Sunnah di dalam agama Islam adalah
setara dengan al-Qur’an, karena sama-sama wahyu dari Allah ta'ala. Oleh
karena itulah kita harus menjadikan sunnah sebagai hujjah (pedoman dan sumber
utama) dalam beragama sebagaimana al-Qur’an. Rasulullah shallallahu 'alaihi
wa sallam bersabda:
أَلاَ
إِنِّى أُوتِيتُ الْكِتَابَ وَمِثْلَهُ مَعَهُ
“Ketahuilah, sesungguhnya aku diberi al-Kitab (al-Qur’an) dan
yang sepertinya (Sunnah) bersamanya.” (HR. Abu Dawud 4606, Ahmad 17174, dinilai
shahih oleh Syaikh al-Albani dalam Shahihul Jami’ish Shaghir 2643)
Seorang
Muslim Harus Mentaati Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam
Allah subhanahu wa ta'ala telah berfirman:
وَمَا
كَانَ لِمُؤْمِنٍ وَلَا مُؤْمِنَةٍ إِذَا قَضَى اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَمْرًا أَنْ
يَكُونَ لَهُمُ الْخِيَرَةُ مِنْ أَمْرِهِمْ وَمَنْ يَعْصِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ
فَقَدْ ضَلَّ ضَلَالًا مُبِينًا
“Dan
tidaklah pantas bagi laki-laki yang beriman dan perempuan yang beriman, apabila
Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada pilihan (yang
lain) bagi mereka tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan
Rasul-Nya, maka sungguh ia telah tersesat dengan kesesatan yang nyata.”
(QS. al-Ahzab [33]: 36)