Alhamdulillah,
segala puji bagi Allah, sungguh patut kita memperbanyak lagi rasa syukur kita
kepada Allah ta'ala atas segala nikmat dan karunia-Nya, bahwa di zaman
ini berbagai sarana memperoleh ilmu agama sangatlah banyak dan mudah kita
dapatkan. Sebagai manusia, tentu kita memiliki tujuan dalam menjalani hidup
kita di dunia ini, yaitu untuk beribadah hanya kepada Allah saja, yang mana hal
ini tertera dalam ayat yang sering diulang-ulang oleh para khatib di
mimbar-mimbar Jum’at mereka. Allah subhanahu wa ta'ala berfirman:
وَمَا
خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
“Tidaklah
Aku menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku.”
(QS. adz-Dzariyat [51]: 56)
Yang demikian
itu karena kita ini adalah hamba Allah, kita adalah ciptaan-Nya, maka hanya
kepada-Nyalah kita beribadah. Namun bagaimanakah kita beribadah?!
Demikian pula
semua kita pasti ingin masuk ke dalam surga yang telah dijanjikan oleh Allah ta'ala,
yang luasnya seluas langit dan bumi, negeri yang penuh kebahagiaan, bebas dari
kesedihan dan penderitaan. Namun bagaimana pula caranya agar kita bisa masuk ke
dalam surga?!
Di sinilah
ilmu agama Islam berperan.
Setiap Manusia Terlahir dalam Keadaan
Sesat
Dalam sebuah
hadits qudsi Allah ta'ala berfirman:
يَا
عِبَادِيْ كُلُّكُمْ ضَالٌّ إِلَّا مَنْ هَدَيْتُهُ فَاسْتَهْدُوْنِيْ أَهْدِكُمْ
“Wahai
hamba-hambaKu, setiap kalian adalah orang yang tersesat, maka mintalah petunjuk
kepada-Ku niscaya Aku akan memberi kalian petunjuk.” (HR. Muslim: 2577)
Benar saja,
karena kita sebagai manusia terlahir dalam keadaan tidak tahu apa-apa, maka
apabila kita tak mau menuntut ilmu agama, tentulah akan selamanya kita dalam
keadaan tanpa ilmu; kita tidak bisa membedakan antara mana yang benar dan mana
yang salah, antara yang halal dan yang haram, antara ketaatan dan kemaksiatan,
antara tauhid dan syirik, antara jalan menuju surga dan jalan menuju neraka.
Dari sinilah hendaknya kita sebagai manusia selalu sadar, bahwa masing-masing
kita pada asalnya adalah hamba-hamba Allah yang tersesat dan belum mendapat
petunjuk, maka sudah seharusnyalah kita senantiasa berusaha mencari dan memohon
petunjuk-Nya dengan senantiasa menuntut ilmu agama, sehingga kita terhindar
dari kesesatan.
Wajibnya Menuntut Ilmu
Oleh karena
itulah kita wajib menuntut ilmu agama, agar kita bisa mengenali kebaikan dan
kebenaran serta bisa menjauhi kesalahan dan keburukan. Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam bersabda:
طَلَبُ
الْعِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ
“Menuntut
ilmu adalah wajib bagi setiap muslim.” (HR. Ibnu Majah 229, Shahihul Jami’ 3913)
Keutamaan Ilmu dan Penuntut Ilmu
Ada banyak
keutamaan menuntut ilmu yang bisa kita dapatkan, baik dalam al-Qur’an maupun
sunnah, dan sungguh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam telah
memotivasi kita dalam berbagai sabdanya.
1. Allah ta'ala mengangkat derajat orang-orang yang berilmu
Allah subhanahu wata’ala
berfirman:
يَرْفَعِ
اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ
وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ
“Allah akan
meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi
ilmu pengetahuan beberapa derajat, dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu
kerjakan.” (QS. al-Mujadilah [58]: 11)
2. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menyebut majelis
ilmu sebagai taman surga
إِذَا
مَرَرْتُمْ بِرِيَاضِ الجَنَّةِ فَارْتَعُوْا قَالَ: وَمَا رِيَاضُ الجَنَّةِ؟ قَالَ:
حِلَقُ الذِّكْرِ
“Jika
kalian melewati taman surga maka mampirlah.” Ada yang bertanya, “Apa yang
dimaksud dengan taman surga?” Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam
menjawab, “Majelis ilmu.” (HR. at-Tirmidzi 3510, Silsilah ash-Shahihah
2562)
3. Paham terhadap ilmu agama adalah tanda kebaikan seseorang
مَنْ
يُرِدِ اللهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِيْ الدِّيْنِ
“Barangsiapa
dikehendaki kebaikan oleh Allah, maka ia akan dipahamkan dalam perkara agama.”
(HR. Bukhari 3116)
4. Jalan menuju surga dimudahkan bagi para penuntut ilmu
Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ
سَلَكَ طَرِيْقًا يَلْتَمِسُ فِيْهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللهُ لَهُ بِهِ طَرِيْقًا
إِلَى الجَنَّةِ
“Barangsiapa mengadakan
perjalanan untuk menuntut ilmu agama, maka Allah akan memudahkan baginya jalan
menuju surga.” (HR. Muslim 2699)
Mari Menuntut Ilmu Agama Islam
Setelah kita mengetahui
pentingnya ilmu dan besarnya keutamaan menuntut ilmu agama, masihkah
kita rela dengan kesesatan dan enggan untuk menuntut ilmu agama?! Maka marilah kita terus
menuntut ilmu agama dan berusaha untuk mengamalkannya dalam kehidupan kita.
Betapa banyak seseorang terjatuh ke dalam kesalahan sedangkan ia menyangka
bahwa apa yang dikerjakannya itu adalah sebuah kebenaran. Seseorang tak akan
bisa bertakwa kepada Allah ta'ala ketika ia tidak memiliki ilmu.
Bagaimana ia akan bertakwa, sedangkan ia tidak mengetahui apa saja perintah
Allah sehingga dia bisa mengerjakannya, dan apa saja larangan Allah sehingga
dia bisa menjauhinya dan meninggalkannya. Padahal takwa adalah bekal yang
paling utama menuju pertemuan dengan Allah 'azza wa jalla.
وَتَزَوَّدُوا
فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى
“Bertakwalah,
dan sebaik-baik bekal adalah takwa.” (QS. al-Baqarah
[2]: 197)
Ilmu yang Paling Utama
Adapun ilmu yang
paling pertama dan utama yang harus dituntut dan diamalkan oleh setiap muslim
adalah ilmu tentang tauhid, yaitu ilmu tentang peribadahan kepada Allah, tentang
laa ilaaha illallaah, bahwa hanya Allah-lah satu-satunya Dzat yang
berhak diibadahi, tidak ada yang serupa dengan Dia. Inilah yang menjadi dakwah
seluruh Nabi dan Rasul, yang menjadi lawan bagi syirik. Ya, kesyirikan yang
merupakan dosa besar yang paling besar, yang membatalkan seluruh amalan, yang
menyebabkan umat-umat terdahulu dibinasakan, yang menyebabkan pelakunya kekal
di dalam neraka selama-lamanya. Maka seorang muslim harus mengetahui segala
macam bentuk kesyirikan dan jenis-jenisnya agar tidak terjatuh ke dalamnya.
Allah subhanahu wa ta'ala berfirman:
إِنَّهُ
مَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدْ حَرَّمَ اللَّهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ وَمَأْوَاهُ
النَّارُ وَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنْصَارٍ
“Sesungguhnya siapa saja yang berbuat
kesyirikan, maka Allah mengharamkan baginya surga, dan tempatnya adalah neraka,
dan tidak ada bagi orang-orang yang dzalim itu seorang penolong pun.” (QS.
al-Maidah [5]: 72)
Kemudian
ilmu-ilmu tentang apa-apa yang telah Allah wajibkan bagi hamba-Nya, seperti
Rukun Islam dan Rukun Iman. Semoga Allah memudahkan kita untuk terus menuntut
ilmu agama dan mengamalkannya sesuai dengan apa yang telah dicontohkan oleh
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan para sahabatnya radhiyallahu
'anhum. Semoga Allah menjadikan amalan kita semata-mata ikhlas hanya
mengharapkan pahala dari-Nya.
Abu Ibrohim
Ari bin Salimin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.