Selasa, 31 Januari 2017

SYIRIK, Dosa Besar yang Paling Besar

Meng-esakan Allah dalam beribadah, inilah tauhid yang merupakan inti ajaran Islam dan dakwah seluruh Nabi dan Rasul ‘alaihimussalam. Dengan tauhid inilah dibedakan antara penduduk surga dan penduduk neraka, antara muslim dengan kafir, dan antara mukmin dengan munafik. Tauhid adalah kandungan dari syahadat laa ilaaha illallaah.

Tauhidlah yang mengeluarkan manusia dari kegelapan dan kehinaan syirik yang menghambakan diri kepada makhluk, menuju penghambaan kepada Allah saja, sang Pencipta Alam semesta, satu-satunya Dzat yang berhak diibadahi. Tauhid tidak akan sempurna kecuali dengan meninggalkan kesyirikan hingga ke akar-akarnya. Kesyirikan yang diperangi oleh seluruh Nabi dan Rasul yang Allah utus ke dunia. Kesyirikan yang menjadi lawan bagi tauhid selama-lamanya, kapan dan dimanapun berada.
Makna Syirik
Syirik adalah menjadikan tandingan bagi Allah dalam kekhususan perbuatan-Nya (rububiyyah) dan dalam peribadahan kepada-Nya (uluhiyyah). (Kitabut Tauhid hal. 9) Artinya, selain seseorang itu beribadah kepada Allah ta'ala ia juga beribadah kepada selain Allah, atau ia juga mengakui/meyakini bahwa selain Allah memiliki sifat-sifat atau kemampuan yang hanya dimiliki oleh Allah saja. Inilah kesyirikan.
Bahaya Kesyirikan
Bahaya besar menunggu siapa saja yang berbuat kesyirikan, berikut ini di antara beberapa bahaya kesyirikan yang mengintai pelakunya:
1.       Syirik adalah dosa yang tak terampuni bila tak bertaubat.
Allah ta'ala berfirman:
إِنَّ اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ
Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa kesyirikan, dan Dia mengampuni dosa selain kesyirikan bagi siapa yang dikehendaki-Nya.” (QS. an-Nisa [4]: 48)
2.       Syirik adalah dosa besar yang paling besar.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
أَلاَ أُنَبِّئُكُمْ بِأَكْبَرِ الْكَبَائِرِ -ثَلاَثًا- الإِشْرَاكُ بِاللَّهِ وَعُقُوقُ الْوَالِدَيْنِ
“Maukah kalian aku beri tahu dosa besar yang paling besar? (beliau mengatakannya tiga kali): menyekutukan Allah (syirik) dan durhaka kepada kedua orang tua.” (HR. Bukhari 2654 dan Muslim 87)
3.       Syirik menyebabkan batalnya seluruh amalan.
Allah 'azza wa jalla berfirman:
وَلَوْ أَشْرَكُوا لَحَبِطَ عَنْهُمْ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
Sekiranya mereka berbuat kesyirikan, pasti lenyaplah amalan yang telah mereka kerjakan.” (QS. al-An’am [6]: 88)
وَلَقَدْ أُوحِيَ إِلَيْكَ وَإِلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكَ لَئِنْ أَشْرَكْتَ لَيَحْبَطَنَّ عَمَلُكَ وَلَتَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ
Dan sungguh telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) sebelummu: Sungguh bila engkau berbuat kesyirikan, niscaya hapuslah amalmu dan tentulah engkau termasuk orang yang merugi.” (QS. az-Zumar [39]: 65)
4.       Allah mengharamkan pelaku syirik masuk ke dalam surga.
Allah 'azza wa jalla berfirman:
إِنَّهُ مَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدْ حَرَّمَ اللَّهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ وَمَأْوَاهُ النَّارُ وَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنْصَارٍ
Sesungguhnya barangsiapa berbuat kesyirikan, maka Allah mengharamkan baginya surga dan tempat kembalinya adalah neraka, dan tidak ada bagi orang-orang yang zalim itu seorang penolong pun.” (QS. al-Maidah [5]: 72)
5.       Selain itu syirik juga menyebabkan timbulnya berbagai jenis kejahatan. Sebagaimana yang bisa kita dengar dari berita-berita tentang adanya orang-orang yang membunuh, memperkosa, merampok dalam rangka untuk memenuhi syarat agar mendapatkan ilmu yang berasal dari jin/setan atau yang lebih dikenal dengan ilmu hitam. Semua ini berawal dari keyakinan bahwa selain Allah bisa memberikan manfaat dan bahaya.
Jenis-Jenis Kesyirikan
Syaikh Shalih bin Fauzan al-Fauzan hafidzahullah menyebutkan tentang jenis-jenis kesyirikan dalam kitab beliau yang berjudul Kitabut Tauhid pada halaman 11-14, dan berikut ini adalah ringkasannya. Syirik terbagi menjadi dua jenis: syirik besar dan syirik kecil. Syirik besar bisa mengeluarkan pelakunya dari Islam dan menjadikannya kekal di dalam neraka bila belum bertaubat hingga meninggalnya. Makna syirik ini yaitu memalingkan ibadah kepada selain Allah, seperti berdoa kepada selain Allah, mendekatkan diri kepada Allah dengan cara menyembelih atau bernadzar kepada selain Allah, baik kepada jin, kuburan, maupun setan. Demikian juga takut kepada orang mati, jin atau setan disertai keyakinan bahwa mereka bisa memberikan manfaat dan bahaya atau sakit. Juga berharap kepada selain Allah pada sesuatu yang tidak mampu melaksanakannya kecuali Allah, seperti memenuhi hajat dan menghilangkan kesulitan, sebagaimana yang biasa dilakukan saat ini di sekitar kuburan para wali atau orang-orang shalih. Allah subhanahu wa ta'ala berfirman:
وَيَعْبُدُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ مَا لَا يَضُرُّهُمْ وَلَا يَنْفَعُهُمْ وَيَقُولُونَ هَؤُلَاءِ شُفَعَاؤُنَا عِنْدَ اللَّهِ
Dan mereka menyembah selain daripada Allah apa yang tidak dapat mendatangkan kemudharatan kepada mereka dan tidak (pula) kemanfaatan, dan mereka berkata: "Mereka itu adalah pemberi syafa'at kepada kami di sisi Allah.” (QS. Yunus [10]: 18)
Kemudian jenis kedua adalah syirik kecil yang tidak mengeluarkan pelakunya dari Islam, namun ia megurangi tauhid dan merupakan perantara menuju syirik besar. Syirik ini terbagi menjadi dua macam: yang nampak dan yang tersembunyi. Syirik kecil yang nampak ada dua bentuk yaitu perkataan dan perbuatan. Yang pertama adalah yang berupa perkataan; seperti bersumpah dengan selain nama Allah. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ حَلَفَ بِغَيْرِ اللهِ فَقَدْ كَفَرَ أَوْ أَشْرَكَ
“Barangsiapa bersumpah dengan selain Allah maka ia telah berbuat kekufuran atau kesyirikan.” (HR. at-Tirmidzi 1535, Shahihut Tirmidzi 1535)
Juga perkataan “atas kehendak Allah dan atas kehendakmu”; perkataan “kalau bukan karena Allah dan fulan”. Adapun perkataan yang benar (bukan kesyirikan) yaitu “atas kehendak Allah kemudian kehendakmu”, juga “kalau bukan karena Allah kemudian fulan”. Yang demikian itu karena kata “kemudian” menunjukkan tertib berurutan, yang berarti kehendak hamba mengikuti kehendak Allah, sebagaimana Firman Allah 'azza wa jalla:
وَمَا تَشَاءُونَ إِلَّا أَنْ يَشَاءَ اللَّهُ رَبُّ الْعَالَمِينَ
Dan kamu tidak dapat menghendaki (menempuh jalan itu) kecuali apabila dikehendaki Allah, Tuhan semesta alam.” (QS. at-Takwir [81]: 29)
Sedangkan kata “dan” mengandung kesetaraan. Semisal perkataan yang syirik juga adalah “saya tidak punya siapa-siapa lagi kecuali Allah dan kamu”, “ini adalah karena berkah dari Allah dan keberkahanmu”.
Bentuk syirik kecil yang nampak yang berupa perbuatan adalah seperti memakai gelang, kalung atau benang (atau yang biasa kita sebut dengan “jimat” penj.) untuk mengangkat bala/keburukan atau mencegah kedatangannya. Jika seseorang meyakininya hanya sebagai sebab saja, maka ini adalah syirik kecil, karena Allah tidak menjadikannya sebagai sebab. Namun bila ia meyakini bahwa semata-mata jimat itulah yang bisa menolak keburukan atau mencegahnya, maka ini termasuk syirik besar, karena hal itu adalah bergantung kepada selain Allah ta'ala.
Adapun jenis syirik kecil yang tersembunyi yaitu syirik dalam kehendak dan niat -seperti riya (beribadah agar dilihat orang) dan sum’ah (beribadah agar didengar orang)- Seperti orang yang memperbagus shalatnya, bersedekah, atau berdzikir dengan suara yang keras, tapi semua itu ia lakukan agar orang lain melihatnya, kemudian mereka memujinya dan menyanjungnya. Inilah riya yang apabila masuk ke dalam suatu amalan akan membatalkannya. Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
أَخْوَفَ مَا أَخَافُ عَلَيْكُمُ الشِّرْكُ الْأَصْغَرُ قَالُوا: وَمَا الشِّرْكُ الْأَصْغَرُ يَا رَسُولَ اللهِ؟ قَالَ: الرِّيَاءُ
“Yang paling aku takutkan menimpa kalian adalah syirik kecil.” Para sahabat bertanya: “Apa syirik kecil itu wahai Rasulullah?” Beliau menjawab: “riya”. (HR. Ahmad 23630, Silsilah al-Ahadits ash-Shahihah 951)
Nabi pun Takut Berbuat Kesyirikan
Ini dia Nabi Ibrahim 'alaihissalam, beliau adalah seorang nabi yang dikenal sebagai pemimpinnya ahli tauhid, meski demikian, beliau tetap merasa takut terjatuh ke dalam kesyirikan dan berdoa kepada Allah agar dijauhkan darinya. Beliau ‘alaihissalam berdoa:
رَبِّ اجْعَلْ هَذَا الْبَلَدَ آمِنًا وَاجْنُبْنِي وَبَنِيَّ أَنْ نَعْبُدَ الْأَصْنَامَ
Ya Allah, jadikanlah negeri ini negeri yang aman dan jauhkanlah aku beserta anak cucuku agar tidak menyembah berhala.” (QS. Ibrahim [14]: 35)
Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pun mengajari kita doa agar tidak terjatuh ke dalam kesyirikan:
اَللَّهُمَّ إِنَّا نَعُوذُ بِكَ مِنْ أَنْ نُشْرِكَ بِكَ شَيْئًا نَعْلَمُهُ، وَنَسْتَغْفِرُكَ لِمَا لَا نَعْلَمُ
“Ya Allah, sesungguhnya kami berlindung kepada-Mu dari menyekutukan-Mu sedang kami mengetahuinya, dan kami memohon ampun kepada-Mu atas apa yang kami tidak mengetahuinya.” (HR. Ahmad 19606, dihukumi hasan lighairihi oleh Syaikh al-Albani dalam Shahihut Targhib wat Tarhib 36)
Kesyirikan itu Bermacam Bentuknya
Syaikh Yusuf bin Abdillah al-Wabil hafidzahullah dalam kitabnya Asyraatus Saa’ah hal. 141 menukil perkataan Imam Ibnu Katsir rahimahullah, beliau berkata: “Bentuk-bentuk kesyirikan itu banyak, tidak terbatas hanya berupa peribadahan kepada batu-batu, pohon-pohon dan kuburan, bahkan lebih dari itu, yaitu menjadikan thaghut-thaghut sebagai tandingan bagi Allah ta'ala. Mereka membuat hukum-hukum bagi manusia dari sisi mereka sendiri dan mewajibkan kepada manusia untuk berhukum dengan hukum yang mereka buat itu, sebagaimana yang Allah firmankan: ‘Mereka menjadikan orang-orang alim (yahudi) dan rahib-rahib (nashrani) sebagai tuhan selain Allah.’ (QS. at-Taubah [9]: 31) Mereka menjadikan ulama-ulama dan para ahli ibadah mereka sebagai pembuat syari’at bagi mereka, maka mereka mengikuti apa yang dihalalkan dan diharamkan olehnya (meski hal itu bertentangan dengan hukum Allah penj.).”
Maka sudah seharusnya kita menuntut ilmu lebih banyak lagi tentang hakikat kesyirikan dan macam-macamnya. Betapa banyak kaum muslimin yang terjatuh dalam kesyirikan, namun mereka tidak menyadarinya. Semoga Allah menjadikan penduduk negeri ini sebagai ahli tauhid dan menjauhkannya dari kesyirikan dengan segala macam bentuknya. Aamiin yaa Rabbal ‘aalamiin.

Abu Ibrohim Ari bin Salimin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.