Rabu, 08 Februari 2017

KEUTAMAAN MEMAKMURKAN MASJID

Alangkah senangnya hati ini dan alangkah bahagianya, ketika kita melihat kaum muslimin berduyun-duyun mendatangi masjid-masjid Allah untuk memakmurkannya, dengan menunaikan ibadah shalat berjamaah dan menghadiri majelis-majelis ilmu yang ada di dalamnya. Sesungguhnya Allah subhanahu wa ta’ala menyiapkan pahala dan ganjaran yang besar bagi orang-orang yang memakmurkan rumah-rumahNya di dunia. Berikut ini adalah beberapa keutamaan berupa pahala dan ganjaran yang Allah dan Rasul-Nya janjikan bagi orang-orang yang memakmurkan masjid.

Memakmurkan Masjid Merupakan Tanda Orang yang Beriman
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:
إِنَّمَا يَعْمُرُ مَسَاجِدَ اللَّهِ مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَأَقَامَ الصَّلَاةَ وَآتَى الزَّكَاةَ وَلَمْ يَخْشَ إِلَّا اللَّهَ فَعَسَى أُولَئِكَ أَنْ يَكُونُوا مِنَ الْمُهْتَدِينَ
Hanya yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari akhir, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah, maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. at-Taubah [9]: 18)
Dalam ayat ini Allah subhanahu wa ta'ala menegaskan bahwa orang yang memakmurkan masjid hanyalah orang-orang yang beriman, dimana dengan keimanan ini seseorang akan merasa ringan dalam mengamalkan perintah-perintah Allah dan menjauhi laranganNya. Dan bukankah setiap harinya kita memohon petunjuk berupa jalan yang lurus di dalam shalat-shalat kita? Kita berdoa memohon kepada Allah “Ihdinash shiraathal mustaqiim (ya Allah, tunjukilah kami jalan yang lurus)” maka melalui ayat ini Allah mengisyaratkan bahwa orang-orang yang memakmurkan masjid itu akan mendapatkan petunjuk. Petunjuk yang sangat dibutuhkan oleh seorang muslim ketika ia menjalani hidup di dunia, sehingga ia tidak akan tersesat dalam mengamalkan ajaran agama Islam yang mulia ini.
Langkah Menuju Masjid Menghapus Dosa dan Mengangkat Derajat
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ تَطَهَّرَ فِيْ بَيْتِهِ ثُمَّ مَشَى إِلَى بَيْتٍ مِنْ بُيُوْتِ اللهِ لِيَقْضِيَ فَرِيْضَةً مِنْ فَرَائِضِ اللهِ كَانَتْ خُطْوَتَاهُ إِحْدَاهُمَا تَحُطُّ خَطِيْئَةً وَالأُخْرَى تَرْفَعُ دَرَجَةً
Siapa yang berwudhu di rumahnya lalu berjalan menuju salah satu dari rumah-rumah Allah untuk menunaikan salah satu kewajiban dari Allah, maka separuh langkah-langkahnya menghapus dosa dan langkah yang lain meninggikan derajat.” (HR. Muslim 1521)
Dalam hadits yang lain beliau juga bersabda:
مَنْ غَدَا إِلَى الْمَسْجِدِ أَوْ رَاحَ أَعَدَّ اللهُ لَهُ فِيْ الجَنَّةِ نُزُلًا كُلَّمَا غَدَا أَوَ رَاحَ
Siapa yang pergi menuju masjid di pagi hari atau sore hari, niscaya Allah menyediakan tempat baginya di surga setiap kali ia pergi atau pulang.” (HR. Bukhari 662 dan Muslim 1524)
Melalui kedua hadits ini Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memotivasi kaum muslimin untuk senantiasa memakmurkan masjid. Beliau mengabarkan bahwa baru hanya dengan berjalan menuju masjid saja, langkah kakinya yang satu menghapus dosa dan langkah yang lainnya mengangkat derajat. Bahkan dalam hadits yang kedua, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebutkan bahwa Allah ta’ala menyiapkan tempat di surga bagi orang-orang yang pergi menuju masjid atau pulang darinya, maka bagaimanakah besarnya pahala ketika orang itu telah sampai di masjid dan memakmurkannya?!
Mendapatkan Ketenangan, Rahmat dan Disebut-Sebut Oleh Allah Di Langit
مَا اجْتَمَعَ قَوْمٌ فِى بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللَّهِ يَتْلُونَ كِتَابَ اللَّهِ وَيَتَدَارَسُونَهُ بَيْنَهُمْ إِلاَّ نَزَلَتْ عَلَيْهِمُ السَّكِينَةُ وَغَشِيَتْهُمُ الرَّحْمَةُ وَحَفَّتْهُمُ الْمَلاَئِكَةُ وَذَكَرَهُمُ اللَّهُ فِيمَنْ عِنْدَهُ
Tidaklah berkumpul suatu kaum di dalam rumah di antara rumah-rumah Allah untuk membaca kitab Allah dan saling mempelajarinya di antara mereka, kecuali akan turun kepada mereka ketenangan, mereka akan diliputi oleh rahmat, malaikat akan menaungi mereka dan Allah akan menyebut mereka dihadapan para makhluk yang berada di sisiNya.” (HR. Muslim 2699)
Ini merupakan keutamaan yang begitu besar bagi orang-orang yang memakmurkan masjid dengan berkumpul di dalamnya dan saling mempelajari al-Qur’an. Ketenangan yang banyak didambakan oleh manusia akan didapatkan ketika orang itu memakmurkan masjid dengan menghadiri majelis ilmu, yang mana di dalamnya disebutkan ayat-ayat Allah, sabda Rasulullah, dan perkataan para sahabat, serta penjelasan dari para ulama Islam tentang agama ini. Bahkan begitu utamanya amalan ini, sampai-sampai Allah menyebut mereka di hadapan para makhluk yang dekat dengan-Nya, yaitu para malaikat. Hadits ini juga menunjukkan akan keutamaan menuntut ilmu agama.
Mendapatkan Naungan Allah di Hari Kiamat
Siapa yang tak merasa panas dengan terik matahari di siang hari, padahal jarak matahari dengan bumi yang kita tinggali ini berjuta-juta mil, tetapi manusia bisa berkeringat karena rasa panasnya, atau bahkan ada yang sampai pingsan. Disebutkan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim rahimahullah bahwa di hari kiamat nanti ketika manusia dikumpulkan di padang mahsyar, matahari akan didekatkan sejarak satu mil di atas kepala-kepala manusia. Maka kala itu manusia berkeringat berdasarkan amalannya ketika hidup di dunia, ada yang keringatnya mencapai kedua mata kakinya, ada yang mencapai kedua lututnya, ada yang mencapai ke pinggangnya, dan ada juga yang keringatnya mencapai mulutnya hingga membungkamnya. Ketika itulah akan ada tujuh golongan manusia yang mendapat naungan Allah ta'ala. Rasululullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengabarkan tentang mereka dengan bersabda:
سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمْ اللَّهُ فِي ظِلِّهِ يَوْمَ لَا ظِلَّ إِلَّا ظِلُّهُ وَرَجُلٌ قَلْبُهُ مُعَلَّقٌ فِي الْمَسَاجِدِ
Ada tujuh golongan manusia yang akan Allah naungi (di hari kiamat kelak) ketika tidak ada naungan kecuali naungannya… (di antaranya adalah) laki-laki yang hatinya senantiasa bergantung kepada masjid.” (HR. Bukhari 660, Muslim 1031)
Dari hadits ini kita mengetahui bahwa di antara orang yang mendapat naungan itu adalah orang yang hatinya bergantung kepada masjid, yaitu mereka yang selalu rindu untuk mendatangi masjid, rindu dengan ketenangannya ketika berada di dalamnya, rindu dengan majelis ilmunya, rindu untuk berdzikir di dalamya, dan rindu untuk menunaikan shalat berjamaah bersama kaum muslimin di masjid. Intinya ia merasa rindu untuk selalu memakmurkan rumah-rumah Allah, sehingga hatinya bergantung kepada masjid.
Dengan keutamaan memakmurkan masjid yang demikian besar itu, maka berbahagialah orang-orang yang senantiasa memakmurkan rumah-rumah Allah atas pahala yang dijanjikan kepada mereka, yang mana pahala besar ini tidak akan didapatkan oleh orang-orang yang hanya diam dan cuma duduk-duduk saja di rumah-rumah mereka dan tidak mau memakmurkan masjid. Maka marilah kita menjadi orang yang ikut ambil bagian dalam meraih pahala yang besar ini, dengan senantiasa memakmurkan masjid dengan amalan-amalan yang tentunya tidak bertentangan dengan apa-apa yang telah dicontohkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabatnya radhiyallahu ‘anhum, sehingga kita mendapatkan pahala yang telah dijanjikan oleh Allah dan Rasul-Nya. Kalau bukan kita kaum muslimin yang memakmurkan masjid, siapa lagi yang akan melakukannya?


Abu Ibrohim Ari bin Salimin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.