Sabtu, 11 Mei 2019

KETIKA KITA MENULIS


Di antara adab dalam berbicara dalam bermedia sosial, khususnya di grup WA yang disitu semua anggota bisa berkirim pesan, adalah hendaknya kita memperhatikan dan menimbang-nimbang ketika kita hendak menulis.
Ketika kita menulis; entah itu opini, tanggapan, komentar, kritikan, candaan, dan tulisan lainnya, lalu tulisan kita itu dibaca orang, maka itu berarti kita menyita waktu orang lain yang membaca tulisan kita. Belum lagi akibat yang dihasilkan dari tulisan tersebut, apakah baik ataukah buruk.
Oleh karena itu tulislah yang berfaedah, tulislah sesuatu yang memang perlu, atau mengandung manfaat, apalagi kalau tulisannya panjang. Jangan kita menghabiskan waktu orang lain untuk membaca tulisan kita yang tidak bermanfaat, apalagi mengandung syubhat atau keburukan.

Memang mungkin kita tak menyuruh semua anggota grup untuk membaca tulisan kita, tapi ketika kita mengirim tulisan kita di sana, itu berarti kita memperlihatkan tulisan kita kepada ratusan atau sekian pasang mata anggota grup. Tentunya hal ini perlu kita perhatikan. Termasuk juga tulisan yang kita share atau postingan apa saja yang kita bagikan.
Alangkah indahnya nasehat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam yang patut kita renungkan; beliau telah bersabda:
مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ
“Siapa yang beriman kepada Allah dan hari Akhir, hendaklah ia berkata yang baik, atau diam.” (HR. Bukhari 6475 dan Muslim 47)
Melalui hadits ini Nabi kita shallallahu 'alaihi wasallam menyuruh kita diam, kecuali dalam perkara kebaikan; contohnya seperti dzikir, mempelajari ilmu dan mengajarkannya, menyuruh pada kebaikan, mencegah dari kemungkaran, dan semisalnya.
Demikian pula kita tahu dari hadits ini bahwa diam dan ucapan yang baik adalah merupakan bukti dari keimanan kita kepada Allah dan hari akhir.
Satu hadits ini saja bisa selalu kita amalkan, maka kita akan terhindar dari banyak keburukan. Perhatikan sabda rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berikut ini:
مَنْ صَمِتَ نَجَا
"Barangsiapa diam, maka ia selamat." (HR at-Tirmidzi 2501, dishahihkan Syaikh al-Albani dalam Shahihut Tirmidzi)
Hendaknya hadits ini juga menjadi perhatian bagi kita. Ada sebuah syair yang cukup masyhur tentang hal ini, syair itu berbunyi:
لِسَانُ العَاقِلِ وَرَاءَ قَلْبِهِ، فَإِذَا أَرَادَ الْكَلَامَ تَفَكَّرَ
إِنْ كَانَ لَهُ قَالَ وَإِنْ كَانَ عَلَيْهِ سَكَتَ
"Lisan seorang yang berakal itu di balik hatinya, jika ia ingin berbicara maka ia pun berpikir terlebih dulu.
Jika itu baik baginya maka ia pun berbicara, dan jika itu buruk baginya maka ia pun diam."
Dan tentunya tidaklah tersembunyi bagi kita, bahwa tulisan juga menempati posisi lisan, sehingga tulisan itu sama dengan ucapan lisan. Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu ia berkata:
سُئِلَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم عَنْ أَكْثَرِ مَا يُدْخِلُ النَّاسَ الْجَنَّةَ فَقَالَ « تَقْوَى اللَّهِ وَحُسْنُ الْخُلُقِ ». وَسُئِلَ عَنْ أَكْثَرِ مَا يُدْخِلُ النَّاسَ النَّارَ فَقَالَ « الْفَمُ وَالْفَرْجُ »
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ditanya tentang perkara yang paling banyak memasukkan manusia ke dalam surga, beliau menjawab, “Takwa kepada Allah dan akhlak yang baik.” Beliau juga ditanya tentang perkara yang paling banyak memasukkan manusia ke dalam neraka, beliau menjawab, “Mulut dan kemaluan.” (HR. Tirmidzi 2004, dinilai hasan oleh Syaikh al-Albani dalam Shahihut Targhib wat Tarhib 2642)
Demikian.
Bukanlah yang menulis ini orang yang paling baik dalam mengamalkan hadits tersebut, namun semoga tulisan ini menjadi pengingat untuk kita semua. Allah subhanahu wata'ala telah berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar, niscaya Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu. Dan barangsiapa mentaati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar.” (QS. al-Ahzab [33]: 70-71)
Semoga Allah melimpahkan taufik-Nya kepada kita semua untuk bisa selalu berkata yang baik, sehingga Allah pun memperbaiki amalan-amalan kita dan mengampuni dosa-dosa kita. Allahumma aamiin.
--------
Abu Ibrohim Ari bin Salimin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.