Kamis, 07 Juni 2018

PERHIASAN DUNIA TERINDAH


عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ: الدُّنْيَا مَتَاعٌ وَخَيْرُ مَتَاعِ الدُّنْيَا الْمَرْأَةُ الصَّالِحَةُ
Dari Abdullah bin Amr radhiyallahu ‘anhu, bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Dunia adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita shalihah.” (HR. Muslim 3716)
Dunia hanyalah sebuah perhiasan, bukan sesuatu yang pokok. Maka tak perlu bagi seorang hamba untuk terlalu larut mengejar dunia. Namun di antara perhiasan itu ada sesuatu yang paling baik, yaitu wanita shalihah. Maka merupakan sebuah kebahagiaan yang agung apabila seorang laki-laki bisa meraih sebaik-baik perhiasan ini dalam ikatan pernikahan.
Karena akan terbangun sebuah rumah tangga yang harmonis dan penuh dengan kebaikan. Sehingga akan muncul dari sana keturunan yang akan menjadi generasi yang shalih yang akan menshalihkan sebuah bangunan masyarakat. Maka dari sinilah pentingnya bagi para wanita muslimah untuk memperbaiki diri sehingga menjadi perhiasan dunia terindah, dan dia pun menyandang gelar wanita shalihah.
Makna Wanita Shalihah
Lalu seperti apakah gerangan wanita yang shalihah itu?
Allah 'azza wa jalla telah berfirman:
فَالصَّالِحَاتُ قَانِتَاتٌ حَافِظَاتٌ لِلْغَيْبِ بِمَا حَفِظَ اللَّهُ
Perempuan-perempuan yang shalihah adalah mereka yang taat (kepada Allah) dan menjaga diri ketika (suaminya) tidak ada, karena Allah telah menjaga (mereka).” (QS. an-Nisa [4]: 34)
Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa’di rahimahullah ketika menjelaskan tentang wanita shalihah dalam ayat ini mengatakan: “(Perempuan-perempuan yang shalihah adalah mereka yang taat), yaitu wanita-wanita yang taat kepada Allah ta'ala. (Menjaga diri ketika (suaminya) tidak ada), yaitu taat kepada suaminya, sampai pun ketika suaminya tidak ada, ia menjaga kehormatan dirinya dan harta suaminya. Sifat shalihah-nya itu adalah atas penjagaan Allah dan taufik-Nya kepada mereka, bukan semata-mata dari mereka sendiri.” (Taisirul Karimir Rahman fi Tafsir Kalamil Mannan hal. 157)
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ: قِيلَ لِرَسُولِ اللهِ صلى الله عليه وسلم أَيُّ النِّسَاءِ خَيْرٌ؟ قَالَ: الَّتِي تَسُرُّهُ إِذَا نَظَرَ، وَتُطِيعُهُ إِذَا أَمَرَ، وَلَا تُخَالِفُهُ فِي نَفْسِهَا وَمَالِهَا بِمَا يَكْرَهُ
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam ditanya: “Perempuan yang seperti apakah yang paling baik?” Beliau menjawab: “Yang menyenangkan suaminya bila ia melihatnya, mentaati suaminya jika ia memerintahnya, tidak menyelisihi suaminya baik pada dirinya maupun hartanya dengan melakukan apa yang dibenci suaminya.” (HR. an-Nasa`i 3231, dinilai hasan shahih oleh Syaikh al-Albani dalam Shahih an-Nasa`i 3231)
Dari ayat di atas dan penjelasannya, maka kita mengetahui bahwa sifat shalih atau shalihah adalah karunia Allah ta'ala yang begitu besar, yang merupakan perwujudan dari ketakwaan seseorang. Sehingga sebutan shalihah adalah sebutan bagi mereka muslimah yang bertakwa.
Kiat Menjadi Muslimah yang Shalihah
Lalu bagaimanakah agar seorang muslimah bisa mendapatkan karunia tersebut?? Berikut ini adalah beberapa kiatnya:
Pertama: Keyakinan yang Kuat Akan Balasan Surga Bagi Mereka yang Shalihah
Dengan mengingat kenikmatan surga dan menjadikannya sebagai cita-cita tertinggi, maka seorang muslimah akan selalu berusaha mentaati Allah dan menjauhi larangan-Nya agar bisa masuk ke dalamnya. Sungguh Allah telah menyiapkan balasan yang begitu besar dan tiada terkira bagi hamba-hambaNya yang shalih dan shalihah. Dalam sebuah hadits qudsi, Allah subhanahu wa ta'ala telah berfirman:
أَعْدَدْتُ لِعِبَادِيَ الصَّالِحِينَ مَا لاَ عَيْنٌ رَأَتْ، وَلاَ أُذُنٌ سَمِعَتْ، وَلاَ خَطَرَ عَلَى قَلْبِ بَشَرٍ
“Aku telah menyiapkan bagi hamba-hambaKu yang shalih apa-apa yang tidak pernah terlihat oleh mata, tak pernah terdengar oleh telinga, dan tak pernah terbayang dalam pikiran manusia.” (HR. Bukhari 4779 dan Muslim 2824)
Kedua: Niat yang Ikhlas dan Sungguh-sungguh Meraih Keshalihan
Keshalihan adalah kewajiban bagi setiap muslim dan muslimah, maka niat dan keinginan yang kuat disertai keikhlasan akan membantu seorang muslimah menjadi pribadi yang shalihah dan bertakwa. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam telah menganjurkan kita untuk bersungguh-sungguh meraih apa-apa yang bermanfaat untuk kita. Beliau bersabda:
احْرِصْ عَلَى مَا يَنْفَعُكَ وَاسْتَعِنْ بِاللَّهِ وَلاَ تَعْجَز
“Bersungguh-sungguhlah memperoleh apa yang bermanfaat untukmu, mintalah pertolongan kepada Allah dan janganlah kamu lemah.” (HR. Muslim 2664)
Ketiga: Memperbanyak Mengingat Kematian
Orang yang selalu ingat akan kematian dan perjalanan setelahnya akan selalu sadar dengan singkatnya dunia ini, sehingga ia akan selalu mengutamakan kehidupan akhirat yang kekal. Maka dia akan senantiasa berusaha menjadi orang yang shalih/shalihah dan bertakwa, dimana ketakwaan adalah sebaik-baik bekal. Tak heran apabila Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menganjurkan kita untuk banyak-banyak mengingat kematian, agar kita tidak terpedaya dengan kehidupan yang fana ini. Beliau shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
أَكْثِرُوا ذِكْرَ هَاذِمِ اللَّذَّاتِ يَعْنِي الْمَوْتَ
“Perbanyaklah mengingat penghancur kenikmatan, yaitu kematian.” (HR. at-Tirmidzi 2307, dinilai hasan shahih oleh Syaikh al-Albani dalam Shahihut Targhib wat Tarhib 3333)
Keempat: Menuntut Ilmu Agama dan Berusaha Mengamalkannya
Peran ilmu tak akan pernah lepas menyertai kesuksesan seorang muslim dalam bertakwa kepada Allah 'azza wa jalla, bahkan ilmu adalah peran yang paling utama. Tanpa ilmu, seorang muslim tak akan bisa bertakwa, karena ia tak akan bisa membedakan antara mana ketaatan dan mana kemaksiatan, antara kebaikan dan keburukan, antara perintah dan larangan. Allah subhanahu wa ta'ala berfirman:
قُلْ هَلْ يَسْتَوِي الَّذِينَ يَعْلَمُونَ وَالَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ
Katakanlah, apakah sama antara orang yang berilmu dengan orang yang tidak berilmu?” (QS. az-Zumar [39]: 9)
Sehingga ketika kita telah memiliki ilmu, maka kita usahakan untuk bisa mengamalkannya. Karena tidaklah seseorang itu dikatakan bertakwa kecuali setelah ia membuktikannya dengan amalannya.
Kelima: Berteman dengan Muslimah Shalihah
Lingkungan atau teman akan sangat mempengaruhi kita meskipun tanpa kita sadari. Jika ia baik, kita akan ditarik olehnya ke arah kebaikan, dan sebaliknya, jika ia buruk, kita pun akan ditarik olehnya ke arah keburukan. Maka hendaklah seorang muslimah pandai-pandai memilih teman dalam bergaul, terutama teman dekat, harus yang baik dan shalihah. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam bersabda:
الرَّجُلُ عَلَى دِينِ خَلِيلِهِ، فَلْيَنْظُرْ أَحَدُكُمْ مَنْ يُخَالِلُ
“Seseorang itu berada di atas agama teman dekatnya, maka hendaklah salah seorang di antara kalian melihat siapakah yang dia jadikan teman dekatnya.” (HR. at-Tirmidzi 2378, dishahihkan oleh Syaikh al-Albani dalam Shahihut Tirmidzi 2378)
Keenam: Meneladani Orang-orang Shalih dan Shalihah
Sesungguhnya menelusuri dan menyelami kisah keteladanan dari orang-orang shalih dan shalihah sangat membekas di dalam hati dan menimbulkan efek yang sangat baik. Maka hendaklah seorang muslimah banyak-banyak membaca dan menyimak kehidupan orang-orang shalih dan shalihah, sehingga mereka akan terpengaruh dengan keteladanannya. Maka keteladanan yang paling terdepan dalam hal ini adalah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan para sahabat beliau radhiyallahu 'anhum ajma’in. Dimana perjuangan mereka telah terbukti dan telah mendapatkan keridhaan Allah Sang Pencipta alam semesta.
Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu 'anhu berkata:
مَنْ كَانَ مِنْكُمْ مُتَأَسِّيًا فَلْيَتَأَسَّ بِأَصْحَابِ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَإِنَّهُمْ كَانُوْا أَبَرَّ هَذِهِ الأُمَّةِ قُلُوْبًا، وَأَعْمَقـُهَا عِلْمًا، وَأَقَلُّـهَا تَكَلُّـفًا، وَأَقْوَمُهَا هَدْيًا، وَأَحْسَنـُهَا حَالًا، اِخْتَارَهُمُ اللهُ لِصُحْبَةِ نَبِيِّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَإِقَامَةِ دِيْنِهِ، فَاعْرِفُوْا لَهُمْ فَضْلَـهُمْ، واتَّبـِعُوْهُمْ فِيْ آثَارِهِمْ، فَإِنَّهُمْ كَانُوْا عَلَى الْهُدَى الْمُسْتَقِيْمِ
“Barangsiapa yang hendak mencari teladan, maka teladanilah sahabat Rasulullah. Karena merekalah yang paling baik hatinya di antara umat ini, paling dalam ilmunya, paling sedikit memaksakan diri, paling lurus petunjuknya dan paling baik keadaannya. Mereka adalah kaum yang dipilih oleh Allah untuk menemani Nabi-Nya shallallahu 'alaihi wa sallam dan untuk menegakkan agama-Nya. Maka kenalilah keutamaan mereka dan ikutilah petunjuk mereka, karena sesungguhnya mereka benar-benar berada di atas petunjuk yang lurus.” (Tafsir al-Qurtubi 1/60)
Ketujuh: Berdoa
Kiat berikutnya yang seyogyanya senantiasa diperhatikan oleh seorang muslimah adalah doa yang selalu ia panjatkan kepada Rabbnya. Doa permohonan agar bisa menjadi hamba-Nya yang shalihah. Allah subhanahu wa ta'ala berfirman:
وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ
Dan Rabbmu berfirman: ‘Berdoalah kepada-Ku, niscaya Aku akan mengabulkan doamu.” (QS. Ghafir [40]: 60)
Di antara doa yang perlu sering-sering dipanjatkan agar dimudahkan menjadi seorang muslimah yang shalihah dan bertakwa, adalah salah satu doa yang telah diajarkan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, yaitu:
اللَّهُمَّ إِنِّى أَسْأَلُكَ الْهُدَى وَالتُّقَى وَالْعَفَافَ وَالْغِنَى
“Ya Allah, aku memohon kepadamu hidayah, ketakwaan, kehormatan diri dan kecukupan.” (HR. Muslim 2721)
Kedelapan: Bertawakkal
Setiap perjuangan pasti ada rintangan yang menghadang, maka sikap yang terbaik bagi seorang muslimah yang sedang berjalan menuju Allah guna memperoleh kesuksesan dan kebahagiaan di dunia dan di akhirat, adalah dengan bertawakkal (berserah diri) kepada Allah ta'ala. Dialah yang telah mengatur segala urusan. Maka apabila seseorang telah berusaha, pasrahkanlah semuanya kepada Allah dan berbaik sangkalah kepada-Nya. Dia lah yang paling mengetahui apa yang terbaik untuk hamba-hambaNya. Sesungguhnya Allah ta'ala telah berfirman:
وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ
Dan barangsiapa bertawakkal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya.” (QS. ath-Thalaq [65]: 3)
Yakinlah bahwa selalu ada hikmah di balik setiap musibah yang menimpa seorang muslim dan muslimah.
Demikianlah pembahasan tentang wanita shalihah sebagai perhiasan dunia yang terindah. Semoga Allah ta'ala memudahkan kaum muslimin dan muslimah untuk menjadi hamba-hambaNya yang shalih dan shalihah. Aamiin yaa Rabbal ‘aalamiin.
--------
Abu Ibrohim Ari bin Salimin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.