Alangkah
senangnya hati ini dan alangkah bahagianya, ketika kita melihat kaum muslimin
berduyun-duyun mendatangi masjid-masjid Allah untuk memakmurkannya, dengan
menunaikan ibadah shalat berjamaah dan menghadiri majelis-majelis ilmu yang ada
di dalamnya. Sesungguhnya Allah subhanahu wa ta’ala menyiapkan pahala
dan ganjaran yang besar bagi orang-orang yang memakmurkan rumah-rumahNya di
dunia. Berikut ini adalah beberapa keutamaan berupa pahala dan ganjaran yang
Allah dan Rasul-Nya janjikan bagi orang-orang yang memakmurkan masjid.
Memakmurkan Masjid Merupakan Tanda Orang yang Beriman
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:
إِنَّمَا
يَعْمُرُ مَسَاجِدَ اللَّهِ مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَأَقَامَ
الصَّلَاةَ وَآتَى الزَّكَاةَ وَلَمْ يَخْشَ إِلَّا اللَّهَ فَعَسَى أُولَئِكَ
أَنْ يَكُونُوا مِنَ الْمُهْتَدِينَ
“Hanya
yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada
Allah dan hari akhir, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak
takut (kepada siapapun) selain kepada Allah, maka merekalah orang-orang yang
diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. at-Taubah
[9]: 18)
Dalam ayat ini Allah subhanahu wa ta'ala menegaskan bahwa orang yang
memakmurkan masjid hanyalah orang-orang yang beriman, dimana dengan keimanan
ini seseorang akan merasa ringan dalam mengamalkan perintah-perintah Allah dan
menjauhi laranganNya. Dan bukankah setiap harinya kita memohon
petunjuk berupa jalan yang lurus di dalam shalat-shalat kita? Kita berdoa
memohon kepada Allah “Ihdinash shiraathal mustaqiim (ya Allah,
tunjukilah kami jalan yang lurus)” maka melalui ayat ini Allah mengisyaratkan
bahwa orang-orang yang memakmurkan masjid itu akan mendapatkan petunjuk.
Petunjuk yang sangat dibutuhkan oleh seorang muslim ketika ia menjalani hidup
di dunia, sehingga ia tidak akan tersesat dalam mengamalkan ajaran agama Islam
yang mulia ini.
Langkah Menuju Masjid Menghapus Dosa dan Mengangkat Derajat
Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ تَطَهَّرَ فِيْ بَيْتِهِ ثُمَّ مَشَى
إِلَى بَيْتٍ مِنْ بُيُوْتِ اللهِ لِيَقْضِيَ فَرِيْضَةً مِنْ فَرَائِضِ اللهِ
كَانَتْ خُطْوَتَاهُ إِحْدَاهُمَا تَحُطُّ خَطِيْئَةً وَالأُخْرَى تَرْفَعُ
دَرَجَةً
“Siapa
yang berwudhu di rumahnya lalu berjalan menuju salah satu dari rumah-rumah
Allah untuk menunaikan salah satu kewajiban dari Allah, maka separuh
langkah-langkahnya menghapus dosa dan langkah yang lain meninggikan derajat.”
(HR. Muslim 1521)
Dalam hadits yang lain beliau juga bersabda:
مَنْ غَدَا إِلَى الْمَسْجِدِ أَوْ رَاحَ
أَعَدَّ اللهُ لَهُ فِيْ الجَنَّةِ نُزُلًا كُلَّمَا غَدَا أَوَ رَاحَ
“Siapa yang pergi menuju masjid di pagi hari atau sore hari,
niscaya Allah menyediakan tempat baginya di surga setiap kali ia pergi atau
pulang.” (HR. Bukhari 662 dan Muslim 1524)
Melalui kedua hadits ini Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam memotivasi kaum muslimin untuk senantiasa memakmurkan
masjid. Beliau mengabarkan bahwa baru hanya dengan berjalan menuju masjid saja,
langkah kakinya yang satu menghapus dosa dan langkah yang lainnya mengangkat
derajat. Bahkan dalam hadits yang kedua, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam menyebutkan bahwa Allah ta’ala menyiapkan tempat di surga
bagi orang-orang yang pergi menuju masjid atau pulang darinya, maka
bagaimanakah besarnya pahala ketika orang itu telah sampai di masjid dan
memakmurkannya?!
Mendapatkan Ketenangan, Rahmat dan Disebut-Sebut Oleh Allah Di Langit
مَا اجْتَمَعَ قَوْمٌ فِى بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ
اللَّهِ يَتْلُونَ كِتَابَ اللَّهِ وَيَتَدَارَسُونَهُ بَيْنَهُمْ إِلاَّ نَزَلَتْ
عَلَيْهِمُ السَّكِينَةُ وَغَشِيَتْهُمُ الرَّحْمَةُ وَحَفَّتْهُمُ الْمَلاَئِكَةُ
وَذَكَرَهُمُ اللَّهُ فِيمَنْ عِنْدَهُ
“Tidaklah berkumpul suatu kaum di dalam rumah di
antara rumah-rumah Allah untuk membaca kitab Allah dan saling mempelajarinya di
antara mereka, kecuali akan turun kepada mereka ketenangan, mereka akan
diliputi oleh rahmat, malaikat akan menaungi mereka dan Allah akan menyebut
mereka dihadapan para makhluk yang berada di sisiNya.” (HR.
Muslim 2699)
Ini
merupakan keutamaan yang begitu besar bagi orang-orang yang memakmurkan masjid
dengan berkumpul di dalamnya dan saling mempelajari al-Qur’an. Ketenangan yang
banyak didambakan oleh manusia akan didapatkan ketika orang itu memakmurkan
masjid dengan menghadiri majelis ilmu, yang mana di dalamnya disebutkan
ayat-ayat Allah, sabda Rasulullah, dan perkataan para sahabat, serta penjelasan
dari para ulama Islam tentang agama ini. Bahkan begitu utamanya amalan ini,
sampai-sampai Allah menyebut mereka di hadapan para makhluk yang dekat dengan-Nya,
yaitu para malaikat. Hadits ini juga menunjukkan akan keutamaan menuntut ilmu
agama.
Mendapatkan Naungan Allah di Hari Kiamat
Siapa yang tak merasa panas dengan
terik matahari di siang hari, padahal jarak matahari dengan bumi yang kita
tinggali ini berjuta-juta mil, tetapi manusia bisa berkeringat karena rasa
panasnya, atau bahkan ada yang sampai pingsan. Disebutkan dalam hadits yang
diriwayatkan oleh Imam Muslim rahimahullah bahwa di hari kiamat nanti
ketika manusia dikumpulkan di padang mahsyar, matahari akan didekatkan sejarak
satu mil di atas kepala-kepala manusia. Maka kala itu manusia berkeringat
berdasarkan amalannya ketika hidup di dunia, ada yang keringatnya mencapai kedua
mata kakinya, ada yang mencapai kedua lututnya, ada yang mencapai ke
pinggangnya, dan ada juga yang keringatnya mencapai mulutnya hingga
membungkamnya. Ketika itulah akan ada tujuh golongan manusia yang mendapat
naungan Allah ta'ala. Rasululullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
mengabarkan tentang mereka dengan bersabda:
سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمْ اللَّهُ فِي ظِلِّهِ
يَوْمَ لَا ظِلَّ إِلَّا ظِلُّهُ …وَرَجُلٌ قَلْبُهُ مُعَلَّقٌ فِي الْمَسَاجِدِ
“Ada tujuh golongan manusia yang akan Allah naungi (di hari
kiamat kelak) ketika tidak ada naungan kecuali naungannya… (di antaranya
adalah) laki-laki yang hatinya senantiasa bergantung kepada masjid.” (HR.
Bukhari 660, Muslim 1031)
Dari hadits ini kita mengetahui bahwa
di antara orang yang mendapat naungan itu adalah orang yang hatinya bergantung
kepada masjid, yaitu mereka yang selalu rindu untuk mendatangi masjid, rindu
dengan ketenangannya ketika berada di dalamnya, rindu dengan majelis ilmunya,
rindu untuk berdzikir di dalamya, dan rindu untuk menunaikan shalat berjamaah
bersama kaum muslimin di masjid. Intinya ia merasa rindu untuk selalu
memakmurkan rumah-rumah Allah, sehingga hatinya bergantung kepada masjid.
Dengan keutamaan memakmurkan masjid
yang demikian besar itu, maka berbahagialah orang-orang yang senantiasa
memakmurkan rumah-rumah Allah atas pahala yang dijanjikan kepada mereka, yang
mana pahala besar ini tidak akan didapatkan oleh orang-orang yang hanya diam
dan cuma duduk-duduk saja di rumah-rumah mereka dan tidak mau memakmurkan
masjid. Maka marilah kita menjadi orang yang ikut ambil bagian dalam meraih
pahala yang besar ini, dengan senantiasa memakmurkan masjid dengan
amalan-amalan yang tentunya tidak bertentangan dengan apa-apa yang telah
dicontohkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para
sahabatnya radhiyallahu ‘anhum, sehingga kita mendapatkan pahala yang
telah dijanjikan oleh Allah dan Rasul-Nya. Kalau bukan kita kaum muslimin
yang memakmurkan masjid, siapa lagi yang akan melakukannya?
Abu Ibrohim Ari bin Salimin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.