Berbahagialah lisan yang senantiasa berdzikir kepada
Allah ta'ala, sungguh ia telah menggunakan nikmat lisannya untuk ketaatan
kepada Allah dengan memuji-Nya. Allah 'azza wa jalla telah berfirman
dalam kitab-Nya:
وَالذَّاكِرِيْنَ اللَّهَ كَثِيْرًا
وَالذَّاكِرَاتِ أَعَدَّ اللَّهُ لَهُمْ مَغْفِرَةً وَأَجْرًا عَظِيْمًا
“Laki-laki dan perempuan
yang banyak menyebut (nama) Allah, maka Allah menyediakan untuk mereka
pengampunan dan pahala yang agung.” (QS. al-Ahzaab [33]: 35)
Di antara dzikir yang mulia adalah ucapan
“subhanallah (Maha Suci Allah)”. Imam Ibnu Hajar al-Asqalani rahimahullah mengatakan
bahwa ucapan “subhanallah” bermakna mensucikan Allah dari apapun yang tidak
cocok dengan-Nya berupa setiap kekurangan. Dan ucapan “subhanallah”
mengharuskan peniadaan sekutu, istri, anak, dan semua sifat-sifat yang rendah.
(Fathul Bari 14/454)