Dzikir adalah amalan yang sangat agung, begitu mudah diamalkan,
berpahala sangat besar dan dicintai oleh Allah ar-Rahman. Mudah dilakukan kapan
saja dan dimana saja, baik oleh orang yang sakit apalagi yang sehat. Meski
demikian, begitu sedikit orang-orang yang istiqamah berdzikir dalam
kesehariannya. Dzikir yang paling baik adalah dzikir yang memadukan antara
lisan dan peresapan hati akan maknanya, dimana dzikir seperti inilah yang akan
memberikan pengaruh yang baik pada hati, dan menimbulkan rasa pengagungan
kepada Allah Ta'ala yang memiliki nama-nama yang indah dan sifat-sifat
yang mulia. Ada banyak keutamaan dzikir kepada Allah 'azza wa jalla yang
disebutkan dalam al-Qur’an dan hadits, berikut ini di antaranya:
Orang yang Mengingat Allah, Maka Allah Pun Akan
Mengingatnya
Diingat oleh Allah Sang Pencipta alam semesta, siapa yang tak mau??
Dengan berdzikir mengingat Allah maka Allah akan mengingat kita. Allah Ta’ala berfirman:
فَاذْكُرُوْنِيْ أَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْا
لِيْ وَلَا تَكْفُرُوْنِ
“Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku, niscaya Aku ingat (pula) kepadamu (dengan
memberikan rahmat dan pengampunan). Dan bersyukurlah kepada-Ku, serta jangan ingkar (pada nikmat-Ku).” (QS. al-Baqarah
[2]: 152)
Syaikh Abdurrahman bin
Nashir as-Sa’di rahimahullah menafsirkan ayat ini dengan berkata: “Allah
ta’ala memerintahkan untuk mengingat-Nya dan menjanjikan balasan yang
paling utama, yaitu Dia mengingat siapa saja yang mengingat-Nya, sebagaimana
yang Allah firmankan melalui lisan Rasul-Nya: ‘Siapa yang berdzikir
mengingat-Ku dalam dirinya, maka Aku mengingatnya dalam diri-Ku, dan siapa yang
mengingat-Ku di keramaian, maka Aku akan mengingatnya di khalayak yang lebih
baik darinya.’” (Taisiirul Kariimir Rahmaan hal. 59-60)
Berbalas Pahala dan Ampunan
Pahala dan ampunan Allah
yang sangat kita butuhkan dan senantiasa kita cari sebagai bekal kita menuju
akhirat dapat kita peroleh dengan banyak membasahi lisan kita berdzikir
mengingat Allah Ta'ala. Firman-Nya:
وَالذَّاكِرِيْنَ اللَّهَ كَثِيْرًا
وَالذَّاكِرَاتِ أَعَدَّ اللَّهُ لَهُمْ مَغْفِرَةً وَأَجْرًا عَظِيْمًا
“Laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut
(nama) Allah, maka Allah menyediakan untuk mereka pengampunan dan pahala yang
agung.” (QS. al-Ahzaab
[33]: 35)
Sebab Ketenangan dan Hidupnya Hati
Banyak orang menghabiskan hartanya untuk
memperoleh ketenangan, namun yang mereka peroleh hanyalah ketenangan sekejap
saja. Padahal ketenangan sesungguhnya ada pada dzikir mengingat Allah 'azza
wa jalla. Bagaimana tidak, sedangkan Allah sendiri telah berfirman:
أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ
“Ketahuilah, dengan mengingat Allah-lah
hati menjadi tenang.” (QS. ar-Ra’d [13]: 28)
Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam pun telah bersabda:
مَثَلُ الَّذِيْ يَذْكُرُ رَبَّهُ وَالَّذِيْ
لَا يَذْكُرُ رَبَّهُ مَثَلُ الْحَيِّ وَالْمَيِّتِ
“Perumpamaan orang yang ingat akan Rabbnya dengan orang yang tidak ingat Rabbnya adalah bagaikan orang yang hidup dengan orang yang mati.” (HR. Bukhari 6407)
Amalan yang Paling Utama dengan Pahala Sangat Banyak
Sekali
Berdzikir pun bisa berbuah pahala yang lebih utama dibanding amalan
lain yang belum tentu kita mempunyai kesempatan atau kemampuan untuk
mengerjakannya, seperti jihad dan berinfaq dengan emas dan perak. Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam bersabda:
أَلَا أُنَبِّئُكُمْ بِخَيْرِ أَعْمَالِكُمْ،
وَأَزْكَاهَا عِنْدَ مَلِيْكِكُمْ، وَأَرْفَعِهَا فِيْ دَرَجَاتِكُمْ، وَخَيْرٍ
لَكُمْ مِنْ إِنْفَاقِ الذَّهَبِ وَالْوَرِقِ، وَخَيْرٍ لَكُمْ مِنْ أَنْ
تَلْقَوْا عَدُوَّكُمْ فَتَضْرِبُوْا أَعْنَاقَهُمْ وَيَضْرِبُوْا أَعْنَاقَكُمْ؟
قَالُوْا بَلَى. قَالَ: ذِكْرُ اللهِ تَعَالَى
“Maukah kalian aku tunjukkan perbuatan kalian yang terbaik, paling suci di sisi Raja
kalian (Allah), dan paling
mengangkat derajat kalian; lebih
baik bagi kalian dari
infaq berupa emas dan perak, dan lebih baik bagi
kalian daripada bertemu dengan
musuh kalian lantas kalian memenggal leher mereka atau mereka memenggal leher
kalian?” Para sahabat berkata:
“Mau (wahai Rasulullah)!” Beliau bersabda: “Dzikir kepada Allah Yang Maha
Tinggi.” (HR.
at-Tirmidzi 3377, Shahihut Tirmidzi 3377)
Macam-Macam Lafadz Dzikir Beserta Keutamaannya
Ada berbagai macam lafadz
dzikir yang telah dikabarkan oleh Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam beserta
keutamaannya masing-masing agar kita mengamalkannya, seperti yang disebutkan
dalam hadits-hadits berikut:
مَنْ قَالَ لَا إِلَهَ إِلَا اللَّهُ
وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ
شَىْءٍ قَدِيْرٌ فِيْ يَوْمٍ مِائَةَ مَرَّةٍ، كَانَتْ لَهُ عَدْلَ عَشْرِ
رِقَابٍ وَكُتِبَتْ لَهُ مِائَةُ حَسَنَةٍ وَمُحِيَتْ عَنْهُ مِائَةُ سَيِّئَةٍ
وَكَانَتْ لَهُ حِرْزًا مِنَ الشَّيْطَانِ يَوْمَهُ ذَلِكَ حَتَّى يُمْسِيَ وَلَمْ
يَأْتِ أَحَدٌ أَفْضَلَ مِمَّا جَاءَ بِهِ إِلَّا أَحَدٌ عَمِلَ أَكْثَرَ مِنْ
ذَلِكَ. وَمَنْ قَالَ سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ فِيْ يَوْمٍ مِائَةَ
مَرَّةٍ حُطَّتْ خَطَايَاهُ وَلَوْ كَانَتْ مِثْلَ زَبَدِ الْبَحْرِ
“Barangsiapa
mengucapkan ‘Laa ilaaha illallaahu wahdahu laa syariikalah lahul mulku
walahul hamdu wahuwa ‘alaa kulli syai`in qadiir (Tidak ada tuhan yang
berhak diibadahi dengan benar kecuali Allah, tiada sekutu bagi-Nya, baginya
kerajaan dan pujian, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu)’ dalam sehari
seratus kali, maka baginya sama seperti memerdekakan sepuluh budak, dan ditulis
baginya seratus kebaikan, dihapuskan darinya seratus kesalahan, dan baginya
perlindungan dari setan pada hari itu hingga sore hari. Dan tidak ada yang
mendapat keutamaan lebih baik dari itu kecuali seorang yang mengucapkannya
lebih dari itu. Dan barangsiapa mengucapkan ‘Subhaanallaahi wabihamdih
(Maha Suci Allah bagi-Nyalah segala pujian)’ dalam sehari seratus kali,
dihapuskan kesalahannya meskipun sebanyak pasir di lautan.” (HR. Muslim 2691)
مَنْ قَالَ حِيْنَ يُصْبِحُ وَحِيْنَ يُمْسِيْ سُبْحَانَ
اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ مِائَةَ مَرَّةٍ، لَمْ يَأْتِ أَحَدٌ يَوْمَ
الْقِيَامَةِ بِأَفْضَلِ مِمَّا جَاءَ بِهِ إِلَّا أَحَدٌ قَالَ مِثْلَ مَا قَالَ
أَوْ زَادَ عَلَيْهِ
“Barangsiapa
yang ketika pagi dan sore hari mengucapkan ‘Subhaanallaahi wabihamdih
(Maha Suci Allah dan bagi-Nyalah segala pujian)’ sebanyak seratus kali, maka
tidak ada yang lebih baik darinya di hari kiamat kelak kecuali orang yang
mengucapkannya sebanyak itu atau lebih banyak darinya.” (HR. Muslim 2692)
كَلِمَتَانِ خَفِيْفَتَانِ عَلَى اللِّسَانِ
ثَقِيْلَتَانِ فِيْ الْمِيْزَانِ حَبِيْبَتَانِ إِلَى الرَّحْمَنِ سُبْحَانَ
اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ سُبْحَانَ اللَّهِ الْعَظِيْمِ
“Dua kalimat
yang ringan di lisan, berat di timbangan amal, dicintai oleh Allah ar-Rahman: ‘Subhaanallaahi
wabihamdih subhaanallaahil ‘adziim (Maha Suci Allah dan bagi-Nyalah segala
pujian, Maha Suci Allah yang Maha Agung).’” (HR. Bukhari 6682 dan Muslim
2694)
لَانْ أَقُوْلَ سُبْحَانَ اللَّهِ
وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَلَا إِلَهَ إِلَا اللَّهُ وَاللَّهُ أَكْبَرُ أَحَبُّ
إِلَىَّ مِمَّا طَلَعَتْ عَلَيْهِ الشَّمْسُ
“Sungguh,
aku mengucapkan ‘Subhaanallaahi walhamdulillaahi walaa ilaaha illallaahu
wallaahu akbar (Maha Suci Allah dan segala puji bagi Allah, tidak ada tuhan
yang berhak diibadahi dengan benar kecuali Allah, dan Allah Maha Besar)’ lebih
aku cintai daripada terbitnya matahari.” (HR. Muslim 2695)
أَيَعْجِزُ أَحَدُكُمْ أَنْ يَكْسِبَ كُلَّ
يَوْمٍ أَلْفَ حَسَنَةٍ؟ فَسَأَلَهُ سَائِلٌ مِنْ جُلَسَائِهِ كَيْفَ يَكْسِبُ
أَحَدُنَا أَلْفَ حَسَنَةٍ؟ قَالَ: يُسَبِّحُ مِائَةَ تَسْبِيْحَةٍ فَيُكْتَبُ
لَهُ أَلْفُ حَسَنَةٍ أَوْ يُحَطُّ عَنْهُ أَلْفُ خَطِيْئَةٍ
“Apakah
kalian tidak mampu dalam sehari mengumpulkan seribu kebaikan? Maka ada yang
bertanya ‘Bagaimana kami bisa mendapatkannya?’ Nabi shallallahu 'alaihi wa
sallam menjawab: ‘Bertasbihlah (mengucapkan “subhaanallaah”) seratus
kali, maka akan ditulis baginya seribu kebaikan atau dihapuskan darinya seribu
kesalahan.’” (HR. Muslim 2698)
الطُّهُورُ شَطْرُ الْإِيمَانِ وَالْحَمْدُ
لِلَّهِ تَمْلأُ الْمِيْزَانَ. وَسُبْحَانَ اللَّهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ تَمْلآنِ
-أَوْ تَمْلأُ- مَا بَيْنَ السَّمَوَاتِ وَالَارْضِ
“Kesucian
itu adalah sebagian dari iman, dan ‘Alhamdulillaah’ itu memenuhi
timbangan, dan ‘Subhaanallaahi walhamdulillaah’ itu memenuhi antara
langit dan bumi.” (HR. Muslim 223)
أَلَا أَدُلُّكَ عَلَى كَلِمَةٍ هِيَ كَنْزٌ
مِنْ كُنُوزِ الْجَنَّةِ لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَا بِاللَّهِ
“Maukah
kalian aku tunjukkan sebuah kalimat yang merupakan salah satu perbendaharaan
surga: ‘Laa haula walaa quwwata illaa billaah (Tidak ada daya dan
kekuatan kecuali dari Allah).’” (HR. Bukhari 6384)
Inilah beberapa lafadz dzikir yang dapat kita
amalkan sesuai ajaran Nabi kita. Cukuplah kita berdzikir dengan lafadz-lafadz
dan bilangan khusus yang telah diajarkan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi
wa sallam melalui hadits-hadits yang shahih, sehingga kita tidak perlu dan
tidak butuh kepada berbagai macam lafadz dzikir yang tidak pernah diajarkan
oleh Rasulullah, tidak pula diamalkan oleh para sahabat-sahabat beliau.
Kalaulah sebuah amalan itu baik, niscaya mereka telah mendahului kita
mengamalkannya. Dengan memperbanyak dzikir yang telah dicontohkan oleh
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan memadukan antara lisan
dengan hati, maka insyaallah berbagai keutamaan yang telah disebutkan di
atas akan kita dapatkan. Semoga Allah senantiasa melimpahkan taufik kepada
kita, sehingga kita bisa selalu mengingat-Nya.
اَللَّهُمَّ أَعِنَّا عَلَى ذِكْرِكَ
وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ
“Ya
Allah, bantulah kami untuk senantiasa mengingat-Mu dan bersyukur kepada-Mu,
serta agar bisa beribadah dengan baik kepada-Mu.”
Abu Ibrohim Ari bin Salimin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.