Senin, 30 Januari 2017

MEMBACA, Sarana Mudah Meraih Ilmu

Saudaraku dan saudariku yang semoga senantiasa diberi hidayah oleh Allah ta'ala, di antara nikmat-nikmat Allah yang agung adalah nikmat pengelihatan, yang dengannya kita bisa menikmati segala keindahan ciptaan Allah subhanahu wa ta'ala yang ada di muka bumi ini. Cobalah sejenak untuk memejamkan mata, lalu bayangkanlah bahwa kita menjadi orang buta yang tidak bisa melihat apa-apa, semuanya gelap tanpa cahaya, hanya bisa diterka dan diraba, niscaya saat itu juga kita akan segera mengetahui bahwa, nikmat melihat merupakan nikmat yang sangat agung yang Allah ta'ala karuniakan kepada kita.
Sudah menjadi keharusanlah bagi kita untuk mensyukurinya dan mensyukuri segala nikmat yang ada, yang hendaknya hanya kita gunakan untuk hal-hal yang diridhai oleh Allah Yang Maha Memberi nikmat.
Di antara bentuk rasa syukur kita atas nikmat pengelihatan ini adalah dengan menggunakannya untuk mengetahui apa-apa yang Allah 'azza wa jalla perintahkan, sehingga kita bisa melaksanakannya, dan untuk mengetahui apa-apa yang Allah ta'ala larang, sehingga kita bisa menghindarinya dan menjauhinya. Semua pengetahuan itu bisa kita peroleh dengan cara membaca.
Menuntut Ilmu Wajib Bagi Setiap Muslim
Ilmu merupakan lawan bagi ketidaktahuan. Seorang muslim yang tidak memiliki ilmu agama, bagaimana ia akan beramal di dunia? Bisa dipastikan ia hanya ikut-ikutan saja tanpa mengetahui sudahkah amalan itu benar sesuai dengan apa yang dicontohkan oleh Rasulullah, atau bisa jadi juga ia akan beramal tanpa ilmu, sehingga jadilah ia orang yang sesat. Di sinilah pentingnya ilmu. Rasul kita yang mulia ‘alaihis shalatu wassalam telah mengabarkan akan wajibnya menuntut ilmu bagi setiap muslim melalui sabdanya:
طَلَبُ العِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ
Menuntut ilmu agama adalah wajib bagi setiap muslim.” (HR. Ibnu Majah 224, dishahihkan oleh Syaikh al-Albani dalam Shahihut Targhib wat Tarhib)
Membaca Adalah Sarana Mudah Dalam Menuntut Ilmu
Merupakan keunggulan membaca sebagai salah satu sarana menuntut ilmu adalah bahwa membaca mudah dilakukan kapan saja, dimana saja, dan oleh siapa saja yang mampu membaca dan mau melakukannya. Selain itu, membaca juga bisa dijadikan sebagai sarana untuk menjaga diri dari memandang hal-hal yang diharamkan oleh Allah subhanahu wa ta'ala ketika berada di tempat umum. Hanya dengan duduk dan membuka lembar demi lembar buku yang sedang dibaca, maka seseorang akan mendapatkan informasi-informasi atau ilmu-ilmu baru yang ada dalam buku itu. Bahkan orang yang banyak membaca, seolah-olah ia sedang menjelajahi dunia ataupun menembus waktu ke masa lampau ataupun ke masa depan. Ia bisa mengetahui sejarah-sejarah yang telah lalu berdasarkan keterangan dari para ahli sejarah, ataupun mengetahui masa depan yang berupa kabar-kabar tentang masa-masa setelah kematian, atau tentang keadaan menjelang hari kiamat dan setelahnya, sebagaimana dikabarkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melalui hadits-hadits yang shahih tentunya. Semua itu ia lakukan tanpa beranjak dari tempat duduknya. Oleh karena itu, membaca adalah bagaikan membuka jendela dunia dan akhirat. Di samping itu, seorang muslim juga bisa memperoleh banyak pahala yang Allah ta’ala janjikan bagi orang yang membaca, yaitu membaca al-Qur’an. Sebagaimana yang disabdakan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:
اِقْرَءُوا الْقُرْآنَ فَإِنَّهُ يَأْتِيْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ شَفِيْعًا لأَصْحَابِهِ
Bacalah al-Qur’an, karena ia akan datang di hari kiamat sebagai syafaat (penolong) bagi orang yang membacanya.” (HR. Muslim)
Beliau juga bersabda:
مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللهِ فَلَهُ بِهِ حَسَنَةٌ، وَالحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا، لَا أَقُوْلُ الم حَرْفٌ، وَلَكِنْ أَلِفٌ حَرْفٌ وَلَامٌ حَرْفٌ وَمِيْمٌ حَرْفٌ
“Barang siapa membaca satu huruf dari al Qur’an, maka ia mendapatkan satu kebaikan, dan setiap satu kebaikan dilipatgandakan menjadi sepuluh kebaikan. Aku tidak mengatakan alif lam mim satu huruf, tapi alif satu huruf, lam satu huruf, dan mim satu huruf.” (HR. Tirmidzi, dishahihkan Syaikh al-Albani dalam Shahihut Targhib wat Tarhib)
Seorang muslim hendaknya juga memperhatikan apa yang dibacanya. Sebuah buku yang dapat merusak akidah seorang muslim tentunya harus dihindari dan dijauhi, seperti buku-buku sihir dan filsafat. Hendaknya ia hanya membaca buku-buku yang memang bermanfaat dan mendatangkan kebaikan bagi urusan dunia dan akhiratnya. Buku yang baik adalah buku yang ditulis oleh ahlinya. Dalam masalah agama, tentu harus yang berlandaskan al-Qur’an dan hadits-hadits yang shahih serta pembahasannya sesuai dengan apa yang dipahami oleh para sahabat radhiyallahu ‘anhum, yang merupakan generasi terbaik umat ini. Dan alhamdulillah, para ulama Ahlus Sunnah telah menulis kitab yang banyak yang berisi ilmu-ilmu keislaman dan penjelasan tentang agama ini, tinggal kita baca dan kita pahami.
Menuntut Ilmu Harus Berguru Kepada Ahlinya
Seorang penuntut ilmu hendaknya tidak mencukupkan diri hanya dengan membaca, hendaknya ia mempunyai guru. Guru yang baik adalah orang yang ahli dalam bidangnya. Bisa kita bayangkan bila seseorang berguru kepada yang bukan ahlinya, seperti seorang yang ingin menguasai ilmu kedokteran lalu ia berguru kepada orang yang tidak memahami ilmu kedokteran, bisa dipastikan dokter yang lulus dari berguru kepada orang seperti ini bukan menyembuhkan, tetapi justru bisa menyebabkan kematian pasiennya karena salah obat atau salah dalam penanganan.
Jika memang demikian dalam urusan dunia, maka tentunya ilmu agama juga harus berguru kepada ahlinya, yang dalam hal ini adalah para ulama atau orang-orang yang telah mengambil ilmu dari para ulama. Dimana para ulama adalah pewaris para nabi. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِنَّ الْعُلَمَاءَ وَرَثَةُ الأَنْبِيَاءِ وَإِنَّ الأَنْبِيَاءَ لَمْ يُوَرِّثُوا دِينَارًا وَلاَ دِرْهَمًا وَرَّثُوا الْعِلْمَ فَمَنْ أَخَذَهُ أَخَذَ بِحَظٍّ وَافِرٍ
Ulama adalah pewaris para nabi, dan para nabi tidaklah mewariskan dinar ataupun dirham, tetapi mereka mewariskan ilmu. Barang siapa mengambilnya, maka ia telah mengambil bagian yang banyak.” (HR. Abu Dawud, Tirmidzi dan Ibnu Majah, dan dishahihkan oleh Syaikh al-Albani dalam Shahihul Jami’)
Jika kita menengok perjalanan para ulama terdahulu, maka kita akan melihat bahwa mereka memiliki guru yang banyak. Mereka berjalan kaki dari satu tempat ke tempat yang lainnya, atau dari satu negeri ke negeri lainnya untuk mengambil ilmu dari para ulama dan berguru kepada mereka. Mereka juga banyak mengahabiskan waktu-waktu mereka untuk membaca kitab-kitab, menelitinya, dan mengambil faedah darinya.
Keutamaan Menuntut Ilmu
Berikut ini adalah di antara keutamaan dalam menuntut ilmu yang insyaallah telah cukup bagi kita sebagai motivasi dalam menuntut ilmu.
Allah subhanahu wata’ala berfirman:
يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ
Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat, dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. al-Mujadilah: 11)
Kenyataan Firman Allah ini bisa kita saksikan sendiri melalui berbagai kisah yang telah terjadi. Orang yang berilmu dihormati dan didengar perkataannya oleh para raja, para pejabat pun duduk di sekitarnya menyimak nasehat-nasehatnya, orang-orang kaya terduduk khusyu mencatat faedah di majelis ilmunya, bahkan manusia datang berbondong-bondong dari berbagai pelosok negeri untuk menimba ilmu darinya.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pun telah bersabda:
مَنْ سَلَكَ طَرِيْقًا يَلْتَمِسُ فِيْهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللهُ لَهُ بِهِ طَرِيْقًا إِلَى الجَنَّةِ
Barangsiapa mengadakan perjalanan untuk menuntut ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR. Tirmidzi, dan Ibnu Majah, dan dishahihkan oleh Syaikh al-Albani dalam Shahihul Jami’)
Jelas sekali dalam hadits ini disebutkan bahwa menuntut ilmu agama adalah sarana yang bisa memudahkan seseorang masuk ke dalam surga. Surga yang dituju oleh orang-orang yang beriman dan bertakwa, yang diharap-harapkan oleh orang-orang yang berlama-lama dalam shalat malamnya, yang didambakan oleh orang-orang yang menyedekahkan harta-hartanya, yang dicita-citakan oleh kaum muslimin yang selalu sibuk dengan amalan-amalan kebaikannya. Itulah surga yang menjadi keinginan kita semuanya agar dapat memasukinya. Surga itu akan dimudahkan bagi orang-orang yang menuntut ilmu agama.
Demikianlah uraian singkat tentang sarana mudah dalam menununtut ilmu, mari kita raih ilmu dengan membaca, selagi kita masih diberi nikmat pengelihatan berupa mata. Kita jadikan ilmu itu untuk beramal, sebagai bekal persiapan menghadapi kehidupan yang kekal.


Abu Ibrohim Ari bin Salimin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.