Saudara saudariku kaum muslimin
dan muslimat, yang semoga senantiasa dirahmati oleh Allah subhanahu wa
ta'ala.
Telah datang bulan
Ramadhan yang mulia lagi penuh keberkahan kepada kita. Bulan yang di dalamnya
terdapat berbagai macam keutaman yang sangat amat besar. Ia hanya datang satu
kali dalam setahun. Tak heran jika kedatangannya disambut sangat gembira oleh
kaum muslimin. Bahkan orang-orang yang beriman dan orang-orang shalih mereka
berlomba-lomba dalam ibadah mereka guna meraih ampunan dan pahala yang besar di
bulan ini. Bagaimana tidak, sedangkan rasulullah shallallahu 'alaihi wa
sallam telah bersabda:
إِذَا جَاءَ رَمَضَانُ فُتِّحَتْ أَبْوَابُ
الْجَنَّةِ وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ وَصُفِّدَتِ الشَّيَاطِينُ
“Apabila
bulan Ramadhan telah tiba, maka pintu-pintu surga dibuka dan pintu-pintu neraka
ditutup, dan setan pun dibelenggu.” (HR. Bukhari 1898 dan Muslim 1079)
Ini berarti kesempatan untuk kita bisa meraih surga di bulan ini terbuka
selebar-lebarnya, dan kesempatan agar kita bisa dijauhkan dari api neraka
sejauh-jauhnya ada di depan mata.
Maka pada hari ini,
kita telah melewati hari-hari di bulan Ramadhan, dan kini kita telah berada di
sepuluh hari terakhir yang merupakan penghujung bulan yang amat mulia ini,
hampir-hampir ia pergi meninggalkan kita. Lalu apakah yang telah kita lakukan dalam
menyambut bulan ini?! Sudahkah kita memaksimalkan amalan-amalan kita untuk
memperoleh keutamaan di bulan ini?!
Ketahuilah wahai
saudara-saudariku kaum muslimin dan muslimat, sesungguhnya Nabi kita yang mulia
Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam pernah bersabda:
رَغِمَ أَنْفُ رَجُلٍ
دَخَلَ عَلَيْهِ رَمَضَانُ ثُمَّ انْسَلَخَ قَبْلَ أَنْ يُغْفَرَ لَه
“Celaka seseorang yang memasuki
bulan Ramadhan kemudian ia meninggalkan bulan Ramadhan ini sedangkan dosanya
belum dosanya diampuni.” (HR. at-Tirmidzi 3545, dinilai hasan shahih oleh
Syaikh al-Albani dalam Shahihut Targhib wat Tarhib 1680)
Hadits ini menunjukkan
kepada kita bahwasanya kita memiliki peluang yang sangat amat besar untuk
mendapat ampunan Allah ta'ala atas dosa-dosa kita. Dan jika dosa-dosa
kita diampuni, maka itu berarti surga yang kita idam-idamkan bisa kita raih. Oleh
karenanya lah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengajarkan
kepada kita doa meminta ampunan kepada Allah di malam-malam terakhir bulan
Ramadhan ini khususnya, dan kita dianjurkan untuk memperbanyak mengucapkannya.
Doa yang dimaksud adalah:
اللَّهُمَّ إِنَّكَ
عُفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي
“Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha
Pemaaf, Engkau mencintai maaf, maka maafkanlah aku.” (HR. at-Tirmidzi 3513, dan
al-Hakim 1942, beliau mengatakan hadits ini shahih sesuai syarat Bukhari dan
Muslim)
Saudara-saudariku, bulan
Ramadhan masih tersisa beberapa hari lagi, kita masih memiliki kesempatan untuk
memperoleh ampunan Allah, apalagi di malam-malam ini terdapat satu malam yang
lebih baik daripada seribu bulan, ia adalah Lailatul Qadar. Allah subhanahu
wa ta'ala berfirman:
لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ
“Malam kemuliaan itu lebih baik
daripada seribu bulan.” (QS. al-Qadr [97]: 3)
Di malam-malam terakhir
inilah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, manusia terbaik di atas
muka bumi ini, orang yang telah dijamin dosa-dosanya baik yang telah lalu
maupun yang akan datang, ternyata beliau pun bersungguh-sungguh untuk beribadah
guna memperoleh keutamaan di bulan Ramadhan ini. Maka tentunya kita lebih
pantas untuk bersungguh-sungguh menjalankan ibadah di malam-malam terakhir ini,
karena kita tidak tahu apakah dosa-dosa kita sudah diampuni ataukah belum, yang
kita tahu hanyalah bahwa dosa-dosa kita begitu banyak.
Ibunda kita, ummul mukminin Aisyah radhiyallahu 'anha pernah
berkata:
كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ إِذَا دَخَلَ الْعَشْرُ شَدَّ مِئْزَرَهُ وَأَحْيَا لَيْلَهُ وَأَيْقَظَ
أَهْلَهُ
“Adalah
Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam apabila telah memasuki sepuluh hari
terakhir di bulan Ramadhan, beliau mengencangkan ikatan kainnya, menghidupkan
malamnya, dan membangunkan keluarganya (istri-istrinya).” (HR. Bukhari 2024)
Saudara-saudariku,
mungkin kita masih memiliki kekurangan di awal-awal bulan Ramadhan, maka
hendaknya di malam-malam terakhir ini kita bersungguh-sungguh untuk memperbaiki
usaha kita dalam meraih ampunan Allah yang ada di depan mata ini. Sesungguhnya
orang yang sedang dalam perlombaan, ketika ia melihat garis finish ada didepan
matanya, maka ia pasti berusaha untuk mengerahkan tenaganya semaksimal mungkin
agar tidak ada yang mendahuluinya, sehingga ia benar-benar bisa meraih
keutamaan garis finish.
Ketahuilah bahwa
sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam telah bersabda:
إِنَّمَا الأَعْمَالُ بِالْخَوَاتِيْمِ
“Sesungguhnya amalan itu tergantung
pada akhirnya.” (HR. Bukhari 6607)
Saudara-saudariku,
sekali lagi kami ingatkan, masih tersisa kesempatan kita untuk meraih ampunan
Allah di bulan Ramadhan yang mulia ini. Hendaknya kita memanfaatkan dengan baik
waktu-waktu yang tersisa ini. Buktikanlah kepada Allah bahwasanya kita
benar-benar mengharapkan ampunan dari-Nya.
اَللَّهُمَّ يَا حَيُّ يَا قَيُّوْمُ يَا ذَا
الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ اِجْعَلْنَا وَجَمِيْعَ الْمُسْلِمِيْنَ مِمَّنْ صَامَ
رَمَضَانَ وَقَامَهُ إِيْمَانًا وَاحْتِسَابًا فَغُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ
ذَنْبِهِ وَمَا تَأَخَّرَ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
“Ya
Allah Yang Maha Hidup dan Berdiri sendiri, Pemilik segala keagungan dan
kemuliaan, jadikanlah kami dan segenap kaum muslimin sebagai orang-orang yang
menunaikan ibadah puasa Ramadhan dan shalat malam (di dalamnya) dengan penuh
keimanan dan harapan akan pahala lantas diampuni semua dosanya, baik yang telah
lalu maupun yang belakangan, dengan rahmat-Mu wahai Dzat Yang Maha Penyayang.”
--------
Abu Ibrohim Ari bin Salimin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.