Sabtu, 18 Maret 2017

BERSYUKUR ATAS NIKMAT ISLAM

Nikmat Islam adalah nikmat terbesar yang Allah karuniakan kepada kita, bahkan lebih besar daripada harta sepenuh bumi sekalipun. Karena Islam adalah satu-satunya agama yang bisa mengantarkan kita ke dalam surga, karena hanya Islamlah agama yang di diridhai oleh Allah ta'ala. Sesungguhnya Allah ta'ala, yang telah menciptakan surga dan neraka, menciptakan alam semesta, mengaturnya, menguasainya dan memeliharanya, Dia telah berfirman di dalam kitab-Nya:
إِنَّ الدِّينَ عِنْدَ اللَّهِ الْإِسْلَامُ
Sesungguhnya agama yang diridhai di sisi Allah hanyalah Islam.” (QS. Ali Imran [3]: 19)
Agama Selain Islam adalah Kerugian
Adapun agama selain Islam, maka hanya akan berujung di dalam kekalnya neraka, karena ia adalah agama yang tidak akan pernah diterima oleh Allah 'azza wa jalla. Apabila seseorang yang beragama selain Islam meninggal dunia dalam keadaan belum masuk Islam (kafir), maka ia tak akan pernah mendapat bagian surga sedikitpun di akhirat kelak.
Allah ta'ala berfirman:
وَمَنْ يَبْتَغِ غَيْرَ الْإِسْلَامِ دِينًا فَلَنْ يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الْآخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ
Barangsiapa mencari agama selain Islam maka tidak akan pernah diterima, dan di akhirat ia akan menjadi orang-orang yang merugi.” (QS. Ali Imran [3]: 85)
إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا وَمَاتُوا وَهُمْ كُفَّارٌ أُولَئِكَ عَلَيْهِمْ لَعْنَةُ اللَّهِ وَالْمَلَائِكَةِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ خَالِدِينَ فِيهَا لَا يُخَفَّفُ عَنْهُمُ الْعَذَابُ وَلَا هُمْ يُنْظَرُونَ
Sesungguhnya orang-orang yang kafir dan mati dalam keadaan kafir, merka itu mendapat laknat Allah, para malaikat, dan manusia seluruhnya. Mereka kekal di dalamnya (laknat), tidak akan diringankan adzabnya, dan mereka tidak diberi penangguhan.” (QS. al-Baqarah [2]: 161-162)
Syaikh Abu Bakar Jabir al-Jazairi rahimahullah mengatakan: “Dengan kabar-kabar dari Allah yang benar inilah, seorang muslim mengetahui bahwa seluruh agama yang ada sebelum Islam berarti telah dihapus dengan agama Islam. Dan bahwasanya Islam adalah agama untuk manusia seluruhnya, dan Allah tidak akan menerima agama selainnya, dan Dia pun tidak ridha dengan syari’at selain Islam. Dari sinilah seorang muslim mengetahui bahwa siapa saja yang tidak beragama Islam maka ia adalah orang yang kafir.” (Minhajul Muslim 94)
Maka hal ini membuat kita semakin bersyukur kepada Allah ta'ala atas nikmat yang amat besar ini. Belum tentu ketika kita diuji dengan kekafiran kita bisa keluar darinya. Nyatanya betapa banyak kita saksikan orang-orang non Islam saat ini, mereka tak mau masuk ke dalam agama Islam, padahal mereka hidup di negeri Islam dan melihat syiar-syiar Islam. Alangkah meruginya mereka jika hingga matinya tetap dalam kekafirannya. Oleh karena itulah kita membaca dalam al-Qur’an Firman Allah subhanahu wa ta'ala yang memerintahkan kita untuk tetap berada dalam agama ini hingga kematian kita:
وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
Dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan beragama Islam.” (QS. Ali Imran [3]: 102)
Islam Agama Yang Sempurna
Islam adalah satu-satunya agama yang sempurna yang telah mengatur seluruh seluk-beluk kehidupan manusia sejak dilahirkannya ke dunia hingga ia meninggal dunia, semua urusannya telah ada aturan yang mengiringinya. Bahkan Islam adalah sumber kebaikan pada setiap umat, tempat, dan zaman. Allah 'azza wa jalla berfirman:
وَنَزَّلْنَا عَلَيْكَ الْكِتَابَ تِبْيَانًا لِكُلِّ شَيْءٍ وَهُدًى وَرَحْمَةً وَبُشْرَى لِلْمُسْلِمِينَ
Dan Kami turunkan kitab (al-Qur’an) kepadamu untuk menjelaskan segala seuatu, sebagai petunjuk, serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri (muslim).” (QS. an-Nahl [16]: 89)
Demikian pula Allah subhanahu wa ta'ala juga telah berfirman tentang agama ini:
الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا
Pada hari ini telah Aku sempurnakan bagimu agamamu dan telah Aku cukupkan nikmat-Ku atasmu dan telah Aku ridhai Islam sebagai agama bagimu.” (QS. al-Maidah [5]: 3)
Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin rahimahullah dalam Syarh Ushulil Iman hal. 7-8 berkata: “Agama Islam itu sempurna, baik akidah maupun syari’atnya:
1.      Islam menyuruh untuk mentauhidkan Allah ta'ala dan melarang kesyirikan.
2.      Islam menyuruh berlaku jujur dan melarang kedustaan.
3.      Islam menyuruh berbuat adil dan melarang kedzaliman.
4.      Islam menyuruh amanah dan melarang berkhianat.
5.      Islam menyuruh untuk menepati janji dan melarang mengingkarinya.
6.      Islam menyuruh berbakti pada kedua orang tua dan melarang durhaka.
7.      Islam menyuruh menyambung silaturahim yang mereka adalah kerabat dan melarang memutus tali silaturahim.
8.      Islam menyuruh berlaku baik dalam bertangga dan melarang perbuatan buruk kepada tetangga.
Yang jelas secara umum Islam itu menyuruh setiap akhlak yang mulia dan melarang setiap akhlak yang rendah. Islam juga menyuruh setiap perbuatan baik dan melarang setiap perbuatan buruk.” Kemudian beliau membawakan ayat:
إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ
Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi bantuan kepada kerabat, dan Dia melarang (melakukan) perbuatan keji, kemungkaran, dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.” (QS. an-Nahl [16]: 90)
Penyesalan Orang-orang Kafir di Akhirat
Orang kafir menyesal mengapa mereka dulu tidak beragama Islam. Hal ini Allah jelaskan tentang keadaan orang-orang kafir dalam Firman-Nya:
حَتَّى إِذَا جَاءَ أَحَدَهُمُ الْمَوْتُ قَالَ رَبِّ ارْجِعُونِ لَعَلِّي أَعْمَلُ صَالِحًا فِيمَا تَرَكْتُ كَلَّا إِنَّهَا كَلِمَةٌ هُوَ قَائِلُهَا وَمِنْ وَرَائِهِمْ بَرْزَخٌ إِلَى يَوْمِ يُبْعَثُونَ
Hingga apabila datang kematian kepada salah seorang di antara mereka, ia berkata: ‘Wahai Tuhanku, kembalikanlah aku ke dunia, agar aku dapat berbuat kebajikan yang dulu telah aku tinggalkan.’ Sekali-kali tidak, itu hanyalah perkataan yang diucapkannya saja, dan di belakang mereka ada barzakh (pembatas) sampai hari mereka dibangkitkan.” (QS. al-Mu’minun [23]: 99-100)
Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa’di rahimahullah ketika menafsirkan ayat ini berkata: “Allah mengabarkan tentang keadaan orang yang hampir mati dari kalangan orang-orang yang melampaui batas dan orang-orang dzalim, bahwa mereka menyesali keadaan mereka saat itu, ketika telah melihat tempat kembalinya dan melihat buruknya amalan-amalan mereka. Sehingga mereka pun meminta agar dikembalikan ke dunia, bukan untuk menikmati kelezatan dunia dan bersenang-senang menuruti syahwatnya, akan tetapi sebagaimana yang mereka ucapkan: ‘Agar aku dapat berbuat kebajikan yang dulu telah aku tinggalkan’.” (Taisirul Karimirrahman fit Tafsir Kalamil Mannan 531)
Penyesalan yang amat besar inilah yang membuat orang-orang kafir berandai-andai agar mereka dahulu menjadi tanah saja, sebagaimana Allah firmankan dalam ayat berikut:
إِنَّا أَنْذَرْنَاكُمْ عَذَابًا قَرِيبًا يَوْمَ يَنْظُرُ الْمَرْءُ مَا قَدَّمَتْ يَدَاهُ وَيَقُولُ الْكَافِرُ يَا لَيْتَنِي كُنْتُ تُرَابًا
Sesungguhnya Kami telah memperingatkan kepadamu (orang kafir) adzab yang dekat, pada hari manusia melihat apa yang telah diperbuat oleh kedua tangannya; dan orang kafir berkata, ‘Alangkah baiknya seandainya dahulu aku jadi tanah saja.’” (QS. an-Naba [78]: 40)
Cara Mensyukuri Nikmat Islam
Sungguh Allah ta'ala dengan rahmat-Nya telah memilih kita berada di atas agama ini, bahkan tanpa kita minta. Maka sudah menjadi kewajiban bagi setiap muslim untuk mensyukurinya dengan sebenar-benar syukur. Lalu bagaimana kita mensyukuri nikmat Islam? Maka jawabannya adalah dengan kita mengenal Islam, mengamalkannya, mendakwahkannya dan membelanya. Karena tidak bisa seseorang itu dikatakan bersyukur apabila ia menyia-nyiakan dan tidak mempedulikan nikmat yang telah Allah karuniakan kepadanya, apalagi nikmat Islam.
Oleh karena itu, seorang muslim harus mengenali agamanya, dengan mengetahui apa saja perintah-perintah serta anjuran Islam kepadanya sehingga dia bisa mengamalkannya. Demikian pula ia harus mengetahui larangan-larangan serta hal-hal yang dibenci oleh Allah dan Rasul-Nya sehingga ia bisa menjauhinya. Bahkan seorang muslim dituntut untuk mengenali Allah Sang Pemberi nikmat, sehingga ia akan menjadi sebenar-benar hamba yang hanya beribadah dan menghambakan diri kepada Allah saja. Karena Allah subhanahu wa ta'ala  telah mengaitkan antara syukur dengan peribadahan kepada-Nya dalam Firman-Nya:
وَاشْكُرُوا نِعْمَتَ اللَّهِ إِنْ كُنْتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ
Dan bersyukurlah atas nikmat Allah jika kalian benar-benar beribadah hanya kepada-Nya.” (QS. an-Nahl [16]: 114)
Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa’di rahimahullah berkata tentang perintah syukur dalam ayat ini: (Dan bersyukurlah atas nikmat Allah) “Yaitu dengan mengakui nikmat Allah dengan hati, memuji Allah atas nikmat-Nya, dan menggunakannya untuk ketaatan kepada Allah.” Kemudian pada penggalan selanjutnya (jika kalian benar-benar beribadah hanya kepada-Nya) “Yaitu jika kalian benar-benar ikhlas beribadah hanya kepada-Nya, maka janganlah bersyukur kecuali kepada-Nya, dan jangan lupa kepada Sang Pemberi nikmat.” (Taisirul Karimirrahman fit Tafsir Kalamil Mannan 426)
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ أَنْعَمَ اللهُ عَلَيْهِ نِعْمَةً، فَإِنَّ اللهَ يُحِبُّ أَنْ يَرَى أَثَرَ نِعْمَتِهِ عَلَى عَبْدِهِ
“Barangsiapa yang diberi nikmat oleh Allah, maka sesungguhnya Allah suka apabila Dia melihat pengaruh nikmat-Nya kepada hamba-Nya.” (HR. Ahmad 19934, dinilai shahih oleh Syaikh Syu’aib al-Arnauth dkk dalam tahqiq beliau atas hadits ini dalam Musnad Imam Ahmad)
Dan tak diragukan bahwa menampakkan pengaruh nikmat Islam pada diri seseorang adalah dengan menampakkan syi’ar-syi’ar Islam dan mewujudkan peribadahan kepada Allah semata.

Demikian, semoga Allah 'azza wa jalla menjadikan kita termasuk hamba-hambaNya yang senantiasa mensyukuri nikmat-Nya, dengan memudahkan kita dalam mengenal Islam, mengamalkannya, mendakwahkannya, dan membelanya. Hingga semoga Allah pun mewafatkan kita dalam keadaan beragama Islam. Allahumma amin.

Abu Ibrohim Ari bin Salimin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.