Minggu, 05 Februari 2017

DZIKIR, Ringan di Lisan, Dicintai Allah ar-Rahman

Dzikir adalah amalan yang sangat agung, begitu mudah diamalkan, berpahala sangat besar dan dicintai oleh Allah ar-Rahman. Mudah dilakukan kapan saja dan dimana saja, baik oleh orang yang sakit apalagi yang sehat. Meski demikian, begitu sedikit orang-orang yang istiqamah berdzikir dalam kesehariannya. Dzikir yang paling baik adalah dzikir yang memadukan antara lisan dan peresapan hati akan maknanya, dimana dzikir seperti inilah yang akan memberikan pengaruh yang baik pada hati, dan menimbulkan rasa pengagungan kepada Allah Ta'ala yang memiliki nama-nama yang indah dan sifat-sifat yang mulia. Ada banyak keutamaan dzikir kepada Allah 'azza wa jalla yang disebutkan dalam al-Qur’an dan hadits, berikut ini di antaranya:

Orang yang Mengingat Allah, Maka Allah Pun Akan Mengingatnya
Diingat oleh Allah Sang Pencipta alam semesta, siapa yang tak mau?? Dengan berdzikir mengingat Allah maka Allah akan mengingat kita. Allah Ta’ala berfirman:
فَاذْكُرُوْنِيْ أَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْا لِيْ وَلَا تَكْفُرُوْنِ
Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku, niscaya Aku ingat (pula) kepadamu (dengan memberikan rahmat dan pengampunan). Dan bersyukurlah kepada-Ku, serta jangan ingkar (pada nikmat-Ku).” (QS. al-Baqarah [2]: 152)
Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa’di rahimahullah menafsirkan ayat ini dengan berkata: “Allah ta’ala memerintahkan untuk mengingat-Nya dan menjanjikan balasan yang paling utama, yaitu Dia mengingat siapa saja yang mengingat-Nya, sebagaimana yang Allah firmankan melalui lisan Rasul-Nya: ‘Siapa yang berdzikir mengingat-Ku dalam dirinya, maka Aku mengingatnya dalam diri-Ku, dan siapa yang mengingat-Ku di keramaian, maka Aku akan mengingatnya di khalayak yang lebih baik darinya.’” (Taisiirul Kariimir Rahmaan hal. 59-60)
Berbalas Pahala dan Ampunan
Pahala dan ampunan Allah yang sangat kita butuhkan dan senantiasa kita cari sebagai bekal kita menuju akhirat dapat kita peroleh dengan banyak membasahi lisan kita berdzikir mengingat Allah Ta'ala. Firman-Nya:
وَالذَّاكِرِيْنَ اللَّهَ كَثِيْرًا وَالذَّاكِرَاتِ أَعَدَّ اللَّهُ لَهُمْ مَغْفِرَةً وَأَجْرًا عَظِيْمًا
Laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, maka Allah menyediakan untuk mereka pengampunan dan pahala yang agung.” (QS. al-Ahzaab [33]: 35)
Sebab Ketenangan dan Hidupnya Hati
Banyak orang menghabiskan hartanya untuk memperoleh ketenangan, namun yang mereka peroleh hanyalah ketenangan sekejap saja. Padahal ketenangan sesungguhnya ada pada dzikir mengingat Allah 'azza wa jalla. Bagaimana tidak, sedangkan Allah sendiri telah berfirman:
أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ
Ketahuilah, dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenang.” (QS. ar-Ra’d [13]: 28)
Rasulullah shallallahualaihi wa sallam pun telah bersabda:
مَثَلُ الَّذِيْ يَذْكُرُ رَبَّهُ وَالَّذِيْ لَا يَذْكُرُ رَبَّهُ مَثَلُ الْحَيِّ وَالْمَيِّتِ
Perumpamaan orang yang ingat akan Rabbnya dengan orang yang tidak ingat Rabbnya adalah bagaikan orang yang hidup dengan orang yang mati. (HR. Bukhari 6407)
Amalan yang Paling Utama dengan Pahala Sangat Banyak Sekali
Berdzikir pun bisa berbuah pahala yang lebih utama dibanding amalan lain yang belum tentu kita mempunyai kesempatan atau kemampuan untuk mengerjakannya, seperti jihad dan berinfaq dengan emas dan perak. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
أَلَا أُنَبِّئُكُمْ بِخَيْرِ أَعْمَالِكُمْ، وَأَزْكَاهَا عِنْدَ مَلِيْكِكُمْ، وَأَرْفَعِهَا فِيْ دَرَجَاتِكُمْ، وَخَيْرٍ لَكُمْ مِنْ إِنْفَاقِ الذَّهَبِ وَالْوَرِقِ، وَخَيْرٍ لَكُمْ مِنْ أَنْ تَلْقَوْا عَدُوَّكُمْ فَتَضْرِبُوْا أَعْنَاقَهُمْ وَيَضْرِبُوْا أَعْنَاقَكُمْ؟ قَالُوْا بَلَى. قَالَ: ذِكْرُ اللهِ تَعَالَى
“Maukah kalian aku tunjukkan perbuatan kalian yang terbaik, paling suci di sisi Raja kalian (Allah), dan paling mengangkat derajat kalian; lebih baik bagi kalian dari infaq berupa emas dan perak, dan lebih baik bagi kalian daripada bertemu dengan musuh kalian lantas kalian memenggal leher mereka atau mereka memenggal leher kalian?” Para sahabat berkata: “Mau (wahai Rasulullah)!” Beliau bersabda: “Dzikir kepada Allah Yang Maha Tinggi. (HR. at-Tirmidzi 3377, Shahihut Tirmidzi 3377)
Macam-Macam Lafadz Dzikir Beserta Keutamaannya
Ada berbagai macam lafadz dzikir yang telah dikabarkan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam beserta keutamaannya masing-masing agar kita mengamalkannya, seperti yang disebutkan dalam hadits-hadits berikut:
مَنْ قَالَ لَا إِلَهَ إِلَا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَىْءٍ قَدِيْرٌ فِيْ يَوْمٍ مِائَةَ مَرَّةٍ، كَانَتْ لَهُ عَدْلَ عَشْرِ رِقَابٍ وَكُتِبَتْ لَهُ مِائَةُ حَسَنَةٍ وَمُحِيَتْ عَنْهُ مِائَةُ سَيِّئَةٍ وَكَانَتْ لَهُ حِرْزًا مِنَ الشَّيْطَانِ يَوْمَهُ ذَلِكَ حَتَّى يُمْسِيَ وَلَمْ يَأْتِ أَحَدٌ أَفْضَلَ مِمَّا جَاءَ بِهِ إِلَّا أَحَدٌ عَمِلَ أَكْثَرَ مِنْ ذَلِكَ. وَمَنْ قَالَ سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ فِيْ يَوْمٍ مِائَةَ مَرَّةٍ حُطَّتْ خَطَايَاهُ وَلَوْ كَانَتْ مِثْلَ زَبَدِ الْبَحْرِ
“Barangsiapa mengucapkan ‘Laa ilaaha illallaahu wahdahu laa syariikalah lahul mulku walahul hamdu wahuwa ‘alaa kulli syai`in qadiir (Tidak ada tuhan yang berhak diibadahi dengan benar kecuali Allah, tiada sekutu bagi-Nya, baginya kerajaan dan pujian, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu)’ dalam sehari seratus kali, maka baginya sama seperti memerdekakan sepuluh budak, dan ditulis baginya seratus kebaikan, dihapuskan darinya seratus kesalahan, dan baginya perlindungan dari setan pada hari itu hingga sore hari. Dan tidak ada yang mendapat keutamaan lebih baik dari itu kecuali seorang yang mengucapkannya lebih dari itu. Dan barangsiapa mengucapkan ‘Subhaanallaahi wabihamdih (Maha Suci Allah bagi-Nyalah segala pujian)’ dalam sehari seratus kali, dihapuskan kesalahannya meskipun sebanyak pasir di lautan.” (HR. Muslim 2691)
مَنْ قَالَ حِيْنَ يُصْبِحُ وَحِيْنَ يُمْسِيْ سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ مِائَةَ مَرَّةٍ، لَمْ يَأْتِ أَحَدٌ يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِأَفْضَلِ مِمَّا جَاءَ بِهِ إِلَّا أَحَدٌ قَالَ مِثْلَ مَا قَالَ أَوْ زَادَ عَلَيْهِ
“Barangsiapa yang ketika pagi dan sore hari mengucapkan ‘Subhaanallaahi wabihamdih (Maha Suci Allah dan bagi-Nyalah segala pujian)’ sebanyak seratus kali, maka tidak ada yang lebih baik darinya di hari kiamat kelak kecuali orang yang mengucapkannya sebanyak itu atau lebih banyak darinya.” (HR. Muslim 2692)
كَلِمَتَانِ خَفِيْفَتَانِ عَلَى اللِّسَانِ ثَقِيْلَتَانِ فِيْ الْمِيْزَانِ حَبِيْبَتَانِ إِلَى الرَّحْمَنِ سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ سُبْحَانَ اللَّهِ الْعَظِيْمِ
“Dua kalimat yang ringan di lisan, berat di timbangan amal, dicintai oleh Allah ar-Rahman: ‘Subhaanallaahi wabihamdih subhaanallaahil ‘adziim (Maha Suci Allah dan bagi-Nyalah segala pujian, Maha Suci Allah yang Maha Agung).’” (HR. Bukhari 6682 dan Muslim 2694)
لَانْ أَقُوْلَ سُبْحَانَ اللَّهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَلَا إِلَهَ إِلَا اللَّهُ وَاللَّهُ أَكْبَرُ أَحَبُّ إِلَىَّ مِمَّا طَلَعَتْ عَلَيْهِ الشَّمْسُ
“Sungguh, aku mengucapkan ‘Subhaanallaahi walhamdulillaahi walaa ilaaha illallaahu wallaahu akbar (Maha Suci Allah dan segala puji bagi Allah, tidak ada tuhan yang berhak diibadahi dengan benar kecuali Allah, dan Allah Maha Besar)’ lebih aku cintai daripada terbitnya matahari.” (HR. Muslim 2695)
أَيَعْجِزُ أَحَدُكُمْ أَنْ يَكْسِبَ كُلَّ يَوْمٍ أَلْفَ حَسَنَةٍ؟ فَسَأَلَهُ سَائِلٌ مِنْ جُلَسَائِهِ كَيْفَ يَكْسِبُ أَحَدُنَا أَلْفَ حَسَنَةٍ؟ قَالَ: يُسَبِّحُ مِائَةَ تَسْبِيْحَةٍ فَيُكْتَبُ لَهُ أَلْفُ حَسَنَةٍ أَوْ يُحَطُّ عَنْهُ أَلْفُ خَطِيْئَةٍ
“Apakah kalian tidak mampu dalam sehari mengumpulkan seribu kebaikan? Maka ada yang bertanya ‘Bagaimana kami bisa mendapatkannya?’ Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab: ‘Bertasbihlah (mengucapkan “subhaanallaah”) seratus kali, maka akan ditulis baginya seribu kebaikan atau dihapuskan darinya seribu kesalahan.’” (HR. Muslim 2698)
الطُّهُورُ شَطْرُ الْإِيمَانِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ تَمْلأُ الْمِيْزَانَ. وَسُبْحَانَ اللَّهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ تَمْلآنِ -أَوْ تَمْلأُ- مَا بَيْنَ السَّمَوَاتِ وَالَارْضِ
“Kesucian itu adalah sebagian dari iman, dan ‘Alhamdulillaah’ itu memenuhi timbangan, dan ‘Subhaanallaahi walhamdulillaah’ itu memenuhi antara langit dan bumi.” (HR. Muslim 223)
أَلَا أَدُلُّكَ عَلَى كَلِمَةٍ هِيَ كَنْزٌ مِنْ كُنُوزِ الْجَنَّةِ لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَا بِاللَّهِ
“Maukah kalian aku tunjukkan sebuah kalimat yang merupakan salah satu perbendaharaan surga: ‘Laa haula walaa quwwata illaa billaah (Tidak ada daya dan kekuatan kecuali dari Allah).’” (HR. Bukhari 6384)
Inilah beberapa lafadz dzikir yang dapat kita amalkan sesuai ajaran Nabi kita. Cukuplah kita berdzikir dengan lafadz-lafadz dan bilangan khusus yang telah diajarkan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melalui hadits-hadits yang shahih, sehingga kita tidak perlu dan tidak butuh kepada berbagai macam lafadz dzikir yang tidak pernah diajarkan oleh Rasulullah, tidak pula diamalkan oleh para sahabat-sahabat beliau. Kalaulah sebuah amalan itu baik, niscaya mereka telah mendahului kita mengamalkannya. Dengan memperbanyak dzikir yang telah dicontohkan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan memadukan antara lisan dengan hati, maka insyaallah berbagai keutamaan yang telah disebutkan di atas akan kita dapatkan. Semoga Allah senantiasa melimpahkan taufik kepada kita, sehingga kita bisa selalu mengingat-Nya.
اَللَّهُمَّ أَعِنَّا عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ
“Ya Allah, bantulah kami untuk senantiasa mengingat-Mu dan bersyukur kepada-Mu, serta agar bisa beribadah dengan baik kepada-Mu.”


Abu Ibrohim Ari bin Salimin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.