapa
berpuasa di bulan Ramadhan dalam keadaan iman dan mengharap pahala dari Allah,
maka diampunilah dosa-dosanya yang telah lalu.” (HR. Bukhari 38 dan Muslim 760)
Beliau shallallahu
'alaihi wa sallam juga telah bersabda:
مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا
غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
“Barangsiapa
shalat malam (shalat tarawih) di bulan Ramadhan dalam keadaan iman dan
mengharap pahala dari Allah, maka diampunilah dosa-dosanya yang telah lalu.”
(HR. Bukhari 37 dan Muslim 759)
Lihatlah, sebuah
keutamaan yang besar, ampunan Allah Dia berikan bagi yang berpuasa dan shalat
tarawih, dan itulah yang dilakukan kaum Muslimin di bulan Ramadhan.
Namun ketahuilah wahai
saudara saudariku kaum Muslimin dan Muslimah, bahwa pada hari ini, ketika kita
telah berpisah dengan bulan Ramadhan yang mulia itu, manusia terbagi
menjadi dua golongan. Yaitu golongan orang-orang yang beruntung dan golongan
orang-orang yang celaka. Siapakah mereka itu?!
Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam telah bersabda:
رَغِمَ أَنْفُ رَجُلٍ دَخَلَ عَلَيْهِ رَمَضَانُ
ثُمَّ انْسَلَخَ قَبْلَ أَنْ يُغْفَرَ لَهُ
“Celaka seseorang yang memasuki
bulan Ramadhan kemudian ia meninggalkan bulan Ramadhan ini sedangkan dosa-dosanya
belum diampuni.” (HR. at-Tirmidzi 3545, dinilai hasan shahih oleh Syaikh
al-Albani dalam Shahihut Targhib wat Tarhib 1680)
Melalui hadits ini,
kita mengetahui siapa mereka orang-orang yang beruntung. Mereka adalah orang-orang
yang mendapat ampunan setelah berpisah dengan Ramadhan. Mereka adalah
orang-orang yang berhasil meraih keutamaan di bulan Ramadhan.
Adapun orang-orang yang
celaka, mereka adalah orang-orang yang dosa-dosanya belum diampuni selepas
Ramadhan. Mereka adalah orang-orang yang gagal meraih keutamaan di bulan
Ramadhan. Alangkah meruginya mereka. Bulan Ramadhan datang menghampiri mereka,
namun mereka tidak mendapatkan keutamaan ampunan di dalamnya.
Kaum Muslimin dan Muslimah
yang semoga senantiasa diberi hidayah oleh Allah 'azza wa jalla.
Sebuah pertanyaan: Sekarang,
pada hari ini, masuk golongan yang manakah kita?! Kita tidak tahu apakah amalan-amalan kita di bulan Ramadhan diterima
oleh Allah atau tidak. Kita tidak tahu apakah ampunan Allah berhasil kita
dapatkan atau tidak. Maka sudah sepantasnya kita untuk mengoreksi diri kita
selama ini. Kita koreksi amalan-amalan kita di bulan Ramadhan.
Mungkin hari ini kita
bergembira, kita kembali berbuka dan bertemu dengan keluarga. Namun kita juga
pantas untuk bersedih meratapi dosa-dosa kita dan kekurangan kita, dalam
menyambut dan mengisi bulan Ramadhan.
Mungkin kita
menyambutnya dengan puasa penuh selama satu bulan, namun ternyata puasa kita
banyak kekurangan; banyak perkataan dan perbuatan sia-sia, sedikit ibadah,
bahkan perbuatan maksiat pun masih dilakukan.
Mungkin kita rajin
shalat tarawih dalam satu bulan, namun shalat kita banyak kekurangan; kurang
khusyu, kurang sempurna, bahkan mungkin kita merasa malas dan ingin cepat-cepat
selesai untuk segera pulang.
Mungkin kita menyambut
Ramadhan dengan bacaan al-Qur’an, namun bacaan kita sangat sedikit, kalau pun
banyak, mungkin juga kurang kualitas dan perenungan.
Mungkin kita banyak bersedekah,
namun mungkin juga dalam sedekah kita terselip rasa ingin pamer, ingin mendapat
dunia ataupun pujian manusia.
Mungkin kita menyambut
dan mengisi Ramadhan dengan banyak ibadah dan amalan, namun sudahkah semua
ibadah kita itu ikhlas dan berkualitas?! Sudahkah kita mendasarinya dengan
penuh keimanan dan harapan akan pahala serta ampunan?! Kemudian pertanyaan paling
penting adalah, “Apakah Allah menerima amalan ibadah kita di bulan Ramadhan
ataukah tidak?!”
Saudara saudariku kaum
Muslimin dan Muslimah yang saya cintai karena Allah ta'ala.
Sudah
sepantasnya kita untuk merasa khawatir, kalau-kalau ibadah yang kita lakukan selama
ini di bulan Ramadhan ternyata tidak diterima oleh Allah, sehingga seolah-olah
ia hanyalah seperti debu yang berterbangan ditiup angin; menjadi ibadah yang
tak bermanfaat dan tak menjadi sebab ampunan.
Maka setelah bulan
Ramadhan ini berlalu, hendaknya kita banyak-banyak memohon dan meminta kepada
Allah agar Dia menerima amalan-amalan yang telah kita kerjakan.
Adalah sebagian Salaf rahimahumullah
mereka berkata:
كَانُوْا يَدْعُوْنَ
اللهَ سِتَّةَ أَشْهُرٍ أَنْ يُبَلِّغَهُمْ شَهْرَ رَمَضَانَ، ثُمَّ يَدْعُوْنَ
اللهَ سِتَّةَ أَشْهُرٍ أَنْ يَتَقَبَّلَهُ مِنْهُمْ
“Dahulu (para ulama dan orang-orang shalih)
mereka berdoa kepada Allah selama enam bulan meminta agar bisa disampaikan di bulan
Ramadhan, kemudian mereka berdoa selama enam bulan (berikutnya) agar
amalan-amalan mereka (di bulan Ramadhan) diterima.” (Lathaiful Ma’arif
hal. 376)
Abdul ‘Aziz bin Abi
Rawwad rahimahullah berkata:
أَدْرَكْتُهُمْ
يَجْتَهِدُوْنَ فِيْ العَمَلِ الصَّالِحِ، وَإِذَا فَعَلُوْهُ وَقَعَ عَلَيْهِمُ
الْهَمُّ، أَيُقْبَلُ مِنْهُمْ أَمْ لَا
“Aku mendapati mereka para Salafush Shalih
bersungguh-sungguh dalam amal shalih, dan apabila mereka telah selesai beramal,
muncullah dalam diri-diri mereka rasa bimbang bahwasanya apakah amalan mereka
itu diterima ataukah tidak.” (Lathaiful Ma’arif hal. 376)
Dari Fudhalah bin
‘Ubaid rahimahullah, beliau berkata:
لَأَنْ أَكُوْنَ
أَعْلَمُ أَنَّ اللهَ قَدْ تَقَبَّلَ مِنِّيْ مِثْقَالَ حَبَّةٍ مِنْ خَرْدَلٍ أَحَبُّ
إِلَيَّ مِنَ الدُّنْيَا وَمَا فِيْهَا، لِأَنَّ اللهَ يَقُوْلُ: }إِنَّمَا
يَتَقَبَّلُ اللَّهُ مِنَ الْمُتَّقِينَ {
“Seandainya aku tahu dengan pasti, bahwa
Allah telah menerima dariku satu amalan kebaikan sebesar biji sawi saja,
tentulah hal itu lebih aku sukai daripada dunia dan seisinya, karena
sesungguhnya Allah ta’ala berfirman: ‘Sesungguhnya Allah hanya
menerima (amalan) dari orang-orang yang bertakwa.’ (QS. Al Ma-idah [5]:
27).” (Lathaiful Ma’arif hal. 375)
Kaum
Muslimin dan Muslimah yang semoga selalu dijaga dan dimudahkan urusannya oleh
Allah subhanahu wa ta'ala.
Maka
hendaknya kita juga berdoa meminta kepada Allah agar semoga Allah menerima amal-amal
shalih kita, sehingga kita pun berhasil memperoleh ampunan Allah seusai Ramadhan,
dan kita pun bisa istiqamah melanjutkan indahnya beribadah di bulan Ramadhan pada
bulan-bulan berikutnya. Dan semoga Allah tidak menjadikan kita termasuk
golongan orang-orang yang celaka yang tak diampuni dosa-dosanya seusai
Ramadhan, yang bahkan menjadi orang yang justru merasa senang karena kembali
bisa leluasa bermaksiat seusai Ramadhan. Hanya kepada Allah-lah kita memohon
dan meminta pertolongan.
Semoga shalawat dan
salam senantiasa tercurah kepada Nabi kita Muhammad shallallahu 'alaihi wa
sallam, kepada keluarganya, para sahabatnya, dan orang-orang yang mengikuti
beliau hingga akhir zaman.
Wassalamu’alaikum
warahmatullahi wabarakatuh.
--------
Abu Ibrohim Ari bin Salimin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.