Minggu, 01 Desember 2019

ANTARA TEMAN YANG BAIK DAN TEMAN YANG BURUK


Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
مَثَلُ الْجَلِيسِ الصَّالِحِ وَالسَّوْءِ كَحَامِلِ الْمِسْكِ وَنَافِخِ الْكِيرِ، فَحَامِلُ الْمِسْكِ إِمَّا أَنْ يُحْذِيَكَ وَإِمَّا أَنْ تَبْتَاعَ مِنْهُ وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ مِنْهُ رِيحًا طَيِّبَةً، وَنَافِخُ الْكِيرِ إِمَّا أَنْ يُحْرِقَ ثِيَابَكَ وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ رِيحًا خَبِيثَةً
“Permisalan teman yang baik dan teman yang buruk adalah seperti penjual minyak wangi dan pandai besi. Penjual minyak wangi bisa jadi ia akan memberimu minyak wangi, atau engkau bisa membeli darinya, atau setidaknya engkau mendapatkan bau harum darinya. Sedangkan pandai besi, bisa jadi menyebabkan terbakarnya pakaianmu, atau engkau akan mendapatkan darinya bau tak sedap.” (HR. Bukhari 5534 dan Muslim 2628)

Mutharrif bin Abdillah rahimahullah berkata:
جَلِيْسُ الصَّالِحِ خَيْرٌ مِن الوَحْدَةِ، وَالوَحْدَةُ خَيْرٌ مِنْ جَلِيْسِ السَّوْءِ
“Teman duduk yang shalih lebih baik daripada sendirian, dan sendirian itu lebih baik daripada teman duduk yang jelek.” (Az-Zuhud Imam Ahmad 195, Lihat Mawa'idhush Shalihina Washshalihat karya Syaikh Hani al-Hajj hafidzahullah hal. 423)
Teman yang baik akan selalu mengajakmu kepada kebaikan. Jika engkau mau memenuhi ajakannya, engkau akan terbiasa bersamanya untuk selalu berada di atas kebaikan. Bahkan ia akan selalu mendoakan kebaikan untukmu dan doa agar engkau bisa istiqamah selalu, sehingga hidupmu benar-benar menjadi penuh dengan kebaikan.
Jika engkau tak mau diajak pada kebaikan, maka ia tetap akan mendoakanmu secara diam-diam, agar kamu mendapat hidayah dan terjaga dari keburukan.
Sedangkan teman yang buruk, maka ia akan selalu mengajak kepada keburukan. Jika engkau mau memenuhi ajakan mereka, maka mereka akan mendukungmu, memujimu, dan menyoraki keberhasilanmu dalam mengerjakan keburukan itu. Hingga engkau pun terbiasa menjadi manusia-manusia buruk seperti mereka atau bahkan lebih buruk lagi.
Jika engkau tak mau mengikuti mereka, maka dengan serta merta mereka akan membencimu, mengejekmu dan mencelamu, serta memasang muka masam di hadapanmu, bahkan bisa jadi mereka tak segan-segan untuk menyakitimu atau mencelakakanmu.
Kemudian pahamilah bahwa teman yang baik itu langka, namun jika engkau benar-benar mencari dan ingin mendapatkan teman-teman yang baik, maka insyaallah Allah akan mendekatkan mereka kepadamu. Jika mereka telah engkau temukan, maka janganlah kau jauhi, tapi dekatilah dan akrablah bersama mereka.
Sedangkan teman yang buruk itu terlalu banyak, begitu mudah menemukannya, dan juga mudah untuk sejalan dengan mereka. Karena keburukan itu sejalan dengan hawa nafsu yang selalu menyuruh pada keburukan, yang bahkan pada dirimu sendiri pun kerap kali hawa nafsu itu mengajakmu pada keburukan.
Maka hati-hati lah dalam memilih teman, khususnya teman akrab, apalagi pasangan hidup. Nabi kita yang mulia 'alaihish shalatu wassalam telah bersabda:
الرَّجُلُ عَلَى دِينِ خَلِيلِهِ، فَلْيَنْظُرْ أَحَدُكُمْ مَنْ يُخَالِلُ
“Seseorang itu sesuai dengan agama teman dekatnya, maka hendaklah salah seorang di antara kalian melihat siapakah yang dia jadikan teman dekat.” (HR. at-Tirmidzi 2378, dishahihkan oleh Syaikh al-Albani dalam Shahihut Tirmidzi 2378)
Semoga Allah mengaruniakan kepada kita teman-teman dekat yang shalih/shalihah.
--------
Abu Ibrohim Ari bin Salimin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.