عَنْ
عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ: الدُّنْيَا
مَتَاعٌ وَخَيْرُ مَتَاعِ الدُّنْيَا الْمَرْأَةُ الصَّالِحَةُ
Dari Abdullah bin Amr radhiyallahu
‘anhu, bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Dunia adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita
shalihah.” (HR. Muslim 3716)
Dunia hanyalah
sebuah perhiasan, bukan sesuatu yang pokok. Maka tak perlu bagi seorang hamba
untuk terlalu larut mengejar dunia. Namun di antara perhiasan itu ada sesuatu
yang paling baik, yaitu wanita shalihah. Maka merupakan sebuah kebahagiaan yang
agung apabila seorang laki-laki bisa meraih sebaik-baik perhiasan ini dalam
ikatan pernikahan.
Karena akan terbangun sebuah rumah tangga yang harmonis dan
penuh dengan kebaikan. Sehingga akan muncul dari sana keturunan yang akan
menjadi generasi yang shalih yang akan menshalihkan sebuah bangunan masyarakat.
Maka dari sinilah pentingnya bagi para wanita muslimah untuk memperbaiki diri
sehingga menjadi perhiasan dunia terindah, dan dia pun menyandang gelar wanita
shalihah.
Makna Wanita Shalihah
Lalu seperti apakah
gerangan wanita yang shalihah itu?
Allah 'azza wa jalla telah berfirman:
فَالصَّالِحَاتُ
قَانِتَاتٌ حَافِظَاتٌ لِلْغَيْبِ بِمَا حَفِظَ اللَّهُ
“Perempuan-perempuan yang shalihah adalah mereka yang
taat (kepada Allah) dan menjaga diri ketika (suaminya) tidak ada, karena Allah
telah menjaga (mereka).” (QS. an-Nisa [4]: 34)
Syaikh Abdurrahman bin
Nashir as-Sa’di rahimahullah ketika menjelaskan tentang wanita shalihah
dalam ayat ini mengatakan: “(Perempuan-perempuan
yang shalihah adalah mereka yang taat), yaitu wanita-wanita yang taat kepada Allah ta'ala.
(Menjaga diri ketika (suaminya) tidak ada), yaitu taat kepada suaminya, sampai
pun ketika suaminya tidak ada, ia menjaga kehormatan dirinya dan harta
suaminya. Sifat shalihah-nya itu adalah atas penjagaan Allah dan taufik-Nya
kepada mereka, bukan semata-mata dari mereka sendiri.” (Taisirul Karimir
Rahman fi Tafsir Kalamil Mannan hal. 157)
عَنْ
أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ: قِيلَ لِرَسُولِ اللهِ صلى الله عليه وسلم
أَيُّ النِّسَاءِ خَيْرٌ؟ قَالَ: الَّتِي تَسُرُّهُ إِذَا نَظَرَ، وَتُطِيعُهُ
إِذَا أَمَرَ، وَلَا تُخَالِفُهُ فِي نَفْسِهَا وَمَالِهَا بِمَا يَكْرَهُ
Dari Abu Hurairah radhiyallahu
'anhu, ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam ditanya:
“Perempuan yang seperti apakah yang paling baik?” Beliau menjawab: “Yang
menyenangkan suaminya bila ia melihatnya, mentaati suaminya jika ia
memerintahnya, tidak menyelisihi suaminya baik pada dirinya maupun hartanya
dengan melakukan apa yang dibenci suaminya.” (HR. an-Nasa`i 3231, dinilai hasan
shahih oleh Syaikh al-Albani dalam Shahih an-Nasa`i 3231)
Dari ayat di atas dan
penjelasannya, maka kita mengetahui bahwa sifat shalih atau shalihah adalah
karunia Allah ta'ala yang begitu besar, yang merupakan perwujudan dari
ketakwaan seseorang. Sehingga sebutan shalihah adalah sebutan bagi mereka
muslimah yang bertakwa.
Kiat Menjadi Muslimah yang Shalihah
Lalu bagaimanakah agar
seorang muslimah bisa mendapatkan karunia tersebut?? Berikut ini adalah
beberapa kiatnya:
Pertama: Keyakinan yang Kuat Akan
Balasan Surga Bagi Mereka yang Shalihah
Dengan mengingat
kenikmatan surga dan menjadikannya sebagai cita-cita tertinggi, maka seorang
muslimah akan selalu berusaha mentaati Allah dan menjauhi larangan-Nya agar
bisa masuk ke dalamnya. Sungguh Allah telah menyiapkan balasan yang begitu
besar dan tiada terkira bagi hamba-hambaNya yang shalih dan shalihah. Dalam
sebuah hadits qudsi, Allah subhanahu wa ta'ala telah berfirman:
أَعْدَدْتُ
لِعِبَادِيَ الصَّالِحِينَ مَا لاَ عَيْنٌ رَأَتْ، وَلاَ أُذُنٌ سَمِعَتْ، وَلاَ
خَطَرَ عَلَى قَلْبِ بَشَرٍ
“Aku telah menyiapkan bagi
hamba-hambaKu yang shalih apa-apa yang tidak pernah terlihat oleh mata, tak
pernah terdengar oleh telinga, dan tak pernah terbayang dalam pikiran manusia.”
(HR. Bukhari 4779 dan Muslim 2824)
Kedua: Niat yang Ikhlas dan
Sungguh-sungguh Meraih Keshalihan
Keshalihan adalah
kewajiban bagi setiap muslim dan muslimah, maka niat dan keinginan yang kuat
disertai keikhlasan akan membantu seorang muslimah menjadi pribadi yang
shalihah dan bertakwa. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam telah
menganjurkan kita untuk bersungguh-sungguh meraih apa-apa yang bermanfaat untuk
kita. Beliau bersabda:
احْرِصْ عَلَى مَا
يَنْفَعُكَ وَاسْتَعِنْ بِاللَّهِ وَلاَ تَعْجَز
“Bersungguh-sungguhlah
memperoleh apa yang bermanfaat untukmu, mintalah pertolongan kepada Allah dan
janganlah kamu lemah.” (HR. Muslim 2664)
Ketiga: Memperbanyak Mengingat
Kematian
Orang yang selalu ingat
akan kematian dan perjalanan setelahnya akan selalu sadar dengan singkatnya
dunia ini, sehingga ia akan selalu mengutamakan kehidupan akhirat yang kekal.
Maka dia akan senantiasa berusaha menjadi orang yang shalih/shalihah dan
bertakwa, dimana ketakwaan adalah sebaik-baik bekal. Tak heran apabila
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menganjurkan kita untuk
banyak-banyak mengingat kematian, agar kita tidak terpedaya dengan kehidupan
yang fana ini. Beliau shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
أَكْثِرُوا ذِكْرَ
هَاذِمِ اللَّذَّاتِ يَعْنِي الْمَوْتَ
“Perbanyaklah mengingat penghancur
kenikmatan, yaitu kematian.” (HR. at-Tirmidzi 2307, dinilai hasan shahih oleh
Syaikh al-Albani dalam Shahihut Targhib wat Tarhib 3333)
Keempat: Menuntut Ilmu Agama dan
Berusaha Mengamalkannya
Peran ilmu tak akan
pernah lepas menyertai kesuksesan seorang muslim dalam bertakwa kepada Allah 'azza
wa jalla, bahkan ilmu adalah peran yang paling utama. Tanpa ilmu, seorang
muslim tak akan bisa bertakwa, karena ia tak akan bisa membedakan antara mana
ketaatan dan mana kemaksiatan, antara kebaikan dan keburukan, antara perintah
dan larangan. Allah subhanahu wa ta'ala berfirman:
قُلْ هَلْ يَسْتَوِي
الَّذِينَ يَعْلَمُونَ وَالَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ
“Katakanlah, apakah sama antara
orang yang berilmu dengan orang yang tidak berilmu?” (QS. az-Zumar [39]: 9)
Sehingga ketika kita
telah memiliki ilmu, maka kita usahakan untuk bisa mengamalkannya. Karena
tidaklah seseorang itu dikatakan bertakwa kecuali setelah ia membuktikannya
dengan amalannya.
Kelima: Berteman dengan Muslimah
Shalihah
Lingkungan atau teman
akan sangat mempengaruhi kita meskipun tanpa kita sadari. Jika ia baik, kita
akan ditarik olehnya ke arah kebaikan, dan sebaliknya, jika ia buruk, kita pun
akan ditarik olehnya ke arah keburukan. Maka hendaklah seorang muslimah
pandai-pandai memilih teman dalam bergaul, terutama teman dekat, harus yang
baik dan shalihah. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam bersabda:
الرَّجُلُ عَلَى
دِينِ خَلِيلِهِ، فَلْيَنْظُرْ أَحَدُكُمْ مَنْ يُخَالِلُ
“Seseorang itu berada di atas agama
teman dekatnya, maka hendaklah salah seorang di antara kalian melihat siapakah
yang dia jadikan teman dekatnya.” (HR. at-Tirmidzi 2378, dishahihkan oleh
Syaikh al-Albani dalam Shahihut Tirmidzi 2378)
Keenam: Meneladani Orang-orang Shalih
dan Shalihah
Sesungguhnya menelusuri
dan menyelami kisah keteladanan dari orang-orang shalih dan shalihah sangat
membekas di dalam hati dan menimbulkan efek yang sangat baik. Maka hendaklah
seorang muslimah banyak-banyak membaca dan menyimak kehidupan orang-orang
shalih dan shalihah, sehingga mereka akan terpengaruh dengan keteladanannya.
Maka keteladanan yang paling terdepan dalam hal ini adalah Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam dan para sahabat beliau radhiyallahu 'anhum ajma’in.
Dimana perjuangan mereka telah terbukti dan telah mendapatkan keridhaan Allah
Sang Pencipta alam semesta.
Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu 'anhu berkata:
مَنْ كَانَ مِنْكُمْ مُتَأَسِّيًا فَلْيَتَأَسَّ
بِأَصْحَابِ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَإِنَّهُمْ
كَانُوْا أَبَرَّ هَذِهِ الأُمَّةِ قُلُوْبًا، وَأَعْمَقـُهَا عِلْمًا، وَأَقَلُّـهَا
تَكَلُّـفًا، وَأَقْوَمُهَا هَدْيًا، وَأَحْسَنـُهَا حَالًا، اِخْتَارَهُمُ اللهُ
لِصُحْبَةِ نَبِيِّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَإِقَامَةِ دِيْنِهِ، فَاعْرِفُوْا
لَهُمْ فَضْلَـهُمْ، واتَّبـِعُوْهُمْ فِيْ آثَارِهِمْ، فَإِنَّهُمْ كَانُوْا عَلَى
الْهُدَى الْمُسْتَقِيْمِ
“Barangsiapa
yang hendak mencari teladan, maka teladanilah sahabat Rasulullah. Karena
merekalah yang paling baik hatinya di antara umat ini, paling dalam ilmunya,
paling sedikit memaksakan diri, paling lurus petunjuknya dan paling baik
keadaannya. Mereka adalah kaum yang dipilih oleh Allah untuk menemani Nabi-Nya shallallahu
'alaihi wa sallam dan untuk menegakkan agama-Nya. Maka kenalilah keutamaan
mereka dan ikutilah petunjuk mereka, karena sesungguhnya mereka benar-benar
berada di atas petunjuk yang lurus.” (Tafsir al-Qurtubi 1/60)
Ketujuh: Berdoa
Kiat berikutnya yang
seyogyanya senantiasa diperhatikan oleh seorang muslimah adalah doa yang selalu
ia panjatkan kepada Rabbnya. Doa permohonan agar bisa menjadi hamba-Nya yang
shalihah. Allah subhanahu wa ta'ala berfirman:
وَقَالَ رَبُّكُمُ
ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ
“Dan Rabbmu berfirman: ‘Berdoalah
kepada-Ku, niscaya Aku akan mengabulkan doamu.” (QS. Ghafir [40]: 60)
Di antara doa yang
perlu sering-sering dipanjatkan agar dimudahkan menjadi seorang muslimah yang
shalihah dan bertakwa, adalah salah satu doa yang telah diajarkan oleh
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, yaitu:
اللَّهُمَّ إِنِّى
أَسْأَلُكَ الْهُدَى وَالتُّقَى وَالْعَفَافَ وَالْغِنَى
“Ya Allah, aku memohon kepadamu
hidayah, ketakwaan, kehormatan diri dan kecukupan.” (HR. Muslim 2721)
Kedelapan: Bertawakkal
Setiap perjuangan pasti
ada rintangan yang menghadang, maka sikap yang terbaik bagi seorang muslimah
yang sedang berjalan menuju Allah guna memperoleh kesuksesan dan kebahagiaan di
dunia dan di akhirat, adalah dengan bertawakkal (berserah diri) kepada Allah ta'ala.
Dialah yang telah mengatur segala urusan. Maka apabila seseorang telah
berusaha, pasrahkanlah semuanya kepada Allah dan berbaik sangkalah kepada-Nya.
Dia lah yang paling mengetahui apa yang terbaik untuk hamba-hambaNya. Sesungguhnya
Allah ta'ala telah berfirman:
وَمَنْ يَتَوَكَّلْ
عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ
“Dan barangsiapa bertawakkal
kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya.” (QS.
ath-Thalaq [65]: 3)
Yakinlah bahwa selalu
ada hikmah di balik setiap musibah yang menimpa seorang muslim dan muslimah.
Demikianlah pembahasan
tentang wanita shalihah sebagai perhiasan dunia yang terindah. Semoga Allah ta'ala
memudahkan kaum muslimin dan muslimah untuk menjadi hamba-hambaNya yang shalih
dan shalihah. Aamiin yaa Rabbal ‘aalamiin.
--------
Abu Ibrohim Ari bin Salimin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.