Senin, 24 Desember 2018

KEDUDUKAN SUNNAH DALAM SYARI’AT ISLAM


Sunnah di dalam agama Islam adalah setara dengan al-Qur’an, karena sama-sama wahyu dari Allah ta'ala. Oleh karena itulah kita harus menjadikan sunnah sebagai hujjah (pedoman dan sumber utama) dalam beragama sebagaimana al-Qur’an. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
أَلاَ إِنِّى أُوتِيتُ الْكِتَابَ وَمِثْلَهُ مَعَهُ
“Ketahuilah, sesungguhnya aku diberi al-Kitab (al-Qur’an) dan yang sepertinya (Sunnah) bersamanya.” (HR. Abu Dawud 4606, Ahmad 17174, dinilai shahih oleh Syaikh al-Albani dalam Shahihul Jami’ish Shaghir 2643)
Seorang Muslim Harus Mentaati Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam
Allah subhanahu wa ta'ala telah berfirman:
وَمَا كَانَ لِمُؤْمِنٍ وَلَا مُؤْمِنَةٍ إِذَا قَضَى اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَمْرًا أَنْ يَكُونَ لَهُمُ الْخِيَرَةُ مِنْ أَمْرِهِمْ وَمَنْ يَعْصِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ ضَلَّ ضَلَالًا مُبِينًا
Dan tidaklah pantas bagi laki-laki yang beriman dan perempuan yang beriman, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada pilihan (yang lain) bagi mereka tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya, maka sungguh ia telah tersesat dengan kesesatan yang nyata.” (QS. al-Ahzab [33]: 36)

Jumat, 21 Desember 2018

MAKNA SUNNAH


Sebagai orang Islam, tentunya kita sering mendengar istilah sunnah. Namun banyak juga di antara kita yang kurang mengetahui apa itu arti dari sunnah. Bahkan mungkin ada sebagian yang bingung, ketika ternyata ia mendapati bahwa sunnah tidak hanya memiliki satu makna. Maka pada tulisan ini insyaallah akan dijelaskan tentang makna sunnah. Semoga bisa dipahami dan bermanfaat.
Makna Secara Bahasa
Sunnah secara bahasa adalah jalan dan juga perjalanan, yang baik ataupun buruk. (Lisanul Arab 13/225, lihat Wasathiyah Ahlis Sunnah bainal Firaq karya Syaikh Muhammad Bakarim Muhammad Ba’abdillah hafidzahullah hal. 29)

Sabtu, 08 Desember 2018

WAJIBNYA MENELADANI RASULULLAH DALAM BERIBADAH


Saudara-saudariku kaum muslimin dan muslimah yang semoga senantiasa dirahmati oleh Allah ta'ala.
Tujuan Hidup Kita Adalah untuk Beribadah
Sebagai seorang manusia, kita menjalani kehidupan di dunia ini semenjak dilahirkan hingga kita meninggal dunia. Kita pun menjalani aktifitas kehidupan sebagaimana makhluk hidup yang lainnya. Hanya saja Allah membedakan kita dengan makhluk lainnya, Allah subhanahu wa ta'ala menciptakan kita untuk satu tujuan yang sangat mulia, yaitu untuk mentauhidkan-Nya, dengan beribadah hanya kepada-Nya saja. Dalam ayat yang insyaallah tak asing lagi bagi kita, Allah ta'ala berfirman:
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia kecuali agar mereka beribadah kepada-Ku.” (QS. adz-Dzariyat [51]: 56)

Kamis, 29 November 2018

JANGANLAH RAGU UNTUK TERUS MENUNTUT ILMU


Terkadang seorang penuntut ilmu merasa minder dan seperti putus asa, ketika ia merasa kesusahan dalam menghafalkan ilmu yang ditugaskan oleh gurunya. Bahkan ketika ia telah merasa tertinggal jauh dari teman-temannya, ia merasa tidak mampu lagi dan memutuskan untuk berhenti menuntut ilmu. Hingga akhirnya diapun terputus mendapatkan ilmu dari gurunya.
Sebenarnya tidak perlu sampai seperti itu. Justru keadaannya terus bersama ilmu dengan berusaha menghafalnya dan memahaminya adalah lebih baik, daripada kesendiriannya tanpa kesibukan menuntut ilmu.
Kesabaran seseorang dalam menuntut ilmu adalah bernilai ibadah di sisi Allah.
Saudara saudariku para penuntut ilmu... Semoga Allah menjagamu dan memudahkan urusanmu.
Permasalahannya bukanlah pada seberapa cepat engkau paham dan hafal, tapi ada pada seberapa besarkah usahamu untuk mendapatkan ilmu dan mengamalkannya.

Senin, 26 November 2018

TAK PERLU MINDER


Bila engkau kalah dalam ketampanan, kecantikan, kekayaan, kecerdasan, dan kelebihan dunia yang lainnya. Maka tak perlu engkau merasa minder ataupun putus asa.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah bersabda:
عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رضي الله عنه أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ: إِنَّ اللهَ لَا يَنْظُرُ إِلَى صُوَرِكُمْ وَأَمْوَالِكُمْ وَلَكِنْ يَنْظُرُ إِلَى قُلُوْبِكُمْ وَأَعْمَالِكُمْ
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada rupa dan harta kalian, tetapi yang Dia lihat adalah hati dan perbuatan kalian.” (HR. Muslim 2564)

Kamis, 22 November 2018

HADITS KE 09: KEUTAMAAN MENGURUSI JANDA DAN ORANG-ORANG MISKIN


عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رضي الله عنه أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ: (( السَّاعِيْ عَلَى الأَرْمَلَةِ وَالْمِسْكِيْنِ كَالْمُجَاهِدِ فِيْ سَبِيْلِ اللهِ، - وَأَحْسِبُهُ قَالَ - وَكَالْقَائِمِ الَّذِيْ لَا يَفْتُرُ وَكَالصَّائِمِ لَا يُفْطِرُ ))
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Orang yang mengurusi para janda dan orang-orang miskin adalah seperti orang yang berjihad di jalan Allah -dan aku (perawi) mengira beliau pun bersabda- seperti orang yang shalat malam terus menerus, dan seperti orang yang berpuasa tanpa berbuka.” (HR. Bukhari 5353 dan Muslim 2982)
Hadits ini dengan begitu jelas menunjukkan akan besarnya keutamaan mengurusi janda dan orang-orang miskin, dengan memenuhi kebutuhan mereka atau membantu meringankan beban mereka. Sesungguhnya para janda dan orang-orang miskin perlu mendapat perhatian di dalam sebuah masyarakat. Mereka adalah orang-orang yang lemah, dan Allah menolong umat ini dikarenakan orang-orang lemah di antara kita.

Selasa, 13 November 2018

MENETAPI TAKWA


Abu Abdillah ar-Rudzbari rahimahullah berkata:
التَّقْوَى مُجَانِبَةُ مَا يُبْعِدُكَ عَنِ اللهِ
Takwa adalah menghindari apa saja yang membuatmu jauh dari Allah.”
(Ar-Risalatul Qusyairiyah hal. 52, lihat Mawa’idush Shalihina wash-Shalihat karya Syaikh Hani al-Hajj hafidzahullah hal. 391)
--------
An-Nashrabadi rahimahullah berkata:
مَنْ لَزِمَ التَّقْوَى اِشْتَاقَ إِلَى مُفَارَقَةِ الدُّنْيَا، لِأَنَّ اللهَ سُبْحَانَهُ يَقُوْلُ: وَالدَّارُ الْآخِرَةُ خَيْرٌ لِلَّذِينَ يَتَّقُوْنَ أَفَلَا تَعْقِلُونَ
Siapa yang menetapi ketakwaan, ia akan merindukan perpisahan dengan dunia, karena Allah subhanahu wa ta'ala telah berfirman: ‘Dan kampung akhirat itu lebih baik bagi mereka  yang bertakwa. Maka apakah kamu sekalian tidak mengerti? (QS. al-A’raf [7]: 169)”
(Ar-Risalatul Qusyairiyah hal. 56, lihat Mawa’idush Shalihina wash-Shalihat karya Syaikh Hani al-Hajj hafidzahullah hal. 391)
--------
www.ahsanary.blogspot.com

Senin, 29 Oktober 2018

SHALATMU SHALATMU!


Allah subhanahu wa ta'ala Sang Pencipta alam semesta mewajibkan shalat fardhu lima waktu. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam Sang Nabi penunjuk jalan menuju surga juga telah memerintahkan untuk shalat.
Para ulama, ahli ilmu, serta penuntut ilmu, mereka sibuk membahas hukum-hukum tentang wudhu dan shalat, syarat sahnya, rukun-rukunnya, wajibnya, sunnahnya, keutamaannya, pembatal-pembatalnya, hal-hal yang mengurangi pahalanya, hikmahnya, tata caranya, bacaan-bacaan doa dan dzikirnya, jamak dan qasharnya, daaaaan lain sebagainya...
Ada orang mengaku beragama Islam dengan entengnya meninggalkan shalat. Seolah-olah masalah shalat tidak ada pentingnya sama sekali.

Kamis, 18 Oktober 2018

AMALAN YANG DITERIMA


Sebagai seorang muslim, pastilah kita ingin agar amalan ibadah kita diterima oleh Allah subhanahu wa ta'ala, sehingga menjadi amalan yang berpahala dan bisa memasukkan kita ke dalam surga. Bayangkan saja, betapa ruginya seseorang yang telah lelah beramal, namun amalannya itu tak diterima oleh Allah ta'ala sedikitpun. Ibarat orang yang lelah bekerja, namun ketika tiba masa gajian, ternyata ia tak mendapat gaji sepeserpun. Oleh karena itulah orang-orang yang takut kepada Allah khawatir kalau-kalau amalannya tidak diterima.
Abdul ‘Aziz bin Abi Rawwad rahimahullah berkata:
أَدْرَكْتُهُمْ يَجْتَهِدُوْنَ فِيْ العَمَلِ الصَّالِحِ، وَإِذَا فَعَلُوْهُ وَقَعَ عَلَيْهِمُ الْهَمُّ، أَيُقْبَلُ مِنْهُمْ أَمْ لَا
“Aku mendapati mereka para Salafush Shalih bersungguh-sungguh dalam amal shalih, dan apabila mereka telah selesai beramal, muncullah dalam diri-diri mereka rasa bimbang bahwasanya apakah amalan mereka itu diterima ataukah tidak.” (Lathaiful Ma’arif hal. 376)

Selasa, 25 September 2018

DI ANTARA KETELADANAN ULAMA


Syaikh Sulaiman ar-Ruhaily hafidzahullah, seorang guru besar untuk fatwa di Universitas Islam Madinah dan pengajar di Masjid Nabawi membaca sebuah lembar pertanyaan. Penanya memulai pertanyaannya dengan sapaan kepada beliau:
“Wahai Samahatusy Syaikh…”
Maka sambil tersenyum Syaikh Sulaiman mengucapkan:
“Aku bukan Samahatu, tapi aku Sulaiman ar-Ruhaily.”
Demikianlah di antara ketawadhuan ulama, beliau enggan digelari dengan pujian, padahal beliau layak dipuji. Betapa ahli ilmu selalu berusaha menjaga hatinya agar selalu ikhlas dan menjauhi hal-hal yang bisa mengurangi keikhlasannya.

Senin, 24 September 2018

SYARAT-SYARAT KALIMAT LAA ILAAHA ILLALLAAH


Kalimat laa ilaaha illallaah memiliki syarat-syarat yang harus dilaksanakan oleh orang yang mengucapkannya agar bisa mendapatkan keutamaan yang begitu agung, yaitu masuk ke dalam surga dan dijauhkan dari neraka. Barangsiapa yang hilang darinya satu atau lebih dari syarat-syarat yang ada, maka kalimat tauhid ini tidak memberi manfaat baginya. Berdasarkan al-Qur’an dan hadits, para ulama menjelaskan bahwa syarat-syarat kalimat laa ilaaha illallaah ada tujuh, yaitu: ilmu, yakin, ikhlas, jujur, cinta, tunduk patuh, dan menerima. Sebagaimana hal ini diungkapkan dalam sebuah sya`ir oleh ulama yang bernama Hafidz bin Ahmad al-Hakami rahimahullah dalam Mandzumah Sullamul Wushul di bait yang ke 92-95:

Kamis, 20 September 2018

KEUTAMAAN DUA KALIMAT SYAHADAT


Asyhadu allaa ilaaha illallaah wa`ashadu anna muhammadan rasuulullaah (saya bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak diibadahi dengan benar kecuali Allah dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah).” Ini adalah dua kalimat syahadat (persaksian) yang merupakan inti ajaran Islam dan selalu kita baca dalam shalat-shalat kita. Dua kalimat syahadat ini memiliki banyak keutamaan yang akan didapatkan oleh orang-orang yang meyakininya, mengucapkannya, dan mengamalkan kandungannya. Keutamaan inti dan yang paling besar adalah bahwa dua kalimat syahadat ini menjadi penyebab mutlak keselamatan seseorang dari siksa api neraka dan dimasukkan ke dalam surga. Karena kalimat syahadat adalah kalimat tauhid, barangsiapa tidak bertauhid maka ia adalah orang musyrik atau kafir dan tidak akan pernah bisa masuk ke dalam surga selama-lamanya.

Selasa, 18 September 2018

MAKNA DUA KALIMAT SYAHADAT (Bagian 02 -terakhir-)


Makna Syahadat Muhammad Rasulullah
Syahadat yang kedua adalah syahadat Muhammad Rasulullah (persaksian bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah). Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam adalah seorang hamba dan rasul (utusan) Allah yang mendapat wahyu dari-Nya. Allah mengutus beliau untuk menyampaikan wahyu tersebut kepada seluruh umat manusia, dan beliau adalah utusan Allah yang terakhir, beliau adalah penutup para Nabi dan Rasul 'alaihimussalam.
Allah subhanahu wa ta'ala berfirman:
مَا كَانَ مُحَمَّدٌ أَبَا أَحَدٍ مِنْ رِجَالِكُمْ وَلَكِنْ رَسُولَ اللَّهِ وَخَاتَمَ النَّبِيِّينَ
Muhammad itu bukanlah bapak dari seseorang di antara kalian, tetapi dia adalah utusan Allah dan penutup para Nabi.” (QS. al-ahzab [33]: 40)

Senin, 17 September 2018

MAKNA DUA KALIMAT SYAHADAT (Bagian 01)


Sebagai seorang muslim atau sebagai orang yang mengucapkan dua kalimat syahadat, kita haruslah mengetahui maknanya agar bisa mengamalkannya, sehingga kita menjadi muslim sejati yang akan mendapatkan keutamaan dua kalimat syahadat yang telah kita ucapkan. Yang mana dua kalimat syahadat ini adalah syarat mutlak seseorang bisa meraih kebahagiaan di akhirat berupa surga.
Makna Syahadat Laa Ilaaha Illallaah
Sesungguhnya kalimat laa ilaaha illallaah adalah kalimat tauhid, maksudnya bahwa kalimat ini mengandung makna yang agung berupa keharusan mengesakan Allah subhanahu wa ta'ala, yaitu menjadikan Allah sebagai satu-satunya sesembahan dengan memurnikan ibadah hanya kepada-Nya saja dan meninggalkan perbuatan menjadikan tandingan bagi Allah (kesyirikan) dengan segala macam bentuknya. Kalimat laa ilaaha illallaah mengandung makna لَا مَعْبُوْدَ بِحَقٍّ إِلَّا اللهُ (tidak ada sesembahan yang berhak diibadahi dengan benar selain Allah).

Kamis, 23 Agustus 2018

AKU PULANG PAK… AKU PULANG BU...

Seorang anak merasa senang setelah mendapat gaji bulanannya yang ke sekian kalinya. Kali ini ia bergembira karena telah merasa memiliki cukup simpanan di tabungannya, sehingga ada sedikit dari gajinya yang bisa ia sisihkan untuk ia berikan kepada kedua orang tuanya yang selama ini telah membesarkannya.
Ia pun pulang dari perantauannya setelah tiba masa libur kerja. Hanya beberapa hari saja, tidak lama. Beberapa hari yang bisa ia sempatkan dari sekian lama berpisah dengan kedua orang tuanya. Kali ini ia baru sempat untuk berkunjung menemui orang tuanya yang telah lama ia tinggalkan.
Sesampainya di rumah orang tuanya, si anak menyalami bapak dan ibunya yang telah beranjak tua. Ia pun berbahagia sekali bisa kembali melihat wajah kedua orang tuanya yang telah merawatnya sejak bayi.

Selasa, 14 Agustus 2018

KETIKA KITA MENDAPAT NASEHAT


Terkadang, seseorang membaca atau mendapatkan nasehat, kemudian ia merasa nasehat itu bermanfaat dan menyentuh hatinya. Maka ia pun ingin agar orang lain mendapatkan nasehat yang telah ia dapatkan. Ia pun menyebarkannya, sehingga ia berharap agar nasehat itu juga bermanfaat untuk saudara saudarinya sesama kaum muslimin.
Bukan Berarti Karena Merasa Lebih Baik
Oleh karena itu, ketika ada saudara kita yang membagikan sebuah pesan nasehat, tidak mesti karena dia itu merasa lebih baik dari yang lainnya. Tapi justru dia ingin agar kita juga mendapatkan manfaat sebagaimana ia telah mendapat manfaat dari yang ia bagikan itu. Justru dia adalah orang yang peduli dengan kebaikan kita, ia sedang mengamalkan sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam:
لَا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لِأَخِيهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ
“Tidak beriman salah seorang di antara kalian (dengan keimanan yang sempurna), sehingga ia mencintai (kebaikan) untuk saudaranya sebagaimana ia mencintai (kebaikan) untuk dirinya.” (HR. Bukhari 13 dan Muslim 45)

Jumat, 10 Agustus 2018

MENDIDIK DENGAN KETELADANAN


Salah satu hal yang bisa kita dapatkan dari psikologi perkembangan anak, adalah bahwasanya mereka sangat mudah meniru dan mempraktekkan ucapan ataupun perbuatan yang mereka lihat atau mereka dengar.
Apa yang dilihat atau didengar oleh anak dari orang tuanya atau selainnya, bisa sangat memberikan pengaruh bagi mereka, terutama dalam pembentukan akhlak mereka.
Bahkan meskipun mereka tidak diajari secara langsung dengan perkataan, misalnya: "Kamu harus begini ya! Kamu harus begitu ya!" Anak-anak bisa langsung menangkap dan mencontoh apa yang mereka lihat.
Kita pun bisa menyaksikan hal ini pada anak-anak di sekitar kita, atau bahkan pada anak kita sendiri. Entah itu dari ucapan mereka, perbuatan mereka, penampilan mereka, dan yang lainnya.

Kamis, 19 Juli 2018

TERIMA KASIH KITA UNTUK MEREKA


Ada kalanya atau mungkin sering, kita mendapatkan bantuan, hadiah, atau kebaikan dari seseorang, entah itu saudara, kerabat, tetangga, teman, atau bahkan dari orang yang tak kita kenal. Terkadang kebaikan itu tiba di saat-saat kita sedang sangat membutuhkannya.
Di samping itu, mereka justru nampak merasa senang dan seolah-olah justru berterima kasih karena kita mau menerimanya. Begitu nampak mereka tak membutuhkan balasan ataupun ucapan terima kasih kita. Sungguh akhlak yang sangat mulia dan kedermawanan yang begitu menawan.
Sehingga kita pun terharu, senang, tak menyangka, merasa sangat berhutang budi, dan berterima kasih sekali. Terkadang ketika kita ingin membalas kebaikan mereka, ternyata apa daya kita pun tak bisa membalasnya karena kita memang sedang kesusahan atau tak ada kesempatan.

Sabtu, 14 Juli 2018

KAKIMU AURATMU


Alhamdulillah, kini kita dapati semakin banyak saudari-saudari kita yang sadar untuk menutup auratnya saat keluar rumah atau saat ada yang bukan mahramnya, bahkan semakin bertambah pula muslimah-muslimah yang mengenakan cadar.
Namun terkadang, kita dapati wanita muslimah yang berhijab, ada yang tidak menutupi kakinya yang bagian bawah atau tidak memakai kaos kaki, padahal kaki bagian bawah juga termasuk aurat yang harus ditutupi. Mereka pun beralasan:
"Ah.. kan cuma di depan rumah, kan cuma sebentar, kan gak ada yang lihat..."
Saudariku, semoga Allah menjagamu dan memudahkan urusanmu. Seorang muslim dan muslimah dituntut untuk selalu bertakwa sesuai kemampuannya. Sebagai manusia, setiap kita pasti tahu akan kemampuannya masing-masing.

Rabu, 11 Juli 2018

DI BALIK NASEHAT MEREKA


Mungkin terkadang kita merasa risih, ketika sering mendapat nasehat dari orang yang paham agama atau orang yang peduli dengan agamanya, agar kita selalu bertakwa, selalu mentaati Allah dan menjauhi larangan-Nya. Entah itu orang tua, saudara, kerabat, ustadz, teman atau bahkan dari orang yang belum begitu kita kenal. Bahkan mungkin kita tak malu-malu memprotes dan mendebatnya.
Disuruh inilah, diajak itulah...
Gak boleh ini lah, gak boleh itu lah...
Sehingga kita pun bermuka masam.
Namun ingatlah, di sisi lain kita mesti sadar, bahwa mereka melakukan hal itu adalah karena mereka peduli dengan kita, peduli dengan keselamatan kita, di dunia maupun di akhirat.

Kamis, 21 Juni 2018

WAHAI SUAMI, ENGKAULAH PENANGGUNG JAWAB


Saudara-saudaraku, ketahuilah bahwa seorang suami yang tidak mau mempelajari dan mengamalkan agamanya berarti ia menjerumuskan dirinya dan keluarganya ke dalam api Neraka. Karena Allah subhanahu wata'ala telah berfirman:
يا أَيُّهَا الَّذينَ آمَنوا قوا أَنفُسَكُم وَأَهليكُم نارًا
Wahai orang-orang yang beriman jagalah diri kalian dan keluarga kalian dari api neraka.” (QS. at-Tahrim [66]: 6)
Bagaimana pula seorang suami bisa menjaga diri dan keluarganya dari api neraka jika ia tidak peduli dengan agama dirinya dan keluarganya, sedangkan tidak ada keselamatan kecuali dengan mengamalkan Islam?!
Bagaimana ia membimbing anak istrinya menuju surga, sedangkan ia tidak paham jalan menuju surga dan jalan-jalan menuju neraka?!

Senin, 18 Juni 2018

APA KAMU TIDAK TAKUT?


Saudaraku...
Saudariku...
Yang tenggelam dalam lumpur kemaksiatan...
Sekarang mungkin tak ada yang memaksamu untuk shalat, puasa, melaksanakan ketaatan dan meninggalkan kemaksiatan.
Sehingga engkau pun leluasa melalaikan dan meninggalkan kewajiban Allah yang telah Dia tetapkan, serta engkau pun merasa bebas melakukan kemaksiatan...
Namun bagaimana menurutmu, jika kelak engkau DIPAKSA masuk ke dalam NERAKA yang menyala-nyala, mampukah engkau menolaknya??!
Maka saudara dan saudariku yang masih betah berada dalam dosa-dosa besar dan meninggalkan berbagai macam kewajiban agama Islam, takutlah kepada Allah. Ingatlah ancaman yang begitu mengerikan bagi orang-orang yang durhaka kepada Allah Sang Penguasa hari pembalasan.
Tubuh kita pasti tak akan mampu menahan pedihnya siksa api Neraka yang teramat dahsyat.

Sabtu, 16 Juni 2018

GODAAN TERBESAR BAGI LAKI-LAKI


عَنْ أُسَامَةَ بْنِ زَيْدٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا، عَنِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم قَالَ: مَا تَرَكْتُ بَعْدِي فِتْنَةً أَضَرَّ عَلَى الرِّجَالِ مِنَ النِّسَاءِ
Dari Usamah bin Zaid radhiyallahu ‘anhuma, dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda: “Tidaklah aku meninggalkan setelahku nanti, sebuah ujian yang lebih berbahaya bagi laki-laki melebihi godaan wanita.” (HR. Bukhari 5096 dan Muslim 2740)
Hadits ini menunjukkan kepada kita akan besarnya fitnah (ujian) wanita. Bahkan ia adalah sebesar-besar godaan bagi laki-laki yang bisa membuatnya lalai dari agamanya.

Kamis, 14 Juni 2018

DUA GOLONGAN MANUSIA SEUSAI RAMADHAN


Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
            Alhamdulillah, segala puji bagi Allah, semoga shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada Nabi kita Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam, kepada keluarganya, para sahabatnya, dan orang-orang yang mengikuti beliau hingga akhir zaman.
Kaum muslimin dan Muslimah yang semoga senantiasa dirahmati oleh Allah ta'ala.
            Pada hari ini, kita telah berada di bulan Syawwal, satu Syawwal. Hari ini adalah hari raya kita. Ya, hari raya Idul Fitri. Kaum muslimin pun bergembira di hari ini. Bergembira karena apa? Karena kita telah mendapat kesempatan dan karunia yang besar bisa bertemu dengan bulan Ramadhan hingga selesai. Bulan Ramadhan adalah bulan yang mulia, bulan penuh berkah, banyak keutamaan lagi ampunan dan pahala ada di sana.

Sabtu, 09 Juni 2018

MASIH ADA KESEMPATAN MERAIH AMPUNAN


Saudara saudariku kaum muslimin dan muslimat, yang semoga senantiasa dirahmati oleh Allah subhanahu wa ta'ala.
Telah datang bulan Ramadhan yang mulia lagi penuh keberkahan kepada kita. Bulan yang di dalamnya terdapat berbagai macam keutaman yang sangat amat besar. Ia hanya datang satu kali dalam setahun. Tak heran jika kedatangannya disambut sangat gembira oleh kaum muslimin. Bahkan orang-orang yang beriman dan orang-orang shalih mereka berlomba-lomba dalam ibadah mereka guna meraih ampunan dan pahala yang besar di bulan ini. Bagaimana tidak, sedangkan rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam telah bersabda:
إِذَا جَاءَ رَمَضَانُ فُتِّحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ وَصُفِّدَتِ الشَّيَاطِينُ
“Apabila bulan Ramadhan telah tiba, maka pintu-pintu surga dibuka dan pintu-pintu neraka ditutup, dan setan pun dibelenggu.” (HR. Bukhari 1898 dan Muslim 1079)

Kamis, 07 Juni 2018

PERHIASAN DUNIA TERINDAH


عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ: الدُّنْيَا مَتَاعٌ وَخَيْرُ مَتَاعِ الدُّنْيَا الْمَرْأَةُ الصَّالِحَةُ
Dari Abdullah bin Amr radhiyallahu ‘anhu, bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Dunia adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita shalihah.” (HR. Muslim 3716)
Dunia hanyalah sebuah perhiasan, bukan sesuatu yang pokok. Maka tak perlu bagi seorang hamba untuk terlalu larut mengejar dunia. Namun di antara perhiasan itu ada sesuatu yang paling baik, yaitu wanita shalihah. Maka merupakan sebuah kebahagiaan yang agung apabila seorang laki-laki bisa meraih sebaik-baik perhiasan ini dalam ikatan pernikahan.

Senin, 04 Juni 2018

UTAMAKAN AGAMANYA


عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، عَنِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم قَالَ: تُنْكَحُ الْمَرْأَةُ لأَرْبَعٍ: لِمَالِهَا وَلِحَسَبِهَا وَجَمَالِهَا وَلِدِينِهَا فَاظْفَرْ بِذَاتِ الدِّينِ تَرِبَتْ يَدَاكَ.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda: “Wanita itu dinikahi karena empat sebab; karena hartanya, nasabnya, kecantikannya, dan agamanya. Maka utamakanlah agamanya niscaya engkau akan beruntung.” (HR. Bukhari 5090 dan Muslim 1466)
Sesungguhnya pernikahan adalah salah satu bagian yang mulia dari kehidupan seorang muslim. Betapa tidak, Allah subhanahu wa ta'ala telah menyebutnya sebagai perjanjian yang kuat dalam al-Qur’an.
وَأَخَذْنَ مِنْكُمْ مِيثَاقًا غَلِيظًا
Dan mereka (isteri-isterimu) telah mengambil dari kamu perjanjian yang kuat.” (QS. an-Nisa’ [4]: 21)

Jumat, 01 Juni 2018

MENDIDIK DENGAN AKHLAK

Terkadang -atau bahkan lebih sering- mendidik dengan contoh akhlak itu lebih mengena daripada dengan kata-kata.
Terkadang -atau bahkan lebih sering- mendidik dengan contoh akhlak itu lebih mengena daripada dengan kata-kata.
Seorang anak yang selalu melihat bapaknya rajin ke masjid, rajin baca Qur’an, rajin ibadah... Tentu berbeda dengan seorang anak yang tiap hari melihat bapaknya rajin nonton televisi, jarang ke masjid, jarang baca qur'an, sering merokok, jarang ibadah... Berbeda!!
Seorang anak yang selalu melihat ibunya rajin baca Qur’an, rajin shalat, taat pada suami, tutur katanya lembut padanya, selalu menjaga aurat, rajin ibadah... Tentu berbeda dengan seorang anak yang hampir tiap hari melihat ibunya rajin nonton sinetron, suka dandan dan tanpa berjilbab ketika keluar rumah, sering teriak-teriak di depan suami, sering marah-marah, kurang rajin beribadah.... Berbeda!!

Minggu, 27 Mei 2018

MAAFKANLAH DIA


Saudari-saudariku… maafkanlah suamimu, bila dia seringkali tak mengerti keadaan perasaan hatimu dan bahasa isyaratmu, karena mereka bukanlah orang-orang yang perasa sebagaimana dirimu.
Tak jarang, mereka membutuhkan ungkapan kata-katamu untuk bisa memahamimu…
Membutuhkan ucapan lisanmu untuk bisa mengerti isi hatimu…
Tapi ketahuilah wahai saudariku, bahwa dibalik itu -insyaallah- mereka meyimpan perasaan simpati dan perhatian yang lebih besar yang mungkin sebelumnya tak kau duga.
Berbaik sangkalah kepadanya, dia adalah suamimu.

Jumat, 25 Mei 2018

BERHATI-HATILAH


Hendaknya seorang suami/istri janganlah merasa bahwa dirinyalah yang paling dibutuhkan oleh pasangannya, yang bisa menimbulkan rasa gengsi dalam dirinya, sehingga setan akan dengan mudah menggodanya dan melahirkan sifat sombong dalam dirinya.
Akhirnya dia merendahkan pasangannya dan melupakan semua kebaikannya.
Tentunya hal ini menyebabkan keguncangan dalam rumah tangganya dan bahkan bisa sampai meruntuhkannya.
Tetapi bersikaplah sebaliknya; seorang suami/istri merasa dialah yang lebih membutuhkan pasangannya sesuai kedudukannya sebagai seorang suami/istri, sehingga akan selalu ada rasa cinta dan kasih sayang dalam rumah tangganya, saling membutuhkan dan saling merindukan.

Rabu, 23 Mei 2018

HADITS KE 08: MENGUAP ADALAH DARI SETAN


عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رضي الله عنه أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ: (( التَّثَاؤُبُ مِنَ الشَّيْطَانِ، فَإِذَا تَثَاءَبَ أَحَدُكُمْ فَلْيَرُدَّهُ مَا اسْتَطَاعَ ))
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Menguap adalah dari setan, oleh karena itu apabila kalian menguap maka tolaklah semampunya.” (HR. Bukhari 3289 dan Muslim 2994)
Pernahkah anda melihat atau membayangkan seseorang yang sedang berbicara di hadapan orang-orang, tapi tiba-tiba ia membuka mulutnya selebar-lebarnya tanpa menutupnya, sehingga seolah-olah ia akan menyedot semua yang ada di hadapannya?! Belum lagi jika ditambah suara khas orang menguap yang keluar dari mulutnya: “Haaah”. Tentunya ini bukanlah pemandangan yang indah bukan?! Justru sebaliknya, kita pasti merasa risih dan tidak enak jika melihatnya.

Minggu, 20 Mei 2018

BERSYUKURLAH DAN DOAKANLAH MEREKA


BISA JADI, keberhasilanmu saat ini, kemudahanmu dalam urusanmu, kesuksesanmu dalam usahamu, kesembuhanmu dari penyakit yang menimpamu, kesenanganmu, kebahagiaanmu….
ADALAH karena Allah mengabulkan doa-doa yang dipanjatkan oleh orang-orang yang peduli kepadamu, peduli pada kebaikanmu; dari orang tuamu, kerabat-kerabatmu, suami/istrimu, teman-temanmu, ataupun saudara-saudaramu kaum muslimin yang bahkan bisa jadi engkau sendiri tidak tahu siapa dia.
MAKA bersyukurlah kepada Allah engkau memiliki mereka, doakanlah kebaikan untuk mereka, doakanlah orang-orang yang telah berbuat baik kepadamu siapapun mereka.

Minggu, 13 Mei 2018

ANTARA AMPUNAN ALLAH DAN SIKSANYA


Allah memang Maha Pengampun, tapi bukan berarti kemudian kita bermudah-mudahan dalam berbuat dosa karena mengandalkan ampunan Allah. Hingga terkadang, ketika ada seseorang yang berbuat maksiat kemudian diingatkan, ia malah berkata: “Tidak mengapa, Allah kan Maha Pengampun!”
Ketahuilah! Ini merupakan tipu daya setan.
Ya, benar. Allah memang Maha Pengampun, namun ingat! Allah juga amat keras siksaan-Nya.
Siapa pula yang dapat menjamin bahwa dosa-dosa kita diampuni dan kita terbebas dari siksa-Nya?!

Jumat, 11 Mei 2018

ORANG-ORANG YANG PEDULI PADAMU


Saudara dan saudariku, ingatlah bahwa hidup ini adalah kehidupan yang singkat dan fana. Berapapun lamanya seseorang hidup di dunia, ia pasti akan mati juga. Tinggallah ia setelah itu di kehidupan yang sebenarnya, yaitu kehidupan akhirat yang tak ada ujungnya. Hidup ini adalah ujian menuju surga. Maka seorang manusia haruslah ia mengikuti aturan dari Sang Pencipta, agar ia bisa selamat di kehidupan dunia dan di kehidupan setelahnya.
Meski demikian, begitu banyak manusia lalai akan aturan Allah Sang Pencipta, lalai dari kehidupan akhirat yang kekal abadi selama-lamanya. Hingga Allah pun berfirman:
أَلْهَاكُمُ التَّكَاثُرُ حَتَّى زُرْتُمُ الْمَقَابِرَ
Bermegah-megahan telah melalaikan kamu, hingga kamu masuk ke dalam kubur.” (QS. at-Takatsur [102]: 1-2)

Selasa, 08 Mei 2018

HADITS KE 07: KEUTAMAAN HAJI DAN UMRAH


عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رضي الله عنه أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ: (( الْعُمْرَةُ إِلَى الْعُمْرَةِ كَفَّارَةٌ لِمَا بَيْنَهُمَا وَالْحَجُّ الْمَبْرُوْرُ لَيْسَ لَهُ جَزَاءٌ إِلَّا الْجَنَّةُ ))
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Umrah yang satu ke umrah berikutnya merupakan penebus kesalahan di antara keduanya, dan haji mabrur itu tidak ada balasan baginya kecuali surga.” (HR. Bukhari 1773 dan Muslim 1349)
Haji dan umrah adalah merupakan ibadah mulia yang tidak setiap muslim Allah berikan kemampuan untuk melaksanakannya. Bahkan haji adalah salah satu di antara rukun Islam yang lima. Berbahagialah orang-orang yang dikaruniai kemampuan untuk melaksanakannya, karena ada pahala yang besar di sana.

Senin, 16 April 2018

DI ANTARA NIKMAT ALLAH TA'ALA


Saat kita membaca tulisan ini, berarti kita sedang merasakan nikmat Allah yang amat besar.
Apakah itu?
Mata.
Cobalah renungkan nikmat yang begitu besar ini, begitu banyak sekali manfaat yang kita dapatkan dan rasakan bukan…?!
Kemudian bayangkanlah jika Allah tidak memberikan nikmat ini kepada kita, atau Dia mencabut nikmat ini dari kita seketika, pasti begitu banyak kesusahan yang akan kita rasakan bukan??
Pertanyaan lain, pernahkah kita meminta kepada Allah nikmat mata ini?

Minggu, 08 April 2018

ADUKANLAH KEPADA-NYA

Mungkin saat ini engkau sedang bersedih, mungkin saat ini engkau menangis…
Tak perlu berlarut-larut dalam kesedihan, engkau punya Rabb yang selalu mendengar apa yang engkau ungkapkan.
Adukanlah kepada-Nya, mintalah petunjuk dan solusi kepada-Nya.
Berbaik sangkalah kepada-Nya, Ia pasti memberimu yang terbaik, jika tidak di dunia maka di akhirat kelak, atau bahkan kedua-duanya.
Allah yang lebih mengetahui apa yang terbaik untuk kita, sedangkan kita tidak tahu.
Semua yang menimpa kita pasti ada hikmahnya.
Pandai-pandailah mengambil pelajaran.

Senin, 19 Maret 2018

MENGAPA UCAPAN SALAF LEBIH BERMANFAAT?


قِيْلَ لِحَمْدُوْنَ بْنِ أَحْمَدَ: مَا بَالُ كَلَامُ السَّلَفِ أَنْفَعُ مِنْ كَلَامِنَا؟ قَالَ: لِأَنَّهُمْ تَكَلَّمُوْا لِعِزِّ الإِسْلَامِ وَنَجَاةِ النُّفُوْسِ وَرِضَى الرَّحْمَنِ، وَنَحْنُ نَتَكَلَّمُ لِعِزِّ النُّفُوْسِ وَطَلَبِ الدُّنْيَا وَرِضَا الخَلْقِ
Pernah dikatakan kepada Hamdun bin Ahmad rahimahullah: “Mengapa ucapan Salaf lebih bermanfaat dibanding ucapan kita?” Ia menjawab: “Karena mereka berkata untuk kemuliaan Islam, keselamatan jiwa, dan ridha ar-Rahman, sedangkan kita berkata untuk kemuliaan diri sendiri, mencari dunia, dan mencari ridha manusia.”

Selasa, 06 Maret 2018

MALU ADALAH BAGIAN DARI IMAN


عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ رضي الله عنه عَنِ النَّبِىِّ صلى الله عليه وسلم قَالَ: الإِيمَانُ بِضْعٌ وَسَبْعُونَ شُعْبَةً وَالْحَيَاءُ شُعْبَةٌ مِنَ الإِيمَانِ
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda: “Iman itu tujuh puluhan cabang, dan malu adalah salah satu cabang dari keimanan.” (HR. Muslim 35)
Hadits ini menjelaskan tentang keimanan, dimana keimanan itu seperti pohon yang memiliki pokok dan cabang, seperti yang Allah sebutkan dalam firman-Nya:
أَلَمْ تَرَ كَيْفَ ضَرَبَ اللَّهُ مَثَلًا كَلِمَةً طَيِّبَةً كَشَجَرَةٍ طَيِّبَةٍ أَصْلُهَا ثَابِتٌ وَفَرْعُهَا فِي السَّمَاءِ
Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit.” (QS. Ibrahim [14]: 24)