Senin, 29 Oktober 2018

SHALATMU SHALATMU!


Allah subhanahu wa ta'ala Sang Pencipta alam semesta mewajibkan shalat fardhu lima waktu. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam Sang Nabi penunjuk jalan menuju surga juga telah memerintahkan untuk shalat.
Para ulama, ahli ilmu, serta penuntut ilmu, mereka sibuk membahas hukum-hukum tentang wudhu dan shalat, syarat sahnya, rukun-rukunnya, wajibnya, sunnahnya, keutamaannya, pembatal-pembatalnya, hal-hal yang mengurangi pahalanya, hikmahnya, tata caranya, bacaan-bacaan doa dan dzikirnya, jamak dan qasharnya, daaaaan lain sebagainya...
Ada orang mengaku beragama Islam dengan entengnya meninggalkan shalat. Seolah-olah masalah shalat tidak ada pentingnya sama sekali.

Maka hendaknya orang-orang yang masih meninggalkan shalat atau yang shalatnya masih bolong-bolong sadar diri, bahwa shalat adalah masalah yang sangat penting sekali dalam agama Islam. Shalat adalah rukun Islam yang kedua, ia adalah seutama-utama amal setelah dua kalimat syahadat. Sangat tidak pantas sekali jika seorang muslim meremehkan masalah ini.
Hendaknya seorang muslim mengingat betapa banyaknya nikmat yang telah ia dapatkan dari Allah ta'ala, bahkan betapa banyak nikmat yang Allah karuniakan kepadanya tanpa pernah ia minta. Allah berikan setiap hari secara gratis.
Lalu apakah dengan mudahnya ia meninggalkan shalat sebagai salah satu kewajiban yang paling utama dalam agamanya??!
Sesungguhnya Allah menyuruh manusia beribadah kepada-Nya bukanlah karena Allah yang butuh. Sungguh Allah Maha Kaya, Dia tidak butuh sama sekali kepada makhluk-Nya. Justru hamba-Nya lah yang butuh kepada-Nya di setiap detak jantungnya dan di setiap hembusan nafasnya. Dia telah berfirman:
اللَّهُ الصَّمَدُ
Allah, Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu.” (QS. al-Ikhlas [2]: 112)
Jika seorang hamba menyia-nyiakan kewajiban dari-Nya, hendaklah ia takut akan hari dimana tak ada seorang pun yang bisa lari dari siksa-Nya. Sesungguhnya siksa-Nya begitu amat dahsyat; membuat mata-mata terbelalak, mulut-mulut terbungkam, kulit-kulit terbakar, dan kulit-kulit kepala mengelupas.
Namun ketika seorang hamba selalu berusaha melaksanakan kewajiban dari-Nya, menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya, maka berbahagialah akan janji yang agung yang telah Allah persiapkan untuknya; berupa surga yang mengalir sungai-sungai di bawahnya, beserta kenikmatan sempurna yang tak pernah terlihat oleh mata, tak pernah terdengar oleh telinga, dan tak pernah terlintas dalam pikiran manusia.
Hendaklah seorang muslim selalu mengingat betapa pentingnya shalat, ia menjadi penentu keadaan kita di akhirat, dan shalat adalah termasuk wasiat terakhir rasulullah shallallahu alaihi wa sallam. Beliau telah bersabda:
إِنَّ أَوَّلَ مَا يُحَاسَبُ بِهِ العَبْدُ يَوْمَ القِيَامَةِ مِنْ عَمَلِهِ صَلاَتُهُ، فَإِنْ صَلُحَتْ فَقَدْ أَفْلَحَ وَأَنْجَح، وَإِنْ فَسَدَتْ فَقَدْ خَابَ وَخَسِرَ
“Sesungguhnya amalan seorang hamba yang pertama kali dihisab (dipertanggungjawabkan) di hari kiamat adalah shalatnya, jika shalatnya baik maka ia beruntung dan selamat, jika shalatnya jelek maka ia celaka dan merugi.” (HR. at-Tirmidzi 413, dinilai shahih lighairihi oleh Syaikh al-Albani dalam Shahihut Targhib wat Tarhib 540)
عَنْ عَلِىٍّ رضي الله عنه قَالَ: كَانَ آخِرُ كَلاَمِ رَسُولِ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم: الصَّلاَةَ الصَّلاَةَ اتَّقُوا اللَّهَ فِيمَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ
Dari Ali radhiyallahu 'anhu ia berkata: Ucapan terakhir Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam (menjelang wafatnya) adalah: “Jagalah shalat, jagalah shalat, bertakwalah kepada Allah dalam mengurusi budak-budak kalian.” (HR. Abu Dawud 5158, Ahmad 585, dinilai shahih lighairihi oleh Syaikh al-Albani dalam Shahihut Targhib wat Tarhib 2285)
Hendaknya seorang muslim selalu meminta pertolongan kepada Allah agar dimudahkan dalam menjalankan syari’at-Nya. Hanya Allah-lah yang melimpahkan hidayah taufik.
Semoga Allah memberi hidayah dan kemudahan kepada saudara-saudari kita yang masih menyia-nyiakan shalatnya, dan semoga Allah memberi kita semua keistiqamahan di atas keikhlasan dalam ketaatan kepada-Nya.
--------
Abu Ibrohim Ari bin Salimin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.